"EMAK HUA EMAK!"Seorang wanita yang sedang membaca majalah di kursi yang ada di teras rumahnya, menutup sebelah telinganya dengan tangan, dan satu telinganya lagi dengan majalah yang ia baca.
Gadis berbalut seragam SMP itu berlari kencang dan ngesot di lantai tepat di depan Rere. Rere juga merasa bingung,ada apa dengan Mela?
Jangan-jangan anaknya kesambet?
"Kenapa Mela?" tanya Rere lembut.
"MASA AKU DI JADIIN BABU SIH MA SAMA KAKAK KELAS AKU! IH KAN SEBEL MA!"
Rere terlonjak kaget karena teriakan anaknya yang sangat kencang mengalahkan suara panci yang terjatuh.
"GAK USAH NGEGAS MELA!"
"MAMA JUGA NGEGAS!"
"TAPI GAK USAH TERIAK DI DEPAN MAMA JUGA DONG!"
"MAMA JUGA TERIAK DI DEPAN MELA!"
"AU AH GELAP!" ucap Rere sebal, lalu berdiri dari duduknya. Wanita itu berjalan masuk ke dalam rumah. Mela diam mematung di tempat.
Yang anak itu Mela atau Rere?
"Itu tadi mama gue ya?" monolog Mela pelan sambil menggelengkan kepalanya.
"Ma," Mela berjalan menghampiri Rere yang tengah berada di dapur. Ternyata Rere sedang memasak untuk persiapan makan malam. Wanita itu duduk di kursi makan, memotong-motong sayuran.
"Hm?"
"Papa belum pulang?" tanya Mela. Mela menarik kursi lalu duduk dengan santai memperhatikan wanita yang Mela sayangi. Wanita yang telah melahirkannya.
"Belum lah. Emang tadi gak lihat halaman, gak ada mobil papa kan?"
"Hehehe kan langsung lari ke dalam rumah ma, gak lihat-lihat dulu. Emang mau nyebrang?" tanya Mela cengengesan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kirain aja ada mobil-mobilan tetangga lewat," Mela melongo.
"Apa sih ma? Mama gaje ih," ucap Mela tertawa renyah. Ternyata bukan Sergio saja yang gaje, mamanya juga. Sergio adalah teman dari kakak kelasnya yang sudah tega menjadikan Mela sebagai babu.
"Mandi sana. Keringat kamu banyak Mel," titah Rere kepada Mela. Anak gadisnya itu mengangguk menurut dan berjalan meninggalkan dapur.
"Assalamualaikum bidadarinya David," Rere mendengar suara berat seseorang. Siapa lagi kalau bukan suara David, suaminya tercinta.
"Waalaikumsalam, pangeran. Berasa masih muda," ucap Rere dengan senyum malunya.
David terkekeh, lalu mengecup singkat kening istrinya. Pria itu menaruh tas kerjanya di meja makan,karena lelah David pun duduk.
"Mela mana ma? Gak kelihatan?" tanya David celingak-celinguk.
"Lagi mandi dia. Lucu anak itu, datang sekolah teriak-teriak kayak ada maling," ucap Rere sembari memotong-motong sayuran.
"Teriak-teriak kenapa?" David meraih tangan Rere. Mengambil pisau yang Rere pegang. Rere tersenyum menatap David yang menggantikannya memotong sayuran.
"Gak tahu tuh, coba aja nanti tanya," kekeh Rere.
"Nanti malam aja ah, kan maunya sama mama mulu," gombalan David berhasil membuat pipi wanita itu bersemu merah. Lantas Rere mencubit pinggang suaminya.
TAMAT
🌸🌸
Penasaran sama cerita selanjutnya? Cek work aku The Most Wanted. Cerita tentang Mela, anak David dan Rere. Sebelum baca aku kasih tahu biar gak kecewa, cerita Mela gak banyak konflik. Konfliknya cuma di part-part yang akan menuju END. Cek kuy!
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIRE [END]
Teen FictionRere, gadis yang baru saja menginjak masa SMA itu harus bertemu dengan ketua OSIS yang dingin tapi tampan seperti David. Entah kenapa, jantungnya selalu dag dig dug karena David. Untung saja ia sudah putus dengan Gara, mantan pacarnya. David Si ke...