David duduk termenung di gedung rooftof sekolah sendirian. Hatinya sangatlah kacau. Ingin sekali dia menemui ayahnya. Tapi tidak sudi jika harus bertemu dengan mama tirinya.Gubrak!
"Aduh pantat gue," ringis seorang gadis yang baru saja mendobrak pintu dengan keras. David tersentak kaget dan menatap ke arah gadis yang sedang berjalan mendekat sambil mengusap-usap roknya yang kotor.
Lucu - batin David.
Rere. Gadis yang terjatuh tadi. Ia sengaja mendobrak pintu karena takut di kunci dari luar oleh David.
Rere duduk di samping David tanpa dipersilahkan. David menggenggam tangan Rere dengan erat dan diusapnya dengan halus.
"Jangan tinggalin aku," lirihnya.
Rere kaget. Kenapa David berbicara seperti itu seolah Rere akan pergi jauh meninggalkan nya.
"Nggak akan. Aku janji," ucap Rere. David melepaskan genggamannya dan memeluk Rere dengan erat.
Sudut bibir Rere terangkat.
"Aku janji bakal cepet halalin kamu biar bisa meluk sepuasnya," goda David. Rere melepaskan tangannya dan langsung memukul bahu David pelan.
"Mesum!"
"Hahahaha," David malah tertawa terbahak-bahak.
*****
"Nih baksonya," David menyordokan semangkuk bakso ke hadapan Rere. Rere girangnya minta ampun. Gadis itu memang kadang ceria, penakut, dan alay.
Rere menyendok sambal terlalu banyak,tangan Rere langsung dicekal oleh David.
"Why?" tanya Rere.
"Sambalnya kebanyakan itu. Kok satu sendok penuh?" tanya David.
"Ini baru satu sendok. Aku kan pengennya pedes. Gak banyak kok. 3 sendok aja," cengir Rere.
"What?! hmmpfft ," Rere langsung memasukan bakso ke mulut David agar tidak berisik. David langsung mengunyahnya walau ada rasa kesal.
"Berisik Dav. Iya nih cuma setengah sendok. Puas," kini giliran Rere yang kesal. David menahan untuk tidak terkekeh. Tapi tidak bisa. Ia tetap saja terkekeh.
"HAY HAY GUYS!"
David dan Rere memandang ke arah Bimo yang sedang berjalan bersama Ira,dan Aril bersama Manda.
Mereka semua duduk di depan David dan Rere.
"Makan apa tuh?" tanya Bimo melirik bakso di mangkuk David.
"Pecel! Udah tahu bakso nanya!" kesal David.
"Sabar ini ujian. Sabar ini ujian. Sabar ini uj--," Rere langsung memasukkan sambal ke mulut Bimo membuat empu-nya kepedasan dan meneguk dua gelas teh sekaligus.
"Ih itu punya gue Bim!" bentak Rere.
"Pedes Re, pedes," sungut Bimo.
David,Ira,Ariel,dan Manda tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Bimo yang sangat menyedihkan.
"Siapa suruh bawel. Nanya yang unfaedah lagi," cibir Rere.
"Udah yang,kasian Bimo tuh," kekeh David.
"Ya kan basa-basi Re. Biar dikira sahabat sejati," ucap Bimo memanyunkan bibirnya. Ira langsung menabok mulut Bimo.
"Jelek," cibir Ira.
"Hehe ampun!"
Ariel dan Bimo memesankan bakso masing-masing pasangannya. David masih ingin memandang Rere lebih lama.
"Jangan dilihatin kek gitu Dav," ujar Rere sambil mengunyah baksonya.
"Gak ah. Dari makan bakso lebih kenyang lihat wajahmu eaakk," gombal David.
"Receh," ucap Rere, Ira, Manda, Bimo dan Ariel bersamaan. David pun mengalihkan pandangannya pura-pura ngambek. Rere terkekeh geli.
"Udah yuk makan aja biarin David," ujar Rere.
"Eh?" David langsung memakan baksonya tanpa melirik Rere.
"Hahahaha!"
******
"Aku ada ekstra hari ini. Jadi gak bisa pulang bareng kamu gak apa-apa?" tanya Rere kepada David yang sedang bertengger di atas motornya.
"Iya gak apa-apa. Hati-hati ya. Ingat pesen aku. Jangan tinggalin aku," kata David.
Rere memiliki perasaan gak enak menyerang hatinya. Kenapa David selalu bilang seperti itu? Sudah dua kali David berbicara seperti itu.
"Siap pak ketos!" balas Rere.
"Ya udah sana. Di tungguin yang lain," kata David.
"Byeee!"
"Hati-hati, sayang," David memberikan kiss bay nya kepada Rere yang sudah sedikit menjauh.
"Perasaan gue kok gak enak ya?" gumam David.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIRE [END]
Roman pour AdolescentsRere, gadis yang baru saja menginjak masa SMA itu harus bertemu dengan ketua OSIS yang dingin tapi tampan seperti David. Entah kenapa, jantungnya selalu dag dig dug karena David. Untung saja ia sudah putus dengan Gara, mantan pacarnya. David Si ke...