DAVIRE 10 - (revisi)

13.9K 473 1
                                    

• Hati-hati dengan hati karena hati bisa sakit hati


Rere, gadis itu sangat tergesa-gesa menuju kelasnya. Dia bangun kesiangan akibat terlalu banyak nonton drama Korea sampai malam. Tidak tahu seperti apa Rere. Tak salah bahwa kebanyakan cewek suka menonton drama Korea sampai menangis bahkan di depan sang pacar.

"Eh!"

Rere terlelonjak kaget. Di kelasnya sudah ada guru killer. Guru baru lebih tepatnya. Bu Hana.

"Kamu?! Lari 5 kali dilapangkan!"

Tanpa menunggu ocehan selanjutnya,Rere langsung melempar tas-nya ke dalam kelas dan berjalan menuju lapangan.

"David?" gumam Rere lalu melangkah ke arah lapangan. David di sana.

***

"Eh Anjir pulpen gue Dav!"

David tidak menyahut. David tetap saja memainkan pulpen milik Bimo.

"David! "

"Apa?" tanya David cuek.

"Pulpen gue bego!"

"Kasih kek Vid," bujuk Aril

"Iya Vid, kasih aja." Sadam ikut menyahut.

"Vad vid vad vid. Lo kira gue Muvid?!" teriak David.

Muvid adalah teman sekelas David yang memakai kacamata. Dia adalah anak kutu buku. Lumayan cerdas.

Bu Indah memicingkan matanya. Sorotan tajam dapat ditangkap oleh David dan Bimo.

"David! Berdiri di lapangan hormat ke bendera!"

"Tapi—,"

"Cepetan!"

David menyerah. David melangkahkan kakinya untuk keluar dari kelas. Saat di lapangan,mata David melebar.

"Rere?" gumamnya.

***

Rere berjalan mendekati David yang sedang hormat ke bendera.

"Kamu dihukum?" tanya Rere.

Sudut bibir David terangkat," Iya."

"Kenapa?"

"Main bolpoin," jawab David enteng.

Tangan Rere mengepal," Kok jahat banget sih. Masa main bolpoin di hukum? Siapa yang ngehukum?" tanya Rere bertubi-tubi. David menghela napas panjang.

"Udah ah. Gak usah dipikirin. Ini jadinya kan kita ke temu," cengir David.

"Kamu?" lanjutnya.

Rere menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Ehem... Aku dihukum hehe. Kesiangan."

"Kenapa gak suruh jemput aku?" tanya David.

"Aku gak mau ngerepotin kamu Dav," lirih Rere.

"Gak repot kok. Kan aku pacar kamu," jawab David enteng.

"Tap—"

"DAVID RERE ! KENAPA KALIAN MALAH BERDUAAN DI SANA?! MAU SAYA BAWA KE KUA HA?!"

David dan Rere kompak menoleh ke arah suara. Ternyata Bu Hana sudah berkacak pinggang di sana.

"Nggak!"

"Boleh."

Bu Hana jadi pusing sendiri. Rere jawab nggak, David jawab boleh. Bu Hana memikirkan sebentar. Jadi David mau ke KUA.

"David Andrian Pratama!" tegur Bu Hana.

"Kalian berdua bersihin perpustakaan sekarang juga!"

Rere menunduk takut, sedangkan David tersenyum bahagia.

"Kenapa kamu malah senyum!?" tanya Bu Hana.

"Lumayan kan Bu, gak panas," jawab David lalu menarik tangan Rere menjauhi guru itu. Menjauh dari lapangan. Bu Hana memijit pelipisnya. Pusing memiliki anak murid seperti David dkk.

Di perpustakaan...

Rere sedang membereskan buku-buku yang ada di atas meja dan ia kembalikan ke rak dengan rapi. David pun sama. Tapi David tidak bisa fokus ke buku karena lebih sering memandang ke arah Rere. Rere nampak cantik di mata David.

"Kok di lihatin sih? Cepet di beresin," Rere merasa malu kalau terus-terusan dipandangi oleh David. Rere memang tidak cantik untuk fisik. Tapi untuk hati, perasaan dan sifat, dia sangat sempurna. Baik.

"Kenapa? Kok pipinya merah gitu?" goda David.

Rere jadi salah tingkah sendiri dan berjalan begitu saja,"Ap—apasih gak!"

"Woi Rere! Kamu mau ninggalin David sendirian?! Kalau diambil orang gimana?!" teriak David saat Rere benar-benar meninggalkannya. Rere berjalan menuju bangku baca yang ada di perpustakaan.

"Diambil orang gak apa-apa. Kalau hatinya ke aku aja!" balas Rere dengan teriakan.

David berlari menuju Rere dan duduk di depannya.

"Jago gombal nih sekarang?" goda David.

"Ih enggak!" Sangkal Rere. Rere membuka lembaran-lembaran novel yang ia baca.

"Kamu kok kayak manusia ya Re?" tanya David dengan polos nya.

Rere langsung memukul bahu David,"Kalau bukan manusia terus aku apa? Setan?!"

"Kayaknya. Hahahahaha!" tawa David pecah seketika. Rere cemberut karena di ledek oleh David. David memang keterlaluan. Pacarnya sendiri di bilang setan.

Hai readers. Vote and comennya ya. Makasih

DAVIRE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang