DAVIRE 12 - (revisi)

11.4K 418 0
                                    

"David, maafin Mama sayang," wanita itu menatap ke arah anak berseragam SMA dengan sendu. Sedangkan yang ditatap malah membuang pandangan sambil tersenyum miring.

Wanita itu menarik tangan remaja itu dengan lembut, tapi ditepis dengan kasar.

"Jangan pegang-pegang saya. Saya jijik sama anda! Anda itu bukan mama saya," bentak pemuda itu.

"Jaga omongan kamu David!" bentak pria tua yang berada di belakang wanita tadi.

"Sudahlah yah, kenapa sih? Semenjak mama meninggal, ayah selalu bela orang ini," kata David sambil menunjuk ke arah wanita itu.

"Karena dia mama kamu!" bentak pria tua itu.

"Iya, mama tiri lebih tepatnya," David meninggal kedua orang itu. Memilih pergi dari rumah menggunakan mobil sportnya.

Wanita yang David panggil sebagai mama saat bersama Rere itu adalah kakak dari mamanya yang sudah meninggal. David ingin saja memanggil wanita itu mama, karena David sangat menyayangi nya.

"Args!!" teriak David sekencang-kencangnya sambil menjambak rambutnya.

*****

David masih ingat masa-masa itu. Di mana masalah selalu datang kepadanya. Hingga suatu ketika takdir mempertemukan nya dengan gadis yang sedang gundah hati akibat diputuskan oleh kekasihnya. Rere. Dialah orangnya. Orang yang membuat hidup David lebih berarti dan bermanfaat.

"David! Yuuuhuuu!"

David memutar bola mata malas. Suara Bimo bergeming hingga ke seluruh kamar David. Bimo membuka pintu kamar David tanpa izin.

Bimo berlari dan meloncat ke kasur king size itu membuat sang pemilik kaget dan mengubah posisi menjadi duduk.

"Gila!" umat David sebal.

Bimo turun dari kasur dan main nyelonong begitu saja mengambil stik PS milik David.

"DAVID! ADA CALON MENANTU MAMA DI BAWAH!" teriak mama David.

David berlari menuruni tangga untuk menemui siapa yang dimaksud oleh mamanya.

"Kok gue di tinggal ya?" batin Bimo.

Ada seorang gadis, seumuran dengannya duduk manis di sofa memandang pemandangan luar rumah.

"Ekhem," dehem David.

Gadis itu menoleh.

"Rere?"

Oh, pantes mama bilangnya calon menantu - batin David.

Rere memasang wajah imutnya dan memberikan sebuah tas kresek berisi beberapa makanan. David cengo. Apakah Rere yang memasaknya?

David merebahkan diri di sofa warna hitam coklat itu.

"Kok mau ke sini gak bilang? Kan bisa aku jemput," lembut David.

Rere menggeleng."Nggak usah. Nanti kan ngerepotin," jawabnya.

"Kan aku pernah bilang, aku itu pacar kamu. Ya wajib repot dong."

Rere menyerah dan mengangguk," Iya-iya."

David membuka tas kresek itu."Ini yang masak siapa? Tante Aisyah?"

Rere menggeleng,"Aku."

"Calon istri idaman," gumam David pelan. Namun Rere dapat mendengarnya. Sudut bibir gadis itu terangkat.

"Mama!" teriak David.

Ava berjalan mendekati David dan Rere dan ikut bergabung di sana.

"Nak Rere, Tante kirim salam ya buat mama sama papa kamu Makasih makanannya," Rere tersenyum.

"Kalian kapan lulus? Biar cepet nikah," lanjut Ava. David dan Rere melototkan matanya. Bagaimana bisa Ava sudah berpikir kejauhan. Ujian saja masih lama.

"Masih lama ma," jawab David.

"KALIAN JAHAT!"

Sontak semua mata menatap ke arah Bimo dengan tatapan iba. David jadi lupa jika Bimo masih di atas tadi.

"Hai Bimo," sapa Rere.

"Eh Rere," Bimo ikut duduk," pantes David lari terbirit-birit tadi."

David menatap ke arah Bimo dengan tatapan horor.
Rere terkekeh.

"Yasudah Tante ke dapur dulu ya. Mau urus kerjaan," sahut Ava.

"Ngurusin kerjaan atau ngurusin kucing anggora," sindir David.

"Opsi ke dua," jawab Ava dengan kekehan. David, Rere, dan Bimo ikut tertawa.

DAVIRE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang