Pemuda itu sudah menunggu Rere di depan rumahnya. Nathan. Setelah berpamitan dengan Albi dan Aisyah, Rere berlari keluar rumah. Sedikit kecewa dengan David, tapi tak apalah. Ada Nathan yang bisa mengantarkan.Hening. Di atas motor sport orange itu tidak ada yang berbicara sepatah katapun. Rere memilih untuk memandangi jalan. Dari jalan, Rere bisa mengingat masa kecil yang ditinggalkan orang tua kandungnya.
"Turun!"
Ternyata Rere tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai di parkiran SMA Sakti Jaya. Nathan menerima helm yang disodorkan oleh Rere.
"Ih,itu siapa sama Rere. Ganteng banget."
"Habis Rendi, David, sekarang ada cowok baru lagi."
" Dasar murahan."
" Kurang apa Rendi."
" David udah ganteng."
" Gantengan yang itu lah."
Rere merasa risih dengan orang-orang yang mengomentarinya jelek-jelek. Kata murahan membuat kuping Rere menjadi merah.
"Ga usah pikiran. Udah ayo!"
Nathan menarik tangan Rere pergi dari parkiran.
Di belakang mereka ada David. David memperhatikan mereka berdua sejak tadi. "Murahan memang," gumamnya.
******
Kriiing.... Kriiing....
Bel masuk berbunyi. Rere sudah duduk rapi di bangkunya bersama Manda.
"Re, lo kenapa sih? Manyun terus?" tanya Manda.
"Gak apa-apa kok Man. Oh ya, Nathan pindah ke sini loh. Udah tahu kan?"
Manda mengetahui bahwa Rere sedang tidak baik-baik saja saat ini. Sepertinya ada masalah. Dari raut wajah Rere, Manda mengerti kalau Rere berusaha untuk biasa saja di depannya.
"Lo ke UKS aja ya. Muka lo pucet,"
Rere mengangguk. Manda menarik tangan Rere keluar kelas.
"Arkan! Gue sama Rere ke UKS ntar izinin ke bu Indah ya!"
"Iya!" teriak Arkan.
Langkah Manda berhenti. Rere juga ikut berhenti. Rere menyergitkan alisnya kebingungan. Gadis itu mengikuti arah mata Manda.
Betapa terkejutnya melihat David , Sadam, Bimo, dan Aril sedang bolos di lapangan basket.
Manda membawa Rere ke tengah lapangan menghampiri mereka.
"Ngapain lo di sini?!" ketus David kepada Rere.
Rere tidak menjawab. Marah dengan David karena tidak jadi menjemputnya. Kan Rere jadi tidak enak menolak Rendi.
"Rere sakit. Lo sewot sih," omel Manda.
"Cewek murahan emang," David menatap ke arah Rere serius."Putus dari pacar lamanya, terus sama Rendi, terus gue, sekarang cowok itu." nada suara David semakin meninggi.
Satu tetes air mata jatuh ke pipi Rere. Manda mengepalkan kedua tangannya.
"Eh, jaga omongan lo ya!" sungut Manda.
"Bener kan? Murahan? Dia gak bisa jawab kan?" David tertawa meremehkan.
"David, jaga emosi lo. Manda sama Rere itu perempuan," ujar Aril.
Aril suka dengan Manda. Tidak mungkin dia ikut-ikutan dalam hal ini.
"Diam lo. Eh, Re. Kemarin lo pelukan kan sama cowok itu. Dih, pacar baru, hahahaha. Lo laku terus gitu?" ujar David.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIRE [END]
TienerfictieRere, gadis yang baru saja menginjak masa SMA itu harus bertemu dengan ketua OSIS yang dingin tapi tampan seperti David. Entah kenapa, jantungnya selalu dag dig dug karena David. Untung saja ia sudah putus dengan Gara, mantan pacarnya. David Si ke...