"Lo kenapa sih Dav? Aneh banget. Gak biasa-biasanya lo kayak gini," Sadam menepuk pundak David .
David masih terdiam. Beberapa otaknya tidak berfungsi. Urusan pelajaran, cinta, keluarga, teman,dan banyak lagi.
"Gak biasa-biasa begini," Aril ikut menyahut.
Dua teman-teman David sukses membuatnya kesal.
"Berisik tahu nggak!" bentak David.
Aril dan Sadam menelan ludahnya susah payah. Al hasil mereka berdua diam tak bergeming sedikit-pun. Di mana Bimo? Bimo sedang tidur di belakang kelas. Karena saking asiknya di ajak ngobrol Aril di belakang tadi, Bimo tertidur pulas di karpet warna biru yang aja di sudut belakang kelas.
"Lo kenapa?" tanya Aril mencoba melembut. Takut kena semprot lagi.
"Kesel," jawab David bernada datar.
"Sama?" tanya Sadam.
"Orang."
Sadam dan Aril mengelus dadanya masing-masing mencoba bersabar menghadapi kulkas berjalan seperti David. Mungkin, kalau David tidak teman mereka, pasti sudah di sekap di gudang belakang.
Ya pasti orang, masa kebo! ~ batin Sadam.
"Siapa?" tanya Aril lagi. Aril sudah seperti orang yang mewawancarai calon pekerja baru saja.
"Gak tahu namanya," balas David.
Untung sahabat, kalau gak, bakalan gue bunuh sekarang lo~ batin Aril dalam hati.
"Ceritain sama kita-kita lah bro!"
"Jadi,gue tadi ngebentak Rere-," David sukses dibuat kesal oleh Sadam. Masalahnya belum selesai dirinya berbicara,Sadam sudah terlebih dulu memotong perkataan.
"What?! Gila lo ngebentak cewek. Apalagi dia adek kelas," heboh Sadam.
"Hus!" Aril mencoba mengingatkan Sadam yang kelewat batas pantai. Gak nyambung.
"Peace!" Sadam mengangkat tangannya membentuk huruf V.
Setelah David selesai menceritakan ,beberapa pertanyaan muncul dari sahabat-sahabatnya.
"Emang diterima?"
"Rere mau nggak?"
"Jangan egois dulu Dav. Mungkin aja Rere gak mau nerima blonceng gosong kayak dia"
"Berdoa aja Rere itu juga suka sama lo."
"Mendingan lo minta maaf."
Mendengar perkataan Aril,David setuju akan meminta maaf kepada Rere. Hari ini,dirinya akan mengajak Rere pulang bareng.
*****
David berjalan ke parkiran. Tepat. Rere sedang berdiri sambil membaca beberapa novel. Sepertinya,dia sedang menunggu seseorang. Tanpa ragu,David berlari menemuinya.
"Re," panggil David.
"Ngapain lo?" ketus Rere.
"Gue minta maaf, soal yang tadi pagi. Gue gak maksud bikin lo nangis kayak gitu," ujarnya.
Rere memutar bola matanya. Ingin menahan amarahnya,Rere berusaha bersikap biasa saja di depan David.
"Udah?" tanya Rere.
David mengangguk," Pulang bareng gue!"
Lagi-lagi David menggunakan bahasa sedikit kasar, dan nada datar. Rere dibuat kesal.
" Gak bisa. Gue pulang bareng Rendi," ujar Rere
"Tapi Gu-," kalimat David terpotong oleh perkataan Rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIRE [END]
Teen FictionRere, gadis yang baru saja menginjak masa SMA itu harus bertemu dengan ketua OSIS yang dingin tapi tampan seperti David. Entah kenapa, jantungnya selalu dag dig dug karena David. Untung saja ia sudah putus dengan Gara, mantan pacarnya. David Si ke...