DAVIRE 3 - (revisi)

23.2K 812 4
                                    

Btw, cerita ini aku tulis waktu kelas 8. Sekarang aku udah SMA, jadi maaf kalau masih ada typo ya sayang.
.
.
Selamat membaca^^

Rere sudah rapi dengan seragamnya. Ia pun menghampiri Albi dan Aisyah di ruang makan.

"Pagi mama cantik,papa." sapa Rere gembira.

"Pagi princess." jawab Albi dan Aisyah secara bersamaan.

"Cepet makan,nanti telat. Mau dianterin sama papa?"

"Oke deh ga apa-apa." jawab Rere.

****

Sesampainya di sekolah Rere berpamitan dengan Albi. Manda yang melihat langsung berlari ke arah Rere dan Albi. Manda menyalami Albi. Setelah itu mereka masuk halaman sekolah.

"Kemarin kok kak David mau beliin lo nasi goreng. Jangan-jangan--," Manda masih menggantungkan kalimatnya agar Rere penasaran.

"Apasih?" hati Rere jadi tongkol. Ralat,dongkol.

"Dia suka sama kamu Re?" goda Manda diakhiri tawa.

"Nggak mungkinlah. Eh ya,katanya guru matematika nya nggak masuk. Jam kosong kita mah." mendadak muka Rere yang dongkol berubah 100% menjadi ceria.

Bruak!

Pantat Rere mencium lantai koridor. Seorang siswa tidak sengaja menabraknya. Rere berdiri meringis kesakitan.

"What?! Lo?!" teriak Rere.

Ternyata pria itu adalah temen SMP Rere saat kelas 8. Namanya adalah Rendi. Rendi Kusuma Fernando. Tampan,tinggi,atlit basket.

Rendi menatap Rere kosong. Tangannya ia masukan ke dalam saku celana. Angkuh. Sangat angkuh. Tapi cuek.

"Minta maaf gak lo!" ancam Manda.

"Nggak akan!" tolak Rendi.

"Bener-bener lo ya Ren. Dari dulu sampai sekarang lo gak berubah. Tetep aja lo itu jahil,ngeselin,bikin mood gue ancur,
datar,songong,nyebelin,jutek,nakal,gob--," mulut Rere tiba-tiba menjadi bergetar.

"Sst...gue minta maaf,okay?" jari telunjuk Rendi menempel di bibir Rere. Rere terpaku dengan sifat Rendi. Dia pernah menyukai Rendi. Tapi Rendi tak tahu akan hal itu.

Rere mangangguk pelan. Tiba-tiba saja tangan Rendi meraih tangan Rere dan menggenggamnya,dan berjalan meninggalkan tempat itu.

"Ekhem... Berasa bat nyamuk dah." sindir Manda. Seketika Rere melepaskan genggaman Rendi.

"Ya udah gue cabut ke kelas duluan ya. Bay Rere,Manda," saat Rendi mengucapkan kata Rere dengan semangat,lain di kata Manda ,Rendi mengucapkan dengan nada dilemas-lemaskan.

"Orang gila!" cibir Manda.

"Ya udah yok!" Rere menarik tangan Manda.

****

Rere berjalan menuju rooftof sekolah. Ingin rasanya dirinya menenangkan hatinya sebentar. Letaknya tidak begitu tinggi,hanya 3 lantai.

Betapa terkejutnya Rere melihat David sedang menghisap rokok. Di sana sepi. Hanya ada mereka berdua.Tidak seperti yang dipikirkan oleh Rere,ternyata David itu cowok urakan. Tidak baik untuk dijadikan teman.

David yang melihat Rere melongo langsung membuang puntung rokok dan berjalan mendekati Rere yang masih berdiri membeku ditempatnya.

Saat ini juga Rere mau kabur. Rere memejamkan mata karena ketakutan dengan tatapan David yang sangat tajam.

David tersenyum miring. Terus menatap Rere dengan tatapan sinis.

"Ngapain lo di sini!?" bentak David.

DAVIRE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang