3. dekat

2K 86 0
                                    

Risa melihat sosok yang sudah ia kenal beberapa hari yang lalu sedang memboncengi seorang perempuan.

Siapa lagi...

Kalau...

Bukan...

"Kak geri?"

                             ***

Risa mengucek-ngucek matanya sendiri.ingin memastikan bahwa yang ia lihat tidak salah.

Ha?kak geri sama siapa?mana sama cewek lagi.ah,lagian gue juga gak peduli.bodo amat!

Risa masih saja memperhatikan kak geri dengan seorang perempuan yang entah siapa namanya.

Kok gue gak suka sih lihatnya?ih,apaan sih Risa lo itu bukan siapa-siapanya Kak Geri!

Satu-satunya jalan agar ia bisa mengalihkan pandangannya,hanya satu,yaitu Pulang!segera mungkin.

Akhirnya,mobil metromini yang dari tadi ia tunggu datang juga.

Risa melambaikan tangannya agar metromini-nya berhenti.setelah,berhenti Risa langsung masuk kedalam mobil tersebut.

Risa mencari tempat duduk didalam mobil metromini tersebut.

Risa melihat ada 1 bangku kosong.tapi,tunggu.

Disamping bangku kosong tersebut sudah dihuni oleh seseorang.

Gue pengen duduk.tapi,gue malu bilangnya.

"Permisi,kak.boleh saya duduk disini?" Sambil menunjuk kebangku kosong tersebut.

Orang itu hanya mengangguk sekilas."silahkan." Risa tersenyum kikuk.

Risa duduk setelah mendapat persetujuan dari penghuni disebelah bangkunya itu.

"Terima kasih." Seseorang itu hanya mengangguk.

"Sepertinya,kamu memakai baju seragam yang sama denganku?" Tanya seorang cowok yang berada disampingnya.

Risa baru menyadari cowok yang berada disampingnya sedang mengajak ngobrol.

"Saya sekolah di SMP GANESHA." Ucap Risa.

"Wah,kita memang satu sekolah.tapi,sepertinya saya jarang melihat dirimu."

Risa mengangguk."memang,soalnya saya bukan tipe perempuan seperti yang lain."

"Maksudnya bagaimana?saya kurang mengerti dengan ucapanmu."

Risa menghela nafas lalu,menutup buku novelnya yang dari tadi ia baca.

"saya memang tidak sama seperti perempuan yang lain.dan kamu bisa lihat kalau diriku hanya perempuan biasa,itu saja."

"Kata siapa dirimu hanya perempuan biasa?"

"Memangnya kamu tidak mendengar penuturanku tadi!"

"Tentunya didunia ini banyak orang yang berbeda-beda termasuk kelebihan dan kekurangnnya."

"Kenapa kamu berpikiran kalau aku perempuan yang tidak biasa?"

"Aku melihat sudut pandang yang lain."

"Sepertinya,aku baru menemukan edisi yang seperti dirimu."

"Tentu saja.kamu jarang keluar kelas kan?" Tebak cowok itu.

Risa hanya mengangguk."kurasa kamu peramal ya?" Tebak Risa.

Cowok itu terkekeh."hmmm...kalau benar bagaimana?mau aku ramal?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Biar saja jalan seperti air yang mengalir.bukankah kehidupan yang menyenangkan itu penuh dengan kejutan?" Risa tersenyum.

"Oh-ya selama kita berbincang tadi.kita belum sempat berkenalan.perkenalkan namaku Arkan Putra Abiansyah." Sambil mengulurkan tangannya kearah Risa.

Risa tersenyum simpul."namaku Risa Syabila." Sambil membalas uluran tangan Arkan.

"Jadi bisa dipanggil siapa?" Tanya Risa.

"Apa saja."

"Hmmm...kalau tukang ramal,boleh?"

"Kurasa ide yang menjengkelkan." Risa terkekeh.

"Baiklah kurasa aku memanggilmu dengan nama depannya saja,Arkan."

"Bagaimana boleh?" Lanjut Risa.

Arkan hanya mengangguk."tentu saja boleh,Arkan juga kan bagian nama depanku."

"Jadi nama panggilanmu siapa?" Tanya Arkan.

"Terserah."

"Bagaimana peri kecil? Atau gak peri cantik?"

"Menurutku itu sangat lebay."

"Tak apa.suka tidak?"

"Enggak."

"Oh ya kamu kelas berapa?" Tanya Arkan.

"Kelas 8-2,bagaimana denganmu?"

"Aku kelas 9-3."

"Hmm...kayanya kelas 9-3 itu terkenal anak yang pintar!" Ucap Risa.

"Tapi,kalau kelas 9-4 terkenal banyak cogan." Tambah Arkan.

"Oh,maaf aku tidak tahu kalau dirimu kakak kelasku."

"Gak masalah."

"Sepertinya kak Arkan menggunakan bahasa baku sekali."

"Memang salah?"

Risa menggeleng."tidak-tidak.berbicara seperti biasa saja."

Arkan mengangguk setuju."baiklah,kurasa ide yang baik."

"Kalau kelas yang terkenal bawa perasaan bagaimana?" Tanya Arkan.

"Itu namanya Baper,tapi tunggu.memangnya ada kelas baper ya?" Tanya Risa.

Arkan hanya mengangguk."tentu ada."

Risa mengernyit bingung."dimana aku bisa menemukannya?"

"Dimana-mana." Jawab Asal Arkan.

Tak kerasa percakapan mereka berakhir saat mobil metromini berhenti tepat didepan perumahan Risa.

Risa hendak bangkit dari kursinya."kalau begitu aku duluan,kak.btw,terima kasih telah mengizinkan aku duduk di bangku itu." Sambil menunjuk bangku tersebut.

"Sama-sama,Risa tunggu." Cegah Arkan.

Risa yang hendak bangkit dari kursinya,namun ia urungkan.

"Kenapa kak?"

"Boleh minta nomor ponselmu?" Risa hanya mengangguk.

"Tapi,berhubung ponselku ketinggalan dirumah.jadi kamu bisa menulisnya ditanganku." Sambil menyodorkan 1 buah pulpen.dan Risa menerima pulpen tersebut.

Risa telah selesai menuliskan nomor ponselnya ditangannya Arkan.

"Kalau begitu aku duluan ya kak." Ujar Risa bangkit dari kursinya.tapi sebelum turun ia membayar pada kondektur metromini tersebut.

Arkan hanya melihat Risa turun dari mobil metromini lewat jendela mobil.

Arkan memperhatikan tulisan yang Risa tulis tadi.

Arkan sempat terkekeh ternyata Risa tidak hanya menuliskan nomor ponselnya tapi ada tulisan lain yang membuat Arkan terkekeh.Arkan melihat tulisan yang bertulis "Nice to meet you,sang peramal."

"Dasar peri kecil." Ucap Arkan sambil geleng-geleng kepalanya.

                                ***

Selamat membaca😄

Semoga menyukai☺

Jangan lupa vote dan comment😎

GERISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang