epilog

2.5K 69 11
                                    

Pagi hari saja sudah dibuat kesal oleh suami sendiri.Risa melihat selimut yang tergeletak dibawah kasur,membuat dirinya harus menghela nafas sabar.

"Kamu itu bisa gak sih selimutnya dirapikan dulu?" Gerutu Risa.

Laki-laki yang sedang bercermin itu hanya tersenyum tanpa menjawab dengan suara.

Setelah menaruh selimut ditempat semula,tiba-tiba laki-laki tersebut memberikan dasi kearah Risa.

Risa yang paham pun langsung mengambilnya.memang sudah menjadi kebiasaan untuk memasangkan dasi."kamu cantik kalau lagi marah," bisa-bisanya suaminya berkata seperti itu.

Pandangannya tidak lepas dari wajah Risa.merasa diperhatikan akhirnya Risa menutup matanya dengan bantuan kedua tangannya."kamu mah kebiasaan gombal mulu."

Laki-laki tersebut hanya terkekeh."cieee...ternyata istriku bisa malu juga." Suaminya masih gencar menggoda istrinya.

"Nanti kalau kamu gangguin aku lagi...kapan kita sarapannya?"

Akhirnya Devan mengalah."Iya..."

Setelah berdebat dengan suami sendiri,akhirnya mereka berdua sarapan pagi dilantai bawah.

Suasana dimeja makan hening sekali,hanya ada bunyi sendok dan piring yang saling beradu.

"Ekhem...hari ini kamu pulang cepat,gak?" Tanya Risa.

Devan berhenti mengunyah."hmm...kenapa emang?"

Risa menggeleng pelan.sepertinya keinginan memiliki waktu berdua sulit sekali."enggak apa-apa sih,cuma," ucapannya menggantung membuat Devan mengernyit bingung."cerita sama aku,jangan suka dipendam sendiri."

Risa mendongak."aku mau punya waktu sama kamu,karena yang aku tahu kita berdua selalu gagal untuk memiliki waktu berdua."

Ucapan itu berhasil membuat Devan merasa bersalah.jujur saja,Devan terlalu sibuk sampai-sampai ia lupa kalau ternyata ia sudah mempunyai istri---sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak.

Tangan kirinya menyentuh tangan kanan Risa."maafin aku,ya,aku terlalu sibuk." Permintaan maaf Devan kali ini benar-benar tulus memang ia ucapkan.

Sudah berapa kali Risa memendam keinginan untuk memiliki waktu berdua saja,tapi selalu gagal karena suaminya selalu sibuk dengan urusan kantornya.tapi maaf untuk kali ini sepertinya dirinya sudah tidak bisa seperti ini lagi.

"Aku kadang dirumah sendirian suka bosan."

Seharusnya Devan memahami istrinya."kalau begitu hari ini kita jalan-jalan aja,mau gak?" Ajak Devan.semoga saja Risa menerima ajakan dari Devan.

Risa mengerjabkan matanya."yang benar?mas Devan gak bohong,kan?"

Devan menggeleng."enggaklah,yaudah kalau begitu kamu ganti baju dulu."

"Mas Devan tunggu dulu,ya."

"Iya." ada sedikit perasaan lega ketika melihat senyuman istrinya.

Mereka berdua sudah sampai ditempat pusat perbelanjaan yang pastinya ramai karena hari ini adalah hari weekend.

Dari dulu sampai sekarang Risa gak akan bisa jauh-jauh dari buku-buku bacaan.seperti saat ini mereka berdua sedang di toko buku.

"Aku mau cari tempat file dulu,disana,ya," ucap Devan sambil menunjuk kearah yang akan ia datangi.

Risa mengangguk itu artinya ia paham."iya,aku cari buku juga,"

Mereka berdua berpisah,yang satu sedang mencari untuk keperluan kantornya,sedangkan yang satunya lagi sedang mencari buku yang akan ia beli.

Ketika sedang asyik membaca,Risa mendengar suara yang sudah tidak asing lagi dipendengarannya."Risa."

Suara itu mengingatkan Risa pada masa lalunya.ya,Risa yakin kalau suara itu adalah...

Kak Geri...

Risa berbalik menghadap orang yang sedang memanggil dirinya."kak Geri?"

Tepat sekali,disaat Risa mengucapkan namanya---orang tersebut hanya menjawab dengan senyuman saja."hai apa kabar?" Ujar Geri.

Rasanya bibir ini terasa kelu jika menjawab semua pertanyaan yang sekarang ia tanyakan padanya."ba-baik,kok,kak Geri sendiri gimana?" Berusaha untuk mencairkan suasana.

"Gue juga baik kok."

Mereka berdua saling diam,tapi tidak dengan perasaannya yang sedang berbicara dalam hati."kok lo gak bilang kalau ternyata lo udah pindah rumah?" Tanya Geri.

"Hmmm...sebenarnya gue sama keluarga udah merencanakannya dari jauh-jauh hari,Kak.kenapa,ya?"

"Eh---gak apa-apa,kok.gue cuma kaget aja dengar kepindahan lo saat itu." Risa hanya menjawab dengan anggukan saja.

"Oh iya lo kesini sendirian aja?" Tanya Geri.

Risa menggeleng."enggak."

Geri mengernyit bingung."jadi lo kesini sama siapa?"

"Gue kesini sama..." Risa sedang mencari seseorang.tepat disaat ia mencari orang yang dicari sedang menghampiri Risa.

"Gue kesini sama suami gue." Laki-laki yang sudah disamping Risa langsung merangkul bahu Risa.

"Gue Devan,suaminya Risa." Devan mengulurkan tangannya berniat untuk berkenalan dengan seseorang yang sudah ada dihadapannya.

Dengan berat hati Geri menerima uluran tangan tersebut."gu-gue Geri,teman SMA-nya Risa."

Jadi cowok ini yang pernah bersinggah dihati istri gue.batin Devan.

"Ada yang perlu kamu cari lagi,gak?" Tanya Devan.

Sejenak Risa diam,tak lama kemudian ia menggeleng."enggak,emangnya kenapa mas?"

"Kamu laper,gak?"

"Hmmm...mas laper,ya?" Tanya balik Risa.

"Iya,makan yuk?" Ajak Devan.

Risa mengangguk."ayo." Kemudian Risa dan Devan kembali menghadap kearah Geri."kak kalau gitu kita berdua pamit dulu ya." Pamit Risa.

Lamunan Geri buyar."oh iya,silahkan." Mereka berdua langsung pergi dari hadapan Geri.entahlah,mereka masih ada di kasir atau sudah pergi ketempat yang lain.yang jelas ia sudah tidak bisa melihat mereka berdua yang terlihat sekali bahagia.

Seketika perasaan Geri hancur.selama ini orang yang ia cari-cari rupanya sudah menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.sedangkan dirinya masih belum mau melupakan tentang perasaannya untuk Risa.

Tapi sudahlah,mungkin mereka berdua memang bukan jodoh yang terbaik.tapi setidaknya kita harus bisa melupakan seseorang yang sekarang sudah bisa bahagia bersama yang lain,walau bukan dirimu yang menjadi alasannya.

***

Selamat membaca🙂

Jangan lupa vote dan comment❤

Akhirnya aku bisa menyelesaikan cerita ini juga.oh iya,setelah EPILOG kemungkinan besar akan ada special part.

Terima kasih untuk pembaca yang masih mau menunggu cerita ini update :D
Maaf kalau selama ini updatenya agak lama,karena emang nulis cerita ini tergantung mood  😆😆😆

Salam,

Zhaviskafj

GERISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang