14.aku pergi

2.1K 67 2
                                        

7 tahun kemudian...

Setelah pengumuman kelulusan,Risa dan keluarga akan pindah ke kota Malang.karena keluarganya sudah merencanakan ini dari jauh-jauh hari.

Sekarang adalah waktu yang tepat,dimana Risa yang sudah pindah ke kota Malang.saat ini ia dan keluarga pindah dirumah baru mereka.sebenarnya rumahnya sudah lama dibeli---tapi berhubung di Malang tidak ada yang menempati,jadinya Risa beserta keluarga baru saja menempati rumahnya.

Kalau bertanya tentang Geri dan Risa,sebenarnya tidak ada perubahan.mereka berdua masih tetap sama.maksudnya sama-sama masih senang mencintai dalam diam.

Geri tidak tahu kalau ternyata Risa akan pindah kekota Malang.Risa juga tidak memberi kabar pada Geri.walaupun Geri sudah lama Risa anggap sebagai teman,tapi rasanya ia masih belum bisa terbiasa dengan hadirnya Geri yang selalu ada disampingnya.

"Hayooo...lo ngelamunin apa sih?" Tanya Devan---yang tak lain adalah teman kuliahnya Risa sewaktu di Malang.

Lamunan Risa buyar saat Devan bertanya pada dirinya."eh---enggak kok,"dustanya.

Devan tersenyum sambil menjawil hidung mancung Risa."kalau bohong nanti hidungnya panjang lo,"

Sontak Risa menggeleng cepat."ih enggak mau lah." Bantah Risa.

"Makanya jangan bohong,pasti lo lagi mikirin cowok yang pernah lo ceritain itu, ya?" Tebak Devan.

Mengenai Devan,sebenarnya Risa sudah menceritakan semua kisah cintanya bersama Geri.dengan senang hati Devan mau mendengarkan keluh kesah Risa yang selama ini ia pendam.tapi untuk sekarang Devan tidak akan biarkan Risa untuk memendam perasaannya lagi.

"Ehm...enggak kok," jawab Risa.

"Kalau lo kangen mendingan lo telfon aja," saran Devan.

"Ish enggak maulah."

Devan menaikkan satu alisnya bingung."kenapa enggak mau?apa perlu gue aja yang telfonin?" Alih-alih Devan mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja."jangan...Devan!" Cegah Risa.

"Yaudah kalau gak mau telfon dia,lo mau pesan makan apa?"

Risa menggeleng pelan."gak mau,gue lagi menghemat."

Ini yang Devan suka dari Risa.selain mandiri dia juga selalu berpikir dewasa.

Cowok yang udah buat lo nangis,gue rasa dia menyesal karena udah mensia-siakan lo.batin Devan.

"Tenang aja gue yang traktir lo." Jawaban Devan berhasil membuat Risa terkejut."yang benar?"

"Iya serius,kapan sih gue main-main?"

Seketika raut wajah Risa berubah dan berhasil membuat Devan menjadi bingung."elo kenapa?apa lo gak suka sama makanan yang ada disini?kita cari tempat  lain aja yuk kalau gitu." Devan sudah beranjak dari tempat duduknya,tapi dicegah oleh Risa.

"Bukan gitu,Van.gue cuma gak enak aja sama lo.setiap hari gue buat lo susah mulu,ya?"

Devan tertawa mendengar perkataan Risa tadi."yaelah Ris...udah berapa kali sih gue bilang jangan sungkan kalau ada apa-apa,ya walaupun kita baru berteman belum lama...tapi gue rasa cukup kalau kita saling mengerti."

Risa meninju bahu Devan pelan."kalau aja lo punya pacar,gue rasa pacar lo bisa bahagia sama lo,deh." Tebak Risa.

"Yaudah kalau gitu elo aja yang jadi pacar gue,gimana?"

Hampir saja Risa tidak tersedak saat minum air mineral."elo suka sama gue?ya kali elo suka sama gue.secara gue itu jauh banget sama kriteria cewek impian lo."

GERISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang