S E V E N

1.9K 192 22
                                    

Yoona yang pergi berkencan, tapi Yuri yang kerepotan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoona yang pergi berkencan, tapi Yuri yang kerepotan. Yoona yang makan enak karena diajak ke restoran, tapi Yuri hanya makan keringat dan emosi.

Memang ya, begini susahnya kalau punya teman bernama Im Yoona. Perempuan yang egois dan suka menang sendiri, yang apa-apanya hanya bisa menyusahkan orang saja. Untung teman. Untuk anak orang. Kalau tidak. Huh, sudah dari dulu Yuri menempeleng temanya itu. Ah, tidak. Itu terlalu mainstream. Yuri punya ide bagus untuk mengikat Yoona di depan gerbang rumah susun tanpa menggunakan satu pakaian pun.

Nanti kalau ada pria yang tergoda dan menggagahinya di tempat, bagaimana?

Oh, Yuri akan mengadakan pesta dengan Xiumin untuk merayakan pelepasan keperawanan sahabat mereka itu.

"Luar biasa. Kau dan Xiumin sama saja. Sama-sama ingin membuatku tidak perawan lagi!" jengkel Yoona sudah mencapai ubun-ubun. Sialan memang teman-temannya itu yang selalu berbuat nista kepadanya.

Yuri kembali menghembuskan napasnya lelah. Dengan kesal duduk di atas ranjangnya kemudian bersidekap dada. "Oh, memang itu yang ingin kami lakukan kepadamu. Kenapa? Tidak terima?" tanyanya.

"Ku doakan kalau suamimu itu tidak akan pulang, dan sekalinya pulang dia membawa istri baru." kata Yoona, menyumpahinya temannya itu.

Bagaimana Yoona tidak akan kesal. Yuri memakaikannya baju malam. Iya, kalau modelnya bagus. Model orang kayak Yoona dikasih baju malam yang punggungnya terbuka lebar, bahkan bahunya hanya tergantung tali. Kalau begini sama saja dia tidak memakai kutang. Kelihatan yang mancung- mancungnya dong.

Kenapa tidak sekalian saja mengekspos bokong bayinya itu?

Oh, Yoona pernah tidak sengaja menonton video interview acara tv di youtube dan di sana dia melihat seorang wanita yang sedang diinterview namun bajunya... buh... jika Yoona menonton dengan Xiumin, pasti pria itu sudah kejang-kejang.

Nonton mv Hyuna saja sampai berkata mau cari tanah pemakaman untuknya sendiri.

"Kau sungguh!" Yuri ingin menyumpahi Yoona, namun jika dipikir-pikir akan percuma. Yoona tidak akan pernah menanggapi sumpah serapah orang-orang jika itu bukan menghina dirinya, seperti kejadian di bus waktu itu, dan dia tertawa terpingkal ketika Yoona menceritakannya. "Jika kau pikir baju itu kurang bagus, kau pulanglah! Pakai bajumu sendiri!"

"Jika aku punya, mana mungkin aku meminjam bajumu!"

"Kalau begitu tidak perlu protes. Masih untung aku mau meminjamkan baju untukmu. Orang lain mana mau meminjamkan baju secara percuma kepadamu."

Yoona mengerucutkan bibirnya. Sungguh. Apa yang dikatakan oleh Yuri memang benar apa adanya.

"Sudahlah. Lebih baik kau cepat pergi. Karena aku tidak mau telingaku sakit karena Min Suk terus menghubungimu." gerutu Yuri. Mendorong Yoona keluar dari rumahnya.

Yoona ingin memberontak, namun tidak jadi. Karena matanya lebih dulu menemukan Min Suk di bawah sana sedang menunggunya. Yoona menghampiri Min Suk dan menyapa pria yang kini memakai jas formal berwarna hitam.

"Ku yakin mau memakai baju itu?" tanya Min Suk saat melihat kulit punggung Yoona yang tidak sengaja dilihatnya.

Yoona memutar bola matanya kesal. Sudah dia terka, Min Suk pun tidak akan suka jika dia memakai baju seperti ini. "Yuri memaksaku untuk memakainya. Sesekali pakailah baju terbuka, katanya seperti itu."

Min Suk mengangguk mengerti. Melepaskan jas yang dia gunakan kemudian menyampirkan ke bahu Yoona. "Pakailah. Aku tidak mau ada orang lain yang melihat milikku." ucapnya seraya tersenyum.

Inilah yang Yoona suka dari Min Suk hingga mau bertahan pada hubungan yang cukup lama ini. Min Suk adalah orang yang paling tidak suka kalau dia membuka sedikit tubuhnya untuk ditonton orang lain, bahkan hanya untuk rok pendek. Jadi dia merasa kalau dia sangat dijaga. Sangat dihargai dan dijunjung tinggi. Merasa sangat berharga.

Memang siapa sih yang tidak akan bersemu jika diperlakukan seperti ini?

Tidak ada.

"Oh, ya. Di mana gantungan dompet yang aku berikan tahun lalu?"

Yoona mengernyit  dalam. Merasa bingung dengan pertanyaan Min Suk. Lalu Yoona melihat ke arah dompetnya sendiri dan baru menyadari kalau ada yang hilang di sana. Gantungan kunci yang dibelikan Min Suk tahun lalu saat ulang tahunnya karena dia sangat menyukainya. Gantungan itu kini sudah tidak ada di dompetnya.

"Ah, mungkin tertinggal di rumah Yuri atau terjatuh di suatu tempat," dan ketika Yoona mengatakan hal itu dia sedikit ragu. Karena selama setahun ini tidak pernah sekalipun gantungan kunci itu hilang ataupun terjatuh.

"Oh, baiklah. Kita berangkat sekarang. Bosku sudah mengirimkan pesan untuk segera datang."

Yoona mengangguk dan mengikuti Min Suk ke dalam taxi, menuju hotel tempat pesta diadakan.

.

.

.

Yoona sudah sampai di rumah sejak sejam yang lalu. Dan baru saja dia selesai membersihkan diri beserta make up yang dia gunakan.

Setelah berbenah diri, Yoona akan menidurkan dirinya karena besok dia harus bekerja di pagi hari. Namun seketika dia teringat tentang gantungan kunci miliknya yang hilang. Yoona mengambil dompet tesebut kemudian membukanya, siapa tahu kalau gantungan kunci tersebut berada di dalamnya. Lagipula, dari kemarin dia tidak menyadarinya bahkan saat membuka dompet untuk mengambil uang ketika berbelanja.

Saat Yoona membukanya, Yoona terkejut bukan main. Dompet ini sama persis dengan dompetnya, tapi kenapa isinya berbeda. Iyalah berbeda. Sejak kapan jenis kelaminnya di KTP menjadi laki-laki? Yoona tidak pindah gender asal tahu saja. Dan juga, sejak kapan namanya yang paling bagus seantero kompleks berubah menjadi nama Choi Siwon?

Oh, shit! Apakah dia salah mengambil dompet? Yoona pikir, kalau dompet murah seperti miliknya itu tidak akan ada yang menyamai karena jaman sekarang pastilah orang membeli dompet mahal. Astaga.

"Ini siapa?" tanya Yoona saat mengambil sebuah foto yang terselip di balik KTP dan SIM. "Ini aku? Mana mungkin. Memang sejak kapan aku berdandan kuno seperti orang 80-an?" tanyanya lebih terheran lagi ketika memerhatikan foto wanita di sana yang sangat mirip dengannya dan pakaian yang orang jaman dulu sekali.

 Memang sejak kapan aku berdandan kuno seperti orang 80-an?" tanyanya lebih terheran lagi ketika memerhatikan foto wanita di sana yang sangat mirip dengannya dan pakaian yang orang jaman dulu sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semakin Yoona perhatikan, memang benar-benar seperti dirinya. Tapi sungguh mati. Tidak pernah sekali pun Yoona berpenampilan seperti ini ataupun pernah ikut sinetron yang mengharuskannya berpakaian gadis baik-baik dengan sopan santun tinggi. Yang terkahir, Yoona tidak pernah ikut audisi atau casting sinetron.

"Aish! Akan aku tanyakan kenapa pemilik dompet ini memiliki fotoku. Tapi, siapa yang memiliki dompet ini?" Yoona kembali mencoba mengingat memorinya ke satu minggu ke belakang hingga pada ingatan di mana dia terbangun di tempat asing yang tak dikenal. "Apa ini miliknya? Bagaimana aku bisa mengembalikannya? Dan di mana dompetku? Apakah dompetku tertukar dengannya? Ahhh! Menyebalkan!" teriak Yoona kesal.

Yoona kembali mengobrak-abrik isi dompet tersebut hingga menemukan sebuah kartu nama dan juga alamat. Dia sudah memutuskan untuk menemui pria itu dan mengembalikan dompertnya beserta uang yang sudah dia pakai, daripada dia masuk penjara hanya karena sebuah hal konyol. Masuk penjara dikarenakan salah mengambil dompet. Judul artikel yang sangat bagus.

Mom For JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang