T E N

1.2K 198 31
                                    

S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S

iwon sudah memastikan kalau pintu ruangannya telah terkunci. Kejadian tadi benar-benar di luar prediksinya. Apalagi dengan kahadiran perempuan yang dicarinya sedang menggendong putranya.

Ya. Siwon mencarinya untuk melaporkannya ke kantor polisi.

Memang kalian pikir untuk apa?

"Bisakah Anda menurunkan anak saya?" kata Siwon. Mendekati Yoona. Setelah Yoona menurunkan Jisung, Siwon berjongkok di depan Jisung dan mengelus rambutnya. "Maafkan ayah ya. Tadi tidak menjemputmu. Ayah lupa. Jisung mau memaafkan ayah, 'kan?" tanya Siwon.

Jisung mengangguk seraya tersenyum. Senyum yang selama beberapa bulan ini sudah hilang. "Tidak masalah. Lagipula ada mama yang menjemput Jiji. Mama sudah pulang!" serunya dengan riang. Tak tergambarkan lagi bagaimana kebahagiannya sekarang. Mungkin lebih banyak dari sebelumnya.

Siwon hanya balas tersenyum. Ingin membantah tentang apa yang dikatakan Jisung. Namun melihat senyuman yang ada di wajah putranya, membuatnya urung untuk mengatakan yang sebenarnya. "Jiji sama nenek dulu, ya? Ayah ingin bicara dengan mama."

Cemberut, Jisung merasa tidak rela dengan hal itu. Namun sebuah pemikiran kecil merasuk ke dalam pikirannya membuatnya tersenyum dengan sangat lebar. Jisung mengangguk dan menerima uluran Siwon untuk keluar dari ruangan. "Ayah harus bisa membuat mama jangan pergi lagi, ya?"

Bingung sebenarnya, namun Siwon lagi-lagi mengangguk, menambah kebohongannya lagi. "Jika nanti nenek atau siapa saja bertanya tentang mama, Jiji diam saja ya. Jangan mengatakan apapun pada mereka. Mengerti?" tanya Siwon yang diangguki oleh Jisung. Setelah Jisung pergi, dia menutup pintu dan menguncinya.

"Anda benar-benar ayah yang buruk."

Siwon berbalik badan dengan wajah datar. Menatap Yoona yang sedang bersidekap dada di tengah ruangan. "Apa maksud Anda?" tanyanya, meminta penjelasan atas tuduhan yang tidak masuk akal itu.

Yoona mendengus. "Apakah aku harus menjelaskannya? Anda tidak menjemput putra Anda tapi malah bermesra-mesraan dengan seorang wanita. Mungkin jika tidak ada saya, putra Anda sudah pulang dengan keadaan babak belur. Dan lagi, bagaimana bisa Anda berbohong kepada putra Anda dengan mengatakan kalau saya adalah mamanya hanya karena wajah saya dan istri Anda itu mirip? Saya tidak yakin kalau Anda adalah seorang ayah namun hanya seorang pembohong berkedok ayah."

Ini sebuah penghinaan! Batin Siwon berteriak demikian. Siwon berjalan mendekat hingga akhirnya mereka berdiri berhadapan. "Bukankah Anda yang lebih buruk dari saya?" kecam Siwon. Terus melangkah mendekat, membuat Yoona mundur ke belakang.

Sialan!

Di mana Im Yoona yang biasanya? Yoona sedang mencari dirinya sendiri. Entah mengapa dan untuk alasan apa, dia takut pada tatapan pria di depannya itu. Apalagi jarak mereka yang semakin dekat hingga Yoona sudah dapat merasakan tembok di belakangnya. "A... apa maksud Anda?"

Siwon mengangkat sudut bibirnya ke atas. "Mencuri dompet orang dengan menipu sebagai orang yang mabuk. Anda benar-benar pencuri yang hebat. Seharusnya Anda menjadi aktris saja daripada menjadi seorang pencuri." ujar Siwon. Terus mengulang dan menekan kata pencuri kepada perempuan di depannya.

Yoona mendelik. Mendorong Siwon hingga sedikit menjauh darinya. "Saya bukan pencuri. Jika saya pencuri, kenapa saya berani untuk menemui Anda seperti sekarang, huh?" tanya Yoona.

Siwon berpikir sejenak. Memang benar ya. Mana mungkin pencuri mau datang menemui korbannya lagi? Pastilah mereka memilih untuk bersembunyi dan menghabiskan uang yang mereka peroleh. Tapi lagi-lagi Siwon langsung tersadar. "Ya, mungkin saja. Atau mungkin Anda ingin menipu saya lagi dan mencuri barang milik saya lagi."

"Ya! Memangnya wajah saya adalah wajah pencuri apa?" tanya Yoona tidak terima.

"Bahkan anak kecil berwajah manis saja bisa menjadi seoranga pembunuh."

Oh! Yoona merasa dongkol sekarang. Tidak. Bukan dongkol lagi. Tapi gedek bin mendedek. Bagaimana bisa dia disamakan dengan bocah sembilan tahun yang menjadi viral karena membantai keluarganya yang sampai sekarang masih dibicarakan di berita?

Gila!

Siapa?

Tentu saja pria di depannya.

Memang siapa lagi yang ada di ruangan ini selain mereka berdua? Setan? Tidak kelihatan. Mungkin sedang rapaf dengan valak.

"Dengar tuan Choi Siwon. Saya bukan perncuri atau bahkan ingin menipu. Saya ke sini ingin mengembalikan dompet dan uang Anda yang saya gunakan. Dan untuk yang waktu itu, saya tidak sengaja melakukannya. Saya pikir itu adalah dompet saya karena dompet Anda sama dengan milik saya." jelas Yoona mencoba tenang. Daripada dia menjadi emosi dan menendang Siwon sekarang.

"Apa buktinya?"

Yoona mengeluarkan dompetnya dan dompet Siwon menunjukkan kepada Siwon. "Lihat. Dompet kita sama. Jadi jangan salahkan saya kalau waktu itu saya salah mengambil dompet dan malah mengambil dompet Anda. Lagipula. Salah Anda sendiri karena meniru dompet saya."

Memang benar. Jika diperhatikan dengan seksama, kedua dompet itu sangat mirip. Sangat mirip. Namun setahu Siwon. Dompet itu tidaklah lagi dijual dipasaran. Dompet itu adalah dompet tahun 80-an dan itu pun hanya dijual di China.

"Siapa yang meniru Anda? Jelas-jelas Anda yang menirunya." tanya Siwon.

Yoona menunjuk dirinya. "Saya meniru Anda? Jangan bercanda. Dompet ini saya dapatkan dari ayah saya saat saya kecil. Hadiah ulang tahun darinya. Jangan asal menuduh ya."

Siwon terdiam. Dia tidak tahu harus berkata apa. Kalau alasan perempuan di depannya ini mempunyai dompet yang sama dengannya itu karena mendapatkan hadiah dari ayahnya. Hanya saja, kenapa harus sama? Itu yang menjadi pertanyaannya. Dia mendapatkan dompet itu dari mantan istrinya dulu saat perayaan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama.

"Sudahlah. Itu tidak penting," ucap Yoona seraya mengibaskan tangannya. Daripada terus berdebat, yang ada urusan mereka tidak akan selesai-selesai. Yoona membuka dompetnya dan mengeluarkan sejumlah uang yang sudah dia hitung tadi sesuai dengan jumlah yang dia pakai. Kalaupun kurang, Yoona tidak sengaja melakukannya. "Ini. Saya kembalikan dompet dan uang yang saya pakai," Yoona memberikan dompet tersebut kepada Siwon. "Urusan kita sudah selesai. Saya permisi."

Siwon terdiam memandangi dompetnya. Pikirannya tiba-tiba campur aduk. Namun tiba-tiba dia teringat dengan Jisung. Ya. Ini memang terdengar konyol. Bahkan bagi Siwon. Namun ya, dia harus melakukannya untuk anaknya. Untuk kebahagiaan Jisung. Dan juga menyelamatkan dirinya dari perjodohan yang dilakukan ibunya.

Siwon berbalik dengan cepat dan menarik tangan Yoona yang hampir membuka pintu. Menarik oerhatian Yoona yang kini menatapnya dengan dahi berkerut. Bingung dengan apa yang dilakukan Siwon sekarang.

"Jadilah ibu untuk Jisung."

"Ya?"

Mom For JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang