Happy Reading!
****
"Aduh! Sakit!"
Aku terpaksa menggigit lengan Ken karena ia tidak melepaskanku sejak tadi. Aku berjalan ke kamar mandi dengan tertatih. Tidak perlu aku ceritakan apa yang membuatku begini. Ken dan ranjang sudah cukup untuk menjadi clue.
Aku ingin berteriak begitu melihat bayanganku di cermin. Aku mirip seperti kuntilanak. Dengan Rambut panjang yang acak-acakan dan wajah yang tak terurus. Kantung mataku bahkan tampak sangat jelas.
Aku tidak tahu jam berapa sekarang ini. Ken mengurungku di kamar sepanjang hari dan hanya keluar saat kami lapar atau saat aku memarahinya karena tidak membiarkanku untuk jalan-jalan. Rugi sekali jika kami sudah pergi ke Pulau Bintan tapi tidak menikmati keindahannya.
Ken beralasan bahwa karena ini adalah masa honeymoon kami, maka sudah seharusnya kita menghabiskan waktu di kamar. Mana ada aturan seperti itu? Otaknya saja yang mesum dan tidak jauh dari ranjang.
"Sugar! Kembali ke sini!"
Aku mengerang mendengar suara Ken. Aku belum melakukan apa pun di dalam kamar mandi. Dia sudah memanggilku saja.
Setelah mengunci pintu kamat mandi, aku melepas bajuku dan berendam di dalam bath tub. Tidak kuhiraukan ketukan pintu yang semakin lama semakin keras.
"Sugar, buka pintunya. Aku mau ikut mandi."
Aku diam saja tidak menjawab. Badanku pegal semua gara-gara dia.
"Kenapa meninggalkanku sih?"
"Badanku kotor. Tentu saja aku harus mandi. Eh jangan menyentuhku. Mandi sana!" ujarku sambil menampik tangan Ken yang ingin menyentuhku. Aku memberikan handuk padanya.
"Pelit."
Setelah berganti pakaian dengan cepat, aku segera keluar dari kamar kami, tidak lupa menyambar tas kecil yang berisi ponsel dan dompetku. Biarkan saja Ken mencariku nanti, yang penting aku bisa menikmati pemandangan indah hari ini.
Aku berjalan di sepanjang pantai. Mataku dimanjakan dengan birunya air laut yang membentang. Cukup banyak orang di pantai ini. ada yang berjemur dan bermain pasir. Semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Sendirian saja."
Aku menoleh kita mendengar suara seseorang. Seorang pria yang tidak aku kenal berdiri di sampingku. Tangannya dimasukkan ke dalam saku celana pendeknya.
"Iya," ucapku singkat dan berjalan meninggalkan pria asing tersebut. Aku malas berhubungan dengan pria yang tidak aku kenal. Kita tidak pernah tahu apa yang ada di pikiran seseorang jadi aku cari aman dengan menjauhinya.
"Hei, tunggu! Aku Kendrick, kamu bisa memanggilku Ken."
Hanya karena mendengar namanya, aku berbalik menatap pria itu.
"Namamu mirip nama suamiku."
Pandangan mata Kendrick langsung tertuju pada jari manisku yang tersemat cincin pernikahan.
"Damn, aku gagal lagi mendapatkan wanita. Kenapa semua wanita yang aku mau sudah menikah?"
Aku tertawa kecil melihat wajah frustrasinya. Dan kali ini aku benar-benar memperhatikan wajahnya. Sebenarnya dia tidak jelek, tapi jika dibilang tampan... aku rasa tidak juga.
"Dan siapa namamu, Cantik?"
"Aku tidak akan memberitahumu, Tuan," ujarku.
"Ah, wanita misterius. Aku akan memanggilmu cantik saja. Sudah berapa hari di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert Neighbour
RomanceBertemu mantan saja sudah membuatku tak keruan apalagi jika sang mantan justru tinggal di samping rumah dan mendekatiku lagi seperti tidak pernah ada salah di masa lalu. "Rasanya aku ingin pergi dari sini daripada melihat wajahnya setiap hari." -Ch...