Chapter 13

699 74 11
                                        

"Dia datang!" lirih Hinata.

Glek

Mereka semua pun panik. Hinata menatap pintu kamarnya dengan tajam.

Hinata melihat sosok itu mencoba untuk memasuki kamarnya namun tidak bisa.

Hinata tau kenapa sosok itu tidak bisa memasuki kamarnya. Bukannya hanya sosok itu saja, tetapi makhluk gaib lainnya tidak bisa memasuki kamarnya.

Ini semua karena kaa-san nya. Hinata tidak tahu bagaimana caranya, tetapi ia bersyukur. Setidaknya mereka semua aman di kamarnya. Tetapi sampai kapan?.

"Tenanglah minna" ucap Hinata.

"Hinataa, kita tidak bisa tenang. Sosok itu sekarang berada di depan pintu kamar!" ucap Ino panik.

"Sosok itu tidak akan bisa memasuki kamarku." ucap Hinata.

"Eh?!"

"Apa maksudmu Nata?" tanya Tenten.

"Sebelum kaa-san meninggal, ia sempat membuat pelindung di kamarku. Tetapi aku tidak tau bagaimana caranya. Intinya makhluk gaib apapun tidak akan bisa memasuki kamarku" ucap Hinata dengan tenang.

Seketika mereka pun tenang. Hinata menatap wajah teman-temannya satu persatu.

Hinata tau teman-temannya sangat cemas. Hinata pun merasa bersalah.

Hinata pun bangkit dari duduknya. Mereka semua menatap Hinata bingung.

"Kau mau kemana Hinata-chan?" tanya Naruto.

"A-aku harus k-ke per-pusta-kaan" ucap Hinata gugup.

"Perpustakaan?!"

"Uhm. Perpustak-kaan di lantai atas".

"Untuk apa?!" tanya Sakura.

"Hey Hinata, kau bisa dalam bahaya! Bukankah pelindungnya hanya ada di kamarmu?!" ucap Ino.

"A-aku tau. T-tapi a-aku harus m-mencari se-s-suatu di sana"

"Apakah sesuatu itu lebih penting dari nyawamu?!" tanya Sasuke dingin.

Hinata menatap Sasuke. Lalu ia pun tersenyum.

"Iya. I-ini jauh l-lebih penting dari n-nyawaku s-sendiri" ucap Hinata yakin.

Mereka semua terkejut mendengar jawaban Hinata.

"Apa yang jauh lebih penting dari nyawamu?!" tanya Sai.

Hinata pun menunduk.

"Sebuah buku" ucap Hinata lirih.

Mereka semua menatap Hinata bingung dan tidak percaya.

"Hanya karena sebuah buku kau rela dirimu dalam bahaya!!" ucap Sasuke dengan kesal.

"Ya. Karena buku itulah yang akan menyelamatkan kita semua dan juga orang-orang di sekitar kita. Buku itu petunjuk bagi kita semua.! Ucap Hinata dengan tegas.

Mereka semua terdiam. 

'Gomen minna' batin Hinata.

Hinata pun berjalan menuju pintu kamarnya. 

Hinata tidak peduli kalau ia dalam bahaya dan nyawanya terancam. 

Asalkan teman-temannya selamat, ia pun rela mengorbankan dirinya sendiri.

Saat tangan Hinata akan mencapai kenop pintu, tiba-tiba langkahnya terhenti.

"Tunggu!"

Itu suara Sasuke. Hinata terdiam dan tidak bergeming.

"Aku ikut denganmu." ucap Sasuke dan berjalan mendekati Hinata.

Hinata membelalakan kedua matanya.

"Tidak. Kau tidak boleh ikut!" tolak Hinata.

"Aku akan tetap ikut meski kau menolak Hinata. Kau jangan memikirkan kami saja, pikirkanlah dirimu juga!" ucap Sasuke dengan tajam.

"A-aku.."

"Kami semua juga ikut Hinata." ucap Sakura.

Hinata menatap semua teman-temannya dengan raut terkejut.

"Ka-kalian semua h-harus tetap di s-sini. A-aku t-"

"Dan membiarkan dirimu dalam bahaya disana?! Kami tidak sekejam itu Nata." ucap Tenten.

Hinata menunduk. Matanya terasa panas dan tanpa sadar air matanya pun keluar.

"K-kenapa?" ucap Hinata dengan nada bergetar.

"Kau adalah teman kami. Tidak, maksudku sahabat kami Hinata-chan". Ucap Naruto.

"Naruto benar. Kita semua lah yang memulainya, maka kita semua juga yang harus mengakhirinya" ucap Shikamaru.

"A-aku t-tidak i-in-ngin k-ka-lian semua te-terluka" ucap Hinata lirih.

Sasuke menepuk pundak Hinata. Hinata pun mendongak.

"Kami akan baik-baik saja. Percayalah, kita semua akan saling melindungi" ucap Sasuke tersenyum lembut ke arah Hinata.

Hinata pun menghapus air matanya. Ia pun tersenyum ke arah mereka semua.

"Minna... Baiklah. Kita akan berjuang bersama" ucap Hinata.

Mereka semua pun mengangguk.

"Yosh. Mari kita berjuang!" ucap Naruto dengan semangat.

"Ha'i".

Hinata tersenyum menatap semua teman-temannya.

Ia pun membalikkan badannya dan menatap pintu di depannya.

'Kaa-san, tou-san, nii-san.... Lindungilah kami semua' batin Hinata.

Hinata pun memegang kenop pintu dan

Ceklek

Pintu kamarnya pun terbuka dan

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Sekian dan terima kasih^^

Salam hangat

Maulani❤

School of MysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang