Chapter 19

433 35 6
                                    

Hinata menatap sekelilingnya dengan bingung. Ia tiba-tiba berada di sebuah lorong sekolah.

'Dimana aku?.'

Ia pun mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

"Bukankah aku tadi berada di gudang, lalu tiba-tiba aku pingsan. Mengapa sekarang aku berada disini?," gumamnya.

Ia pun memutuskan untuk berkeliling. Rasanya tempat tersebut tidak asing baginya.

Hinata melihat ada beberapa siswa-siswi yang berjalan ke arahnya. Ia pun memutuskan untuk menghampiri mereka.

"A-ano, bolehkah aku bertanya?."

Beberapa siswa-siswi tersebut berlalu begitu saja dan mengabaikan keberadaan Hinata.

Hinata merasa bingung. Mengapa mereka semua seolah-olah tidak melihatnya. Ia mencoba untuk menyentuh pundak salah satu siswi itu.

Alangkah terkejutnya ia ketika melihat tangannya yang menembus pundak siswi itu.

"Apa yang terjadi?."

Hinata menatap kedua tangannya dengan horror. Apa mungkin ia sudah mati, pikirnya.

Tap

Tap

Hinata menoleh ke arah belakangnya dan melihat beberapa orang siswi yang menyeret paksa seseorang.

Ia memutuskan untuk mengikuti mereka semua.

Langkahnya pun terhenti. Tunggu dulu, bukankah ini gudang yang berada di lantai 3 sekolahnya?.

Ia pun mempercepat langkahnya untuk menyusul beberapa siswi tadi.

Disana Hinata melihat beberapa siswi tersebut menjambak seorang siswi yang terlihat kumuh.

Hinata menghampiri mereka. Disana ia melihat siswi tersebut di bully dan meringis kesakitan.

"Sialan kau. Sudah kubilang untuk menjauhinya jalang," teriak seorang siswi berambut cokelat pendek.

"A-aku s-sudah menjauhinya. T-t-tetapi dia selalu m-mendekati-ku," ucap siswi tersebut dengan lirih.

"Cih, kau pasti berbohong. Apa yang kau lakukan hah. Pasti kau menggodanya dengan tubuh jalang mu itu," ucap salah satu siswi lainnya.

"T-tidak aku tidak pernah mela-."

Plakk

Siswi berambut cokelat pendek tadi pun menampar sang gadis tersebut.

"Kau. Orang sepertimu benar-benar jalang menjijikkan. Kau tidak pantas untuk hidup, Saara."

Sang gadis yang bernama Saara itu merintih kesakitan saat beberapa siswi dihadapannya memukul dirinya.

Hinata yang melihat itu mencoba untuk membantunya. Namun sayangnya ia tidak bisa berbuat apapun karena ia tidak bisa menyentuh mereka semua.

Hinata menatap sekelilingnya dengan panik. Apa ada sesuatu yang bisa ia lakukan. Ia melihat sebuah kardus bekas yang ditumpuk.

Ia menghampiri kardus tersebut dan mencoba untuk menjatuhkannya.

Brukk

Para siswi tersebut menatap ke sumber suara. Mereka melihat sebuah kardus yang terjatuh.

Salah satu dari mereka mendekat ke arah kardus tersebut.

"Bagaimana ini bisa terjatuh?."

Disisi lain Hinata bersyukur mereka berhenti menyiksa gadis yang bernama Saara itu.

School of MysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang