Chapter 17

472 43 5
                                    

Chapter sebelumnya :

"Dimana ini?".

Hinata menatap sekeliling dengan bingung. Tiba-tiba ia teringat kejadian sebelum ia pingsan.

Hinata pun ketakutan. Ia mencoba untuk kabur dari tempat ini. Entah kenapa tubuhnya terasa sulit untuk di gerakkan.

"A-aku harus pergi dari sini," lirih Hinata.

"Kau tidak boleh pergi dari sini! Kau... MILIKKU".

.

.

.

Chapter 17

"Hah sial, sekarang kita berada di tempat yang tidak kita ketahui." Ucap Sakura.

Sasuke terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan Sakura.

Sasuke merasakan firasat buruk mengenai Hinata.

'Aku harap kau baik-baik saja Hinata' batin Sasuke.

"Tempat ini sangat menyeramkan," ucap Ino.

"Aku tidak percaya bahwa klan Hyuga memiliki tempat seperti ini," ucap Tenten.

Mati

"Siapa itu?," Ucap Shikamaru.

Mereka semua waspada. Entah kenapa ada yang tidak beres dengan tempat ini.

"Berhati-hatilah. Aku merasa bahwa akan ada bahaya yang datang," ucap Sasuke.

.

.

.

"S-s-siapa k-kau," ucap Hinata ketakutan.

"Hihihihihiii ini menyenangkan sekali."

"Apa yang kau inginkan!."

"Mati, Mati, Mati, Mati, Mati. KALIAN SEMUA HARUS MATI. AKU TIDAK INGIN SENDIRI. KALIAN HARUS MENEMANIKU."

Tiba-tiba peti di belakang Hinata terbuka. Hinata terkejut, dan ia pun mundur perlahan.

Dari peti tersebut keluarlah sosok yang Hinata lihat tadi di dalam lukisan.

Sosok tersebut tersenyum ke arah Hinata. Namun entah mengapa, Hinata justru merasa sangat ketakutan. Senyumnya, benar-benar mengerikan.

"S-s-siapa kau!" ucap Hinata.

"Hihihihii, kau cantik sekali. Ah mungkin jika aku menambah sedikit karyaku di wajahmu, kau akan terlihat sangat menakjubkan."

Hinata terdiam. Lalu ia pun berlari ke arah pintu.

Brakk

Brakk

'Mengapa pintunya terkunci,' batin Hinata panik.

"Hihihihiii, aku suka melihat wajah panik itu. Ahh menyenangkan sekali."

Sosok tersebut pun mencoba menghampiri Hinata.

Hinata benar-benar ketakutan. Ia pun menggedor-gedor pintu di depannya.

'Kumohon siapapun, tolong aku,' batinnya.

Tiba-tiba pintu tersebut terbuka. Tanpa menunggu lagi, Hinata pun segera berlari meninggalkan kamar tersebut.

"Aku harus keluar dari sini," gumam Hinata.

.

.

.

.

School of MysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang