Ingatan masa lalu menyeruak begitu saja ke permukaan. Semuanya begitu indah, masa kecil yang indah. Tapi Tuhan berkendak lain, sahabatnya kini pergi, menghilang, entah kemana.
Jennie tidak yakin mimpinya itu benar ataukah hanya bunga tidur seperti yang dikatakan kebanyakan orang. Dia hanya berharap itu hanyalah bunga tidur, pelengkap dan penghias tidur setiap orang.
Mengingat itu semua, membuat air matanya tak bisa lagi dibendung. Bulir itu terjatuh begitu saja dengan tenang mengalir di pipi Jennie. Tapi segera dihapusnya ketika sebuah benda menyelimuti tubuhnya yang hanya dibalut t-shirt hitam.
"Kau menangis?"
"Tidak." Jennie berusaha menunjukkan senyumnya.
"Terkadang hal tak terduga terjadi dihidup kita, hal-hal mengejutkan yang kadang kita tidak bisa menerimanya. Tapi karena sudah ditetapkan maka kita mau tidak mau harus menerimanya dan tetap melanjutkan perjalanan kita. Karena meskipun kita tidak mau menerima dan berdiam diri, itu tidak akan merubah apapun." Yoongi menghela napas ikut menatap pemandangan indah dihadapannya itu.
"Jen..."
"Hm?"
"Apa kau percaya? Jika dimanapun Taehyung berada, dia akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu?" Jennie menangguk, Yoongi dapat melihat gerakan itu melalui ekor matanya.
Kemudian Yoongi menghadap Jennie dan tersenyum. Dia memegang tangan Jennie yang sedari tadi berada dibangku besi dingin itu.
"Maafkan aku mungkin ini bukanlah saat yang tepat, bahkan menurutku sangat tidak tepat. Aku hanya ingin kau mengetahuinya, dan kumohon jangan benci aku setelah ini. Aku hanya takut jika semuanya terlambat."
Nampak raut wajah amat serius dari Yoongi. Jennie yang kebingungan pun mengubah posisi duduknya sedikit lebih menghadap namja di sampingnya ini.
"Maksud sunbae?"
"Kau tahu aku me-"
Drtttt drtttt
seoreoun mameul moti gyeo
jammotdeuldeon eodun bameul ddo gyeon digo~Suara ponsel Jennie berbunyi begitu nyaring di malam yang cukup sunyi ini. Jennie menarik tangannya dari Yoongi dan beralih mengambil ponsel yang berada di sakunya.
"Yeoboseo?"
"...."
"Ne?"
Jennie menutup mulutnya sendiri, dan tak lama ponsel yang berada di telinganya terjun bebas ke lantai. Yoongi yang terkejut refleks mengambil ponsel itu dan berlutut di hadapan Jennie.
"Siapa? Kenapa?"
Air matanya tidak dapat di bendung lagi. Pandangannya berkabut karena cairan itu sebentar lagi terjun bebas di pipinya. Mendadak pemandangan indah kota New York dihadapannya menjadi kabur dan tak menarik lagi.
Tak ada jawaban dari Jennie, dia menangis begitu pelan hingga tak terdengar isaknya. Tapi sangat jelas bahwa dia menangis cukup kuat hingga bahunya bergetar. Tidak banyak tanya lagi Yoongi langsung merengkuh pundak yeoja itu. Dia terus berusaha menenangkan Jennie.
Hingga beberapa menit bahu itu sudah mulai berhenti bergerak. Jennie bangkit dari rengkuhan Yoongi dan mengusap sisa air matanya.
"Jika kau tidak bisa cerita sekarang, aku tidak akan memaksamu."
"Aku akan menceritakannya nanti, yang penting kita harus kembali ke Seoul malam ini juga."
"Tapi kenapa? Bagaimana dengan mencari keberadaan Taehyung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] Lost and Love | yoonie x taennie
FanficMerelakan ternyata tidak semudah yang orang katakan. Jika harus rela melepaskan dua orang yang amat berharga di hidupnya, itu adalah hal terberat untuk Jennie. Tapi kemudian seseorang datang membantunya untuk bangkit dan melengkapi hidupnya. (180903...