5. Tragedi Kantin

4.5K 624 10
                                    

[ Sudut Kota Jakarta ]

"Kim Seok Jin?" tanya seorang guru menyebutkan nama-nama yang sepertinya sudah ia catat di notes kecil. Entah untuk apa. Pemilik nama-nama tersebut maju kedepan.

"Saya pak?" tanya pria berbibir tebal itu seraya menunjuk dirinya. Bu Levi itu mendengus pelan, "Ya iya masa Pak Parjo"

Kini giliran Seokjin yang mendengus, "Enak aja disamain pak Parjo" siswa bertubuh jangkung itu berjalan ke depan. Berada di urutan ketiga setelah Rose dan Mark.

"Buat apa bu? Daftar pilkada?" tanya Mark yang menyender di papan tulis dengan melipat dada. Matanya masih sayup-sayup karena ia tadi bangun tidur.

"Daftar pilkada palalu pitak. Udah jangan kebanyakan tanya, kayak pembantu baru" ujar Bu Levi kembali membuka notes kecilnya.

"Terakhir- um.. Khalisa Megantara? Ada?"

Semua mata tertuju kearah Lisa yang asik bermain kartu dibelakang bersama Jennie. Merasa dirinya diperhatikan, Lisa bertanya kepada Bu Levi "Ha? Apa bu?"

"Jangan ha he ha he mulu, sini kamu! Dari tadi kamu perhatiin ibu gak sih?" tanya Bu Levi yang dibalas cengiran khas Lisa. Gadis blasteran Thailand itu melangkah ke depan sambil menggaruk kepalanya, bingung.

"Saya perhatiin doi aja gapernah, apalagi ibu" ujar Lisa yang langsung mendapat tatapan tajam dari Bu Levi.

"Eh, bule kalo marah tambah cantik dah" ujar Rose yang terkikik melihat Lisa yang masih bingung kenapa dirinya dipanggil. Bule; Bu Levi

"Sudah! Sudah! Daripada saya makin pusing liat kalian disini. Kalian yang maju kedepan ditunjuk sebagai anggota inti paskibra untuk hadir ke istana Negara, sekian terima kasih"

Bu Levi berlalu, ramalannya tidak meleset sekalipun. Tentabg keadaan kelas yang kembali ricuh. Adanya argumentasi perbedaan pendapat, atau suara tawa yang menggelegar.

"DEMI APA GUA PASKIBRA? UPACARA AJA GAPERNAH HORMAT" ujar Lisa frustasi. Dibalas dengan jitakan Seokjin menggunakan penghapus papan tulis.

"Masih mending, elu njir. Gua aja upacara cabut ke UKS"

Mark berdecak, "Gue dong, pernah ikut paskibra. Cuma buat absen doang"kini giliran Rose yang melipat dadanya.

"Kayanya gue paling alim disini ye, gue upacara aja cari tempat yang adem"

"SAMA AJA LO KUNYUK" teriak mereka bersamaan. Bersamaan pula rasa kesal mereka yang sama sama ditunjuk entah dari mananya. Menjadi perwakilan anggota paskibra.

+++

"Nasgor, sepiring. Sama es teh satu" ujar Jungkook memberi lembaran uang 50 ribu kearah Jimin yang langsung kegirangan.

"Kembaliannya buat gue ya?" mendengar itu Jungkook berdecak, "Gak gak, mending buat beli makan ikan"

Jungkook menyayangkan uangnya, ia masih ingat keberadaan ikan mas dikolamnya yang dua hari ini belum makan makanan ikan. Terpaksa ia terkadang melemparkan nasi, gorengan atau apapun agar ikannya tetap makan.

Jimin mendengus, diikuti tawa Taehyung dan juga bunyi notif ponsel milik Suga. Meja pojok dengan penghuni 4 orang itu selalu rame dari segi mana saja.

Entah dari Jimin yang receh, dan Taehyung yang kadang memainkan gitar atau istilahnya konser dadakan. Entah dari si pangeran dingin Suga yang disukai banyak kaum hawa. Atau Jungkook, si cassanova dengan otak cerdasnya.

"Eh itu Irene?" tanya Suga yang tiba tiba memalingkan wajahnya menatap gadis berambut panjang itu.

Irene, notabenenya anak baru yang termasuk hits. Karena gadis cerdas, dan cantik itu pernah memenangkan olimpiade matematika.

Taehyung dan Jungkook menoleh, menatap objek yang dimaksud Suga, "Ngapain dia nempelin lem di daerah kekuasaannya trio cabe?" sambung Taehyung.

Jungkook mengedikkan bahu, "Hatersnya kali" ujarnya datar kembali memainkan iphone miliknya.

"Gak suka nih, model model kaya dia mah. Main di belakang," ujar Taehyung yang daritadi menatap gerak gerik Irene dan geng nya dengan jelas. Suga sendiri hanya menatap datar. Dan Jungkook?

Ia memainkan iphonennya tanpa tatapan peduli. "Udahlah, mungkin balesan mereka karna sering bully"

"WOI-WOI! geng nya Lisa udah dateng" Taehyung bergerak cepat. Ia mendekati arah Lisa, Jennie, dan Rose datang. Dimana geng Irene? mereka telah duduk di kursi dengan tenangnya. Drama yang menarik.

"Woi jangan du-

Terlambat.

Ketiganya sudah duduk dibangku masing masing, menatap Taehyung aneh, "Kenape sih lu?" tanya Jennie menatap Taehyung yang menghampiri mereka dengan terburu-buru.

"Dibilangin jangan duduk dulu" ujar Taehyung terengah-engah menatap mereka. Ketiganya masih bingung.

"Mending lu ikut duduk, emang ken-

Krekk~

mampus..." desis Lisa menyadari, ada sesuatu yang tidak beres.

Sudut Kota JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang