24. You're mine

3.5K 508 24
                                    

Lisa masih menganggap apa yang dikatakan ayahnya barusan hanya lah mimpi, Yeri? Saudara tirinya? Ia sama sekali tidak paham dengan skenario rumit yang terjadi di hidupnya.

Ia jadi teringat saat lockscreen handphone Megan terdapat anak perempuan dengan kisaran umur 8 tahun. Lisa menebak, itu Yeri. Dan tunggu? Yeri akan tunangan dengan Jungkook?

Lisa menatap sekelilingnya yang tampak bahagia, ada ayahnya yang berbincang mesra dengan ibu Yeri, alias selingkuhan ayahnya selama ini. Atau pihak keluarga Jungkook yang ternyata ikut hadir disana.

Ia melihat dirinya sendiri.

Rapuh.

"Bagaimana rencananya? Akan tunangan bulan depan? Pasangan cocok sekali ya" itu suara Ayahnya, Megan yang bertanya kepada pihak orang tua Jungkook.

Eunbi tersenyum bangga, "Kami juga sudah melihat hubungan keduanya, saya yakin dengan perjodohan ini, keduanya semakin saling mencintai satu sama lain"

"Bagaimana nak? Kamu setuju perjodohan ini?" Megan bertanya kepada Yeri. Yeri mengangguk antusias, disana ia sangat cantik dengan balutan gaun warna pink dengan polesan make up yang tidak terlalu tebal.

"Saya setuju pah, dan saya yakin Jungkook juga mencintai saya, Jungkook juga membelikan cincin khusus yang ia pilih sendiri" ucapnya bergelayut manja kepada Jungkook yang disebelahnya.

"Kamu sendiri?" kini giliran kakek Lisa bertanya kepada Jungkook mengenai perjodohan dan perlangsungan tunangan antara keduanya.

"Saya setuju opa,"

Lisa menatap Jungkook yang sekarang mengatakan itu sambil menarik senyuman tipis di bibirnya. Hatinya seolah teriris mendengar penuturan dari Jungkook sendiri.

"Setuju untuk membatalkan perjodohan maupun tunangan dengan Yeri" lanjut Jungkook.

Jungkook berjalan kearah Lisa, membuat semua orang disana terkejut dengan maksudnya, apalagi Yeri yang sudah menatap Lisa seolah ingin menerkam gadis itu hidup hidup.

"Will you marry me? Khalisa?"

+++

"Heh, turun, udah sampe ini!" Jungkook membuat Lisa semakin menangis keras. Hell, lupakan saja Jungkook yang romantis tadi. Nyatanya ia tetap sama saja.

"Gue terharu peak" Lisa mendorong Jungkook yang sekarang menghapus air matanya yang masih mengalir. Jungkook tertawa, menatap Lisa yang menangis sesenggukan.

"Jangan ilangin cincinnya, sampe ijab qabul" ujar Jungkook semakin membuat pipi Lisa memerah menahan malu.

"Kook, lo serius?" tanya Lisa yang mulai tenang.

Jungkook meraih jari jemari Lisa, memainkannya, dan terakhir mencium punggung tangannya,

(ini gue nulis sendiri baper sendiri gimana ceritanya:( )

"Gue serius. Gue bahkan ga main-main sama ucapan gue, iya emang gue belum pernah pacaran sama lo. Tapi menurut gue gapenting, karena gue emang serius kedepannya sama lo,"

"Gue yang setiap pagi lihat wajah lo, gue jadi ayah dari anak lo kelak, gue yang bisa lo jadiin sandaran saat lo butuh tempat cerita, bukan Bambam lagi"

Jungkook memeluk Lisa, merasakan kelegaan luar biasa setelah hatinya sedari tadi berdegup kencang saat di mansion.

"Stay with me, Khalisa" bisiknya

Sudut Kota JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang