16. Brøken

3.6K 492 0
                                    

Lisa kembali menarik senyumannya tatkala melihat kedua orang tuanya makan dengan tenang di satu meja makan. Keduanya sama-sama diam, namun entah Lisa merindukan kebersamaan sederhana seperti sekarang.

"Mah, kemarin Lisa kepilih ikut lomba paskibra" ujar Lisa bangga membuat Kesya tersenyum kecil. Ia mengusap rambut Lisa pelan. "Hebat! Kapan tampilnya?"

Lisa sedikit berpikir, bahkan ia tak benar benar serius mengikuti paskibra yang sama sekali ia tidak suka. "Dua bulan lagi" jawab Lisa.

"Mama usahakan lihat ya" ujar Kesya membuat Lisa berbinar. Ia bergantian menatap ayahnya, "Pah, papah juga lihat kan?" tanya Lisa.

Regan mengangguk pelan, "Iya,"

Keadaan kembali tenang, hanya suara sendok-garpu yang bersahutan membentur piring. Regan terlihat berbisik kearah Kesya, Kesya hanya berdeham atau bahkan memberi bahasa tubuh seperti isyarat dalam keadaan berbisik.

Lisa mengernyit, "Kenapa?" tanyanya membuat Regan dan Kesya sontak menggelengkan kepala pelan.

"Sebenarnya papah sama mamah mau membicarakan sesuatu" ujar Regan membuat Lisa memperhatikan ayahnya itu serius.

"Ehm, kami memutuskan untuk cerai Lis. Karena kami ud--

"Ce-cerai?" ucap Lisa membuat Kesya menghela nafas, jujur ia tidak bisa melanjutkan kata kata nya melihat respon Lisa yang sudah ia duga.

"Tolong berpikir sedikit Lis, mamah sama papah udah ngerasa gak cocok" Kesya melanjutkan kalimatnya yang tadi sempat terpotong.

Lisa mengusap wajahnya kasar, "Kenapa aku harus berpikir, kalo kalian aja sama sekali tidak memikirkan Lisa kedepannya? Mau cerai? Cerai aja sekalian. Lisa udah biasa sendirian"

"Lisa!" panggil Regan. Lisa menghiraukan ayahnya

Ia bergerak meninggalkan meja makan. Ia berjalan menuju kamarnya, dengan perasaan berkecamuk.

+++

Sudut Kota JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang