1. Hujan

5.6K 740 12
                                    

[ Sudut Kota Jakarta ]

Moment paling menyedihkan ketika pagi dibulan September adalah perihal, hujan. Bayangkan bagaimana padatnya Jakarta saat tempo hari dilanda hujan. Selain malas berdalih dari magnet kasur. Ia membenci dingin, yang harus merepotkannya untuk mengambil selimut, dan beranjak dari kasur.

Apakah ia harus repot repot memakai mobilnya yang baru saja di cuci, atau memakai jas hujan dan mengendarai motornya membelah padatnya Jakarta? Demi apapun hujan di pagi hari salah satu yang masuk dalam blacklist seorang Khalisa Megan Domani. Ralat. Megantara.

Ia meraih ponsel yang bergetar sedari tadi, entah dari Jennie, atau pun Rose yang sama sama berencana membolos dengan menulis surat ijin dengan alasan yang sama.

Anak didikan Pak Lukman

roseanne
PIM? yok!

Me
Begayaan ke PIM kalo utang kas lo masih numpuk bejibun

jenniejen
Kayak lo gak aja lis, uang kas lima rebu doang harus pake drama drama muntah muntah, ngaku hamil anaknya Iqbal si Dilan
NGAKAKAKA COY

Me
Bacod.
Gue mau otw ke sekolah, lupa lu ya ade penilaian geografi?

roseanne
demi ape?
Pak Lukman? Yang sering nyindir nyindir kita itu? COY SIAP SIAP COY SEKOLAH! DARIPADA DI GIBAHIN CALON PACARNYA LISA

Me
Mulut lo belum pernah
Diobras kayaknya Ros,

Lisa beranjak dari kasurnya, menghidupkan lampunya, dan menuju keluar kamar. Rumahnya sepi, namun kondisi rumahnya benar benar mengenaskan. Pecahan gelas, atau barang dapur yang keluar. Bohong kalau Lisa tidak tau adanya perkelahian antara kedua orang tuanya itu lagi.

Ia jarang bertemu kedua orang tuanya. Lisa sengaja tidur setelah kedua orang tuanya pulang dengan kondisi perut lapar, karena ia tahu, pagi pagi sekali kedua orang tuanya itu harus disibukkan mencari uang.

Wanita paruh baya dengan cempol di rambutnya itu membuat Lisa tersenyum lebar, "Bi, masak apa?" tanya Lisa menghirup aroma masakan asisten rumah tangganya yang sudah ia anggap orang tua keduanya sendiri.

"Sop jagung non, Nonik berangkat sekolahnya sama Ade aja ya. Hari ini Ade gak kuliah. Biar nyetir mobil non ke sekolah" tutur Bi Arumi merogoh dasternya mengeluarkan handphonennya, menghubungi anaknya.

Lisa menggeleng pelan, "Gak usah bi, ngerepotin"

"Gapapa non, nonik siap siap aja. Biar nanti Bibi bawain bekal di tas nonik,"

Lisa terpaksa menurut daripada ia harus menjadi bahan gibahan Pak Lukman yang sudah ia sangka menjadi hatersnya, dan haters komplotannya sejak awal.

Tak perlu waktu lama untuk mandi dan bersiap, Lisa sudah nangkring cantik di meja makan dengan tangannya yang masih memainkan ponsel. Tak sadar bahwa ada sosok yang memerhatikannya memain ponsel.

"Lis, ponselnya loh" ujar Hyunjin mengambil ponsel Lisa dan menaruhnya diatas meja. Terlalu aneh memang ketika Ade disematkan sebagai nama panggilan untuk Hyunjin.

"Iya iya bang" ujar Lisa menggigit buah nanas yang sudah di potong diatas meja. Ngomong-ngomong soal hyunjin. Lisa tak pernah berhenti kagum pada sosok itu. Kagum dalam artian apa ya?

Pria itu berprestasi, ramah, tampan, dan dari segi mana saja dia perfect. Ia kuliah kedokteran dengan beasiswanya tanpa sepeser uang pun. Sejak SMA sudah bekerja sembari sekolah demi membayar SPPnya.

Lisa membandingkan dengan hidupnya, jauh-

"Malah bengong" ujar Hyunjin membuat Lisa mendengus. Hyunjin tertawa. Namun keduanya menoleh melihat Bi Arumi yang membawakan bekal ke tas Lisa.

"Makasih bi, berangkat dulu bi" ujar Lisa menyalami tangan Bi Arumi. Diikuti Hyunjin yang menerima kunci mobil milik Lisa. "Bu, berangkat dulu"

"Iya kalian hati hati"

Keduanya berada di jalan raya, hujan masih turun dengan bebasnya di bumi. Gerutu pengendara motor dan pengguna jalan tak luput dari klakson yang saling bersahut sahutan.

Lisa membaca pesan di setiap pagi yang dikirim kedua orangtuanya untuknya, entah apa isinya. Hatinya teriris begitu saja. Komunikasi nya dengan orang tuanya sjaa minim.

Tak terasa, perjalanan memakan waktu setengah jam, Lisa melangkah keluar dan mengucapkan terima kasih kearah Hyunjin.

"Lis, be strong. Like a rock, jangan rapuh" ujarnya seraya tersenyum kearah Lisa. Lisa mengangguk. Matanya masih mengekori mobilnya yang berlalu dibawah kuasa tangan Hyunjin.

+++

"Lo marah kayak cewek pms njer" Taehyung tertawa melihat Jungkook yang tadi berniat membabat habisi dirinya kalau Jungkook tidak mengingat Taehyung yang notabenenya chairmate tersolidnya disamping Suga.

Jungkook mendesis sebal, "Bacod tet"

"Lagian nih ye, kemarin tuh momen langka, dimana lo yang biasanya kasar sama cewek bisa nganterin cewek dan nuntasin dare. WUIH" ujar Taehyung yang langsung menerima sorot tajam mata Jungkook.

"Gak pernah, kasar sama cewek" ujar Jungkook menggigit wafer.

"Pantat lo segitiga, tiap hari lo cekcok sama Lisa mulu kenape dah? Kalo gamau sini aja buat gue Lisa nya mah" ujar Taehyung membenarkan fakta bahwa Jungkook dan Lisa memang setiap hari cekcok. Entah masalah daerah kekuasaan, mengomentari penampilan Lisa, atau hal lainnya yang sekiranya bar-bar.

"Beda kalo buat cewek jadi jadian model dia mah" ujar Jungkook enteng. "Ini mulut kayaknya belum pernah digilis nih" ujar Taehyung menyanggah presepsi Jungkook.

Lisa itu perfect kata Taehyung, sikap bar-bar menurutnya menambah nilai plus untuk cewek jadi jadian macam Lisa. Entah melihat dari sedotan, intinya kata Taehyung Lisa itu mi ayam komplit versi
cewek.

"Jen" ketiganya menoleh saat mendapati Suga yang memanggil Jennie. Seolah mendapat momen langka, Taehyung langsung menyorakki Suga, diikuti Jimin yang baru masuk ikut menyorakki pria seputih salju itu.

"acia-ciaaa, bang agus ada sinyal sinyal nih" goda Jimin sambil melempar tas nya kearah bangku dan menoel pipi Suga.

"Bacod" ujar Suga keluar menemui Jennie yang sudah diam didepan kelasnya.

"Tar, ketemu di kantin, ada tugas Cinema yang harus gue bahas"

Jennie mengangguk, "Oke, gue tunggu istirahat pertama" Belum selesai melenggang pergi.

"E BUSETTT! Peje dong Jen" siapa lagi kalau bukan Lisa yang berlari kearah Jennie dengan suara nyaringnya yang hampir memekakkan telinga.

"Kaga ada peje peje, dah sono balik ke kandang" usir Jennie.

"Iya dah sono lu pergi aje jauh jauh, sekolah kaga niat lu, ini hari Senin njir, mana ada kaos kaki item" kata Jungkook yang langsung mengundang emosi Lisa.

"Apa? Minta dijejelin kaos kaki lu?"

+++

Vomment yaw. Voteback komen aje:)

Sudut Kota JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang