4. Perpustakaan

4.5K 676 8
                                    

[ Sudut Kota Jakarta ]

"Yah, gabisa gitu elah Bam. Masa iya gua yang kerja semua, dari nyatet, sampe pinjem buku perpus?" Lisa hampir saja menggebrak meja mendengar Bambam yang menyerahkan tugas sepenuhnya kepada Lisa.

"Lagian, pelajaran geografi lu jarang dateng. Sekalian pahamin materi, masa iya lu ketinggalan mapel mulu?" perihal Pak Lukman, alias guru ter-ter-ter hatersnya Lisa dan 3 sekawan itu membuat Lisa malas berlama lama bertemu pelajarannya.

"Bilang aja lo males ngerjain, Si Sinb nih, suruh nyari di perpus. Masa gua" ujar Lisa menunjuk Sinb. Siswi unggulan di kelas Lisa.

"Enak aja nyuruh Sinb, bilang aja lu ngantuk mau tidur, dipojokan kelas sambil dengerin dangdut? Yekan"

Lisa mendengus, "Ngaco lu, onta"

Lisa melenggang keluar kelas, menuju perpustakaan, dan mencari buku geografi. Tempat yang sebenarnya malas Lisa kunjungi.

Berada di perpustakaan, Lisa menjadi sorotan bagi pengunjung disana. Bagaimana tidak? Seorang Khalisa Megantara yang notabenenya cabut cabutan serta beberapa masalah yang sukses membuat dirinya di claim badgirls,

Sekarang menginjakkan kakinya di perpustakaan.

Keajaiban dunia!

"Hei"

Lisa menoleh kearah belakang, menemukan pria yang berdiri tak jauh dari rak buku sampingnya.

"Tayo, hei tayo, dia bis kecil goblok" ujar Taehyung membuat Lisa bergidik kesal, ia berlalu, diikuti Taehyung yang membuntutinya.

"Tumbenan lo kesini?" tanyanya yang sekarang berjalan seiring dengan Lisa. "Emang ini perpustakaan punya lo? Sampe gue kesini aja heran"

"Nyante anjing. Tumbenan aja lo kesini"

Lisa mendengus, "Nyari buku geograf-

Amarahnya terpancing, ia menatap lekat lekat gadis yang membelakanginya, ia berjalan mendekat. "MAKSUD LO APA BICARAIN GUE DIBELAKANG?"

Perpustakaan yang semula hening, menjadi
ramai saat Lisa menarik rambut adik kelas didepannya.

"Eh, kita gak bicarain lo" ujar nya yang lain memberi pembelaan, Lisa semakin geram "KUPING GUE GA TROUBLE YAH, GUE GA BAKAL KAYA GINI KALO KALIAN GA MULAI"

"Buat lo, jangan pernah nyapa gue setelah kejadian ini. Gue gamau dipanggil pembohong kaya lo, munafik"

Ia beralih menatap gadis disamping Irene. Iya tadi Irene, dan sekarang Lisa menatap gadis itu bukan dengan tatapan tajam.

"Gue gatau, kenapa gue bisa benci banget sama lo"

Kim Yeri, ia hanya diam saja. Menatap punggung Lisa yang menjauh. Diikuti dengan panggilan penjaga perpustakaan menggiring Lisa ke BK.

+++

Jungkook men-dribble bola basketnya berkali kali, memfokuskan titik pada ring. Dan melempar dengan simetris. Ketiga kalinya, Jungkook mencetak skors.

"Kasih minum," ujar Jungkook kearah Suga dan Jimin. Entah siapa yang ia mintai minum. Jimin menyodorkan botol mineralnya. Ia berbaring di lapangan basket, menikmati senja yang hampir turun.

"Lo jadi? Pulang sama Jennie?" tanya Jimin menatap Suga yang katanya tertarik pada Jennie. Yang notabenenya satu ekskul dengannya.

Suga mengangguk, "Iya,"

"Kuy cabut. Udah mau malem" Taehyung yang berganti baju menghampiri mereka bertiga. Mereka mengangguk, dan berjalan keluar dari lapangan menuju parkiran.

Gedung sekolah sudah sangat sepi. Bahkan langkah mereka bergema di antara koridor sekolah, menciptakan suasana horor yang pekat disana.

Untuk sisi horor, Jimin bahkan sudah menempel ke Jungkook dnegan keringat dingin, "Lu kenape sih tomket" sinis Jungkook menjauh.

"Gua merinding anjir"

Belum tiba saat di belokan menuju tangga parkiran, bayangan hitam samar itu berdiri di samping tangga.

Dan.

"DORR!"

"AAAAAAAAA!"

Mereka terkejut, bahkan Jimin sudah terpeleset ke belakang dan menutup matanya. "HAHAHAHAH, komuk lo pada kaget amat" ujar Lisa membuat keempatnya mendengus kesal.

"Gua slepet, mampus lo" ujar Jungkook menarik rambut Lisa seraya menuruni tangga.

"Lagian, lo berempat penakut amat njir" ujar Jennie menyahut, masih dengan tawanya mengingat Jimin yang terpental ke belakang karena kaget.

"Gue biasa aja ya, jangan samain mereka" Suga yang mereka akui paling datar. Hanya mengernyit dan berkedip karena kaget. Tapi jangan salah, bunyi detak jantung Suga temponya semakin cepat sekarang.

"JANGAN DIJAMBAK BEGO" ujar Lisa mengelus kepalanya saat tiba di parkiran. Jungkook mengedikkan bahu saja. Ia menaikki motor kesayangannya.

"Loh, Jen? Mobil lo kan mogok, lo bareng Agus?" tanya Rose melihat Jennie yang sudah duduk diatas motor Suga dengan cantiknya.

"Iyelah, tar suruh sopir gue taro bengkel aja"

"LAHH! NASIB GUA BEGIMANA" teriak Lisa menatap nanar Jennie yang tertawa kearahnya dan kearah Rose.

"Gua juga njing, lo pikir"

"Lo sama gue" ujar Jimin menunjuk Rose. Rose mengangguk cepat, mengiyakan sebelum senja benar benar turun, dan menyisakan malam.

Lisa mendengus, "Tet, bareng gua ye?"

Taehyung menggeleng pelan, "Ban belakang gue kempes. Gue kali ini gabisa dah Lis"

Lisa mendengus, masa iya gue sama Jungkook?

"Kook" interupsi Suga menatap Jungkook yang sekarang dengan malas malasan memutar bola matanya.

"Buruan naik. Nyusahin aja lo njir" ujar Jungkook membuat Lisa berjalan kearahnya, duduk di jok belakang.

Ctakk! Lisa memukul helm yang dikenakan Jungkook, Jungkook mulai melajukan motornya meninggalkan parkiran sekolah.

"Lo tuh harusnya bahagia, bisa nganterin most wanted paling cetar disini" ujar Lisa disela kebisingan jalan raya.

Jungkook bergidik, "Cetar darimana, lu sama kuah bakso aja gua susah bedainnya"

Sejak saat itu. Entah bagaimana bentuk helm Jungkook. Yang menjadi objek pelampiasan kesal Lisa.


++

Sudut Kota JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang