18. Mendung

3.6K 481 0
                                    

Jisoo tersenyum kecil setelah memberi kembalian pada customernya. Jisoo bekerja disebuah butik kecil milik Almarhumah ibundanya yang sekarang jadi miliknya. "Terima Kasih" ujarnya ramah.

Kaki jenjangnya berjalan kesebuah rak kaca berisikan kebaya jawa modern yang dilapisi plastik tebal. Ia tersenyum mengingat Mama nya itu suka sekali mengoleksi dan memakai baju adat Jawa.

Bahkan beberapa kebaya di butik mereka itu didesain dan dijahit oleh Inara sendiri, ibu Jisoo.

"Ma, jisoo kangen" ujarnya pelan sambil menatap rak kaca didepannya dengan mata berkaca-kaca. Suasana hatinya sedang tidak baik hari ini, mengingat ia memutuskan Taeyong yang diam diam selingkuh dibelakangnya dengan Irene.

Kenyataan yang tidak dipungkiri itu baru saja menorehkan luka dalam yang mungkin sulit dihapuskan. Jisoo menatap kembali kehidupannya, sekarang ia tinggal bersama Ayah dan adik kecilnya, tanpa sosok ibu yang sudah meninggalkannya 2 tahun silam.

"Jisoo eonnie!" Jisoo menghapus air matanya, ia menoleh mendapati Lisa yang tersenyum lebar kearahnya.

"Kenapa disini sebelum jam pulang? Jangan bohong lu. Cabut kan?" todong Jisoo mengintimidasi, Lisa terkeekh pelan, lalu mengangguk.

"Hehe, iya eon, malas gue disekolah" ujar Lisa membuat Jisoo menggeleng pelan mendapati tingkah anak itu. "Haiss, anak ini"

"Mau apa lu kesini?" tanya Jisoo.

"Itu, sebentar lagi Rose ulang tahun, gue mau cari kado eonn" ujar Lisa membuat Jisoo mengangguk, ia berjalan menuju sisi lain, dan mengambil gaun.

Gaun simple dengan warna pink pastel dan beberapa manipulasi perhiasan silver yang tidak terlalu mencolok itu membuat Lisa mengangguk, "Cakep," komentarnya.

"cocok sama Rose,soalnya pinggang rose kecil, jadi agak aneh kalau gue pilihin dress formal"

"Ini aja deh eon, oh iya, mau nemenin ngopi di cafe sebrang gak?"

+++

"Kenapa eonnie nangis tadi sebelum gue panggil?" tanya Lisa setelah pelayan pergi menyerahkan dua coklat hangat yang cocok disajikan di cuaca mendung, seperti sekarang.

"Keinget mamah aja lis, btw gausah pake embel embel eonnie segala ye? Berasa tua gue" Jisoo terkekeh setelahnya. Lisa mengangguk lalu meneguk coklat panasnya.

"Oh iya dah, gue kira lu masih depresi soal kemaren, maaf ya gue ga beritahu langsung padahal gue ada disana" ujar Lisa membuat Jisoo mengangguk pelan.

"Berat sih Lis, tapi ya mau gimana lagi daripada ngelanjutin hal yang udah terlanjur bikin gue patah hati" kata Jisoo menarik nafasnya pelan.

"Gue juga nggak ngira kak Taeyong selingkuh sama Irene, Jis. Gue lihat disekolah lu fine-fine aja waktu ngelatih paskibra, bahkan dia sempet marah waktu gue sama Jungkook goda goda lu" ujar Lisa.

"Gue kaget juga, Lis. Mereka terlalu rapi untuk menyebunyikan hubungan dibelakang gue. Bahkan Irene sendiri udah punya pacar kan?" tanya Jisoo dijawab anggukan dari Lisa. Lisa sendiri tersenyum getir.

"Iya, kak Hyunjin"

"Gak heran sih selama ini, Taeyong minta lebih awal dateng ke SMA kalian, palingan juga buat ngapel"

Lisa membelalakkan matanya, "Seriusan? Berarti udah lama dong?"

"Nggak tahu, sekarang lu sendiri kenapa cabut dari sekolah? Bukannya benerin sikap cih" ujar Jisoo membuat Lisa menggaruk rambutnya seraya terkekeh geli.

"Ya maap, lu gamungkin kan nyuruh gue keliling lapangan lagi?" ucap Lisa bernostalgia mengingat Jisoo dulu yang terkenal judes dan galak.

"Maap kalo soal dulu itu ye, elu sih udah telat bercanda mulu, gak serius latihan. Greget"

Lisa tertawa, "Gue gitu banget"

"Oh iya, lu kenapa cabut dari sekolah? Belum dijawab pertanyaan gue nih"

Lisa memainkan jarinya, "Gatau, gue ga mood disekolah, mungkin gara gara ada masalah aja. Tapi bukan masalah tentnag sekolah"

Jisoo menegakkan badannya, "Masalah apa?"

"Orang tua gue mau cerai"

Sudut Kota JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang