23. Hurt?

3.4K 455 22
                                    

Jemarinya menari-nari diatas keyboard. Jungkook sedang berada di kamar akhir pekan ini, ia hanya memainkan laptopnya dan mengerjakan beberapa makalah yang harus diselesaikan minggu depan.

"Kook, Yeri nunggu didepan" Eunbi berdiri didepan pintu menatap anak bungsunya yang seolah tidak mendengarkannya.

"Tunggu sebentar,"

Jungkook menghela nafas, mengapa hidupnya seolah menjadi rumit. Dimana ia harus menjalani perjodohan yang sama sekali Jungkook tidak menginginkannya. Atas dasar perintah sang Mama, dengan berat hati, Jungkook menyetujuinya. Lagian, ibunya juga susah dilawan.

"Oppa-yaaa!"

Suara manja Yeri menusuk telinganya, Jungkook tidak menggubris Yeri yang sekarang merebahkan diri di kasurnya. Hei? Sangat tidak sopan bukan?

"Lo tau sopan santun gak sih? Gue bilang tunggu sebentar" ucap Jungkook dengan nada ketus. Setiap harinya Yeri akan datang kerumah, entah untuk menonton film, main kerumah Jungkook, atau yang lainnya. Eunbi malah senang apabila Yeri sering-sering main kerumah.

Berbeda dengan Jungkook.

Yeri mencebikkan bibirnya, "Kamu kan calon suamiku, boleh lah aku kesini"

Jungkook menutup layar laptopnya keras, "Mimpi,"

+++

Lisa memadukan dress putih nya dengan jacket jeans, ia menggerai rambut panjang pirangmya. Ia menatap ke cermin, pantulan wajahnya terlihat anggun disana, tak lupa ia memoleskan sedikit lipstick bewarna peach, menambah kesan freshnya.

 Ia menatap ke cermin, pantulan wajahnya terlihat anggun disana, tak lupa ia memoleskan sedikit lipstick bewarna peach, menambah kesan freshnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(kayaknya begini gaes penampilan kakak saya)

Hari ini, ayahnya mengajak Lisa untuk makan malam bersama keluarga besar milik ayahnya. Lisa tentu ingat, bagaimana nenek dan kakek dari ayahnya sangat menyayangi Lisa.

Setelah bersiap, Lisa melangkah keluar kamar, "Pah, ayo" ujarnya membuat Megan mengangguk pelan, tersenyum kearah Lisa.

Lisa sendiri ogah-ogahan mengikuti dinner tersebut, selain ribet, ia juga sebenarnya malas berada disana, ia tidak dekat dengan kerabat ayahnya.

Mereka menaiki mobil Alphard yang sudah terparkir didepan rumah Lisa, "Gimana sekolah kamu?" tanya Megan berbasa basi sambil menjalankan mobil.

"Baik," bohong Lisa.

Sepanjang perjalanan, suasana semakin hening, hanya ada alunan musik dari Ed-Sheeran Perfect yang Megan putar didalam mobil. Sementara Lisa sendiri asik bermain dipikirannya sendiri.

Ia masih ragu untuk bertemu dengan kerabat ayahnya, apalagi fakta bicara bahwa kedua orang tuanya baru menyelesaikan sidang perceraian kemarin. Mungkin saja banyak yang membencinya?

Mobil berhenti didepan Mansion yang cukup besar. Kediaman kakek dan neneknya, Lisa tentu tidak asing dengan tempat ini, Lisa juga sering mengunjungi tempat ini semenjak ia kecil.

"Ayo masuk, Oma pasti seneng lihst kamu ada disini" Megan membuyarkan pikiran Lisa. Lisa mengangguk pelan, ia memasuki halaman mansion tersebut.

Ini sepertinya bukan dinner keluarga seperti biasanya, mungkin para kerabat ayahnya juga mengundang rekan bisnis untuk melakukan kerjasama atau semacamnya. Terbukti banyak tamu asing dengan undangan yang ada di tangannya. Well, menarik.

"Lisa!"

Wanita tua dengan wajah manis itu tersenyum kearah cucu kesayangannya, tangannya terbuka dengan maksud mengajak cucu yang ia rindukan itu berpelukan dengannya.

Lisa memeluk neneknya, meluapkan rasa rindu kepada wanita yang dulunya merawat Lisa ketika kedua orang tuanya sibuk bekerja.

"Cantiknya cucu oma," Lisa tersenyum kikuk.

"Kamu tinggal disini saja ya, sama oma," tawar Omanya membuat Lisa tersenyum kecil.

"Nanti aku main kerumah oma lagi," Setelah berbicara cukup lama dengan sang nenek, Lisa menuju ke lantai dua, dimana para tamu mulai tidak seramai lantai satu. Ia menuju balkon mansion tersebut.

Lisa menatap hamparan Jakarta pada malam hari, angin malam menerpanya, namun ia sama sekali tidak bergidik dingin, ia masih memandang pemandangan didepannya.

"Lisa?"

Lisa menoleh kebelakang, ia sama terkejutnya dengan seseorang yang memanggilnya.

"Lo kenapa ada disini?" Jungkook ikut mendekati Lisa didekat balkon. Lisa sendiri juga tidak tau mengapa Jungkook ada disini.

"Lo sendiri kenapa disini?" tanya Lisa balik.

"Gu--

"Tuan, Nona, anda dipanggil Tuan besar" seorang pelayan itu kemudian membungkuk lalu meninggalkan mereka. Lisa dan Jungkook bertatap tatapan bingung.

Mereka berdua menuju meja besar yang berada di tengah lantai satu, Lisa dan Jungkook menuruni tangga dengan posisi saling berdekatan.

"Nah, ini dia calon tunangannya"

Lisa semakin tidak mengerti apa yang diucapkan wanita yang tidak ia kenal. Dan tunggu? Siapa yang tunangan? Jungkook?
Atau justru dirinya sendiri?

"Yeri dan Jungkook akan tunangan, bulan depan"

Lisa menatap Yeri yang ada di kursi sebelah wanita itu.

Ada apa disini?

"Lisa sayang, kenalin, dia saudara tiri kamu. Yeri" ucap Megan.

---

Hm hm hm, ada yang bisa nebak? Sad ending/ hepi ending wkwk. Part ini jumpscare ga? Jumpscare ga? Wkwk

Sudut Kota JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang