Chapter 15

1.2K 234 67
                                    

"KONGPOP SUTHILUCK."

Kongpop menengok ke sumber suara itu. Itu suara Mae-nya. Mr & Mrs. Suthiluck berlari memeluk anak semata wayangnya. Kongpop selamat. Kongpop masih hidup. Rombongan keluarga Suthiluck pun mendekat.

"Syukurlah nak... syukurlah... terima kasih Tuhan." Mae memanjatkan doa dan rasa syukur karena anaknya masih hidup.

"Mae.. Pho... hik... hik...."

"Tak apa nak, Pho sudah ada disini. Pho akan menjagamu." Kata Pho membelai sayang kepala Kongpop.

"Siapa dia Kong ?" Tanya Mae penasaran dengan seseorang yang ada di pelukan Kongpop.

"Dia istri Kong Mae.." jawab Kongpop sambil membelai pipi Arthit yang sudah dingin.

"Kenapa dia ?" Tanya Pho, walau Pho dan Mae terkejut Kongpop memperistri seorang laki-laki tapi ketika menatap mata Kongpop yang penuh kesedihan, Pho tak berkata apapun tentang itu.

"Dia.. hik... Dia... hik.. dia sudah pergi meninggalkanku.." Kali ini Kongpop menangis meraung memanggil nama Arthit. "Ini salahku, Aku gagal melindunginya. Aku suami paling buruk. Tak dapat melindungi istri sendiri." Kongpop menyalahkan dirinya sendiri. Jika saja dia dirumah saja waktu itu, jika saja dia membawa Arthit dengannya, dan banyak kata jika lainnya.

"Kong... mari kita kuburkan dia dengan layak. Relakan dia." Kata Mae yang menepuk pundak Kongpop sebagai tanda supportnya.

"Mae....." Kongpop mengelengkan kepalanya, ia tak mau melepaskan Arthit. Mae melirik Pho agar dapat membujuk Kongpop agar dapat melepaskan Arthit.

"Kongpop.." panggil Knot. " Kau diminta ke lapangan kota. Para penduduk ingin meminta pertanggungjawaban." Bright memukul Knot.

"Itu bukan kesalahan Arthit." Bright geram kenapa para penduduk meminta pertanggungjawaban pada Arthit. Bukan kemauan Arthit merusak desa ini.

"Baiklah, kita selesaikan sekarang." Kongpop mengangkat tubuh Arthit dan berjalan mengikuti Knot. Bright membantu memegang kepala Arthit di samping Kongpop. Rombongan keluarga Suthiluck juga mengikutinya.

Sesampai di lapangan, para penduduk berteriak bahwa Kongpop tidak menjaga desa ini dengan baik. Desa ini hancur. Mereka sudah tak punya soul lagi.

"Ini semua karena Arthit!! Dia yang menghancurkan desa ini dan membuat kecewa mother of soul." Kata salah satu penduduk. Bright yang mendengar itu terpancing kemarahannya tapi Kongpop hanya diam saja.

"Ini bukan kesalahan Arthit. Bukan keinginan Arthit menghancurkan desa ini." Kata Bright geram.

"Apa kau buta ? Monster itu yang menghancurkan desa ini. Monster itu berada di dalam tubuh Arthit." Balas penduduk desa lainnya.

"Lalu bagaimana dengan kalian ?" Bukan Kongpop yang membuka suara tapi kakek yang ikut dalam rombongan keluarga Suthiluck.

"Siapa kau ?"

"Rays, penjaga terdahulu." Ucapan kakek itu membuat semua shock.

"Tidak mungkin.... penjaga terdahulu sudah meninggal. Begitu kata master."

"Master ?"

"Iya, Master Shu."

"Aahh.. Shu... dia bukan manusia." Jelas Rays.

"Apa maksudnya kek ?" Tanya Knot.

"Apa kalian tahu monster apa yang menghancurkan desa ini ?" Tanya kakek itu yang hanya dijawab gelengkan kepala oleh para penduduk.

"Sesuai ramalan bahwa akan ada monster yang akan menghancurkan desa ini. Monster itu mempunyai 3 kepala yang artinya ia mempunyai 3 soul. Seekor singa, Arthit dan master kalian itu salah satu dari soulnya." Para penduduk bertambah kaget mendengar master bukan manusia.

"Tidak mungkin!!" Bantah salah satu penduduk. Kongpop juga terkejut mendengar hal itu.

"Terserah kalian percaya atau tidak, bahwa ada seseorang yang menginginkan monster itu bangkit dan menghancurkan desa ini. Dan keinginannya sudah tercapai. Desa ini hancur."

"Apa Arthit bukan manusia ?" Tanya Bright penasaran.

"Tubuh Arthit itu tubuh manusia hanya saja jiwanya yang di rengut oleh monster itu."

"Kenapa monster itu ada di dalam tubuh Arthit ?" Tanya Kongpop. Jika saja tidak ada monster itu pasti ia akan hidup bahagia dengan Arthit.

"Mungkin karena Phoniex menginginkan demikian."

"Apa ? Phoniex ?" Bisik-bisik tak percaya bergema di satu penduduk ke penduduk lainnya.

"Mohon dijelaskan." Pinta Knot.

"Ini juga salah satu kesalahanku. Aku dan Mea saling mencintai. Mea adalah tubuh yang di pilih oleh Phoniex. Ternyata Phoniex mencintaiku melebihi dari Mea. Phoniex cemburu pada Mea dan ingin melenyapkannya. Ia membunuh Mea dan mengambil alih tubuhnya. Aku tak tahu hal itu sampai anak kami lahir. Anak itu kembar, ada tanda tiga titik di punggungnya yang merupakan tanda Phoniex. Saat itu baru aku mengetahui bahwa Mea yang selama ini mendampingiku bukan Mea yang aku cintai dulu. Dia adalah Phoniex. Sikapku berubah, aku jadi membenci sang Phoniex hingga selingkuh dengan wanita lain. Bin. Phoniex yang marah memporak-porandakan desa ini, ia membunuh Bin. Dan saat itu aku putuskan untuk mengurungnya. Kekuatan kami hilang, Phoniex terkurung dan aku kehilangan soulku. Kedua anakku aku titipkan pada master terdahulu Zack. Dan aku terusir dari desa ini karena tak menjalankan tugas sebagai penjaga dengan baik."

"Aku tak percaya padamu." Kata Jan.

"Terserah, aku tak meminta siapapun untuk mempercayaiku. Ini hanya kebenaran yang selama ini di tutupi. Jadi apa yang kalian inginkan dari Kongpop ?" Tanya kakek itu.

"Ingin membunuh Kongpop ?" Greg menganggukan kepala. Tak perintah dari siapapun para bodyguard langsung mengelilingi Kongpop untuk melindunginya.

"Dengan cara apa ? Soul kalian sudah menghilang. Desa ini juga sudah tak ada kekkai pelindung." Tanya kakek itu lagi. Para penduduk menyadari desa ini bukan lagi desa yang tersembunyi. Kekkai pelindung desa sudah tak ada.

"Apa yang harus kami lakukan, kakek ?" Tanya Knot.

"Kalian harus membaur dengan manusia lainnya, hiduplah sebagai manusia normal tanpa ada kekuatan soul. Mulailah beradaptasi dengan kemajuan zaman. Hanya itu yang bisa kalian lakukan sekarang." Penduduk terdiam. Mereka sama sekali tak mengetahui dunia luar.

"Apa hukuman untuk Kongpop ?" Tanya Greg.

"Bukankah dia sudah dihukum kehilangan orang yang di cintainya. Itu adalah penderitaan yang paling menyakitkan. Biarkan dia kembali ke orang tuanya dan meratapi kesedihannya seumur hidup." Usul sang kakek. Knot menyetujuinya. Ia juga menyadari ini bukan sepenuhnya kesalahan Kongpop.

Melihat Knot dan beberapa prajurit yang lain menyetujui usul kakek itu, maka para penduduk hanya mengikutinya saja. Kakek itu tersenyum puas.

"Ku percayakan penduduk desa padamu." Pesan kakek itu kepada Knot. Knot mengangguk dan berjanji akan menjaga penduduk desa dengan baik.

"Ayo kita pulang nak.." ajak Mae dan Kongpop mengangguk. Kongpop kembali membawa Arthit dengan bantuan Aim dan Tew.

"Bagaimana kalau kau ikut denganku ?" Kata Kongpop kepada Bright. Bright menyetujuinya. Setelah membereskan semua barang, Kongpop dan rombongannya meninggalkan desa itu.

Sejak saat itu nama Soul City lenyap dari permukaan bumi. Hanya tinggal sejarah saja.

7. THE SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang