Chapter 13

1.2K 226 25
                                        

Hai...

Zyzy update lebih cepat yang seharusnya update di hari Sabtu. Karena Sabtu ini Zyzy mau main, jadi biar freedom Zyzy up duluan 😁😁✌✌.

BUK... Kongpop memukul Bright yang baru aja tiba dan mengajukan diri untuk ikut pergi bersamanya.

"Kenapa kau bilang Arthit menculik Green ?" Tanya Kongpop geram. Gara-gara ucapan Bright semua penduduk berpandangan negatif terhadap Arthit. Padahal dalam situasi ini Arthit yang diculik bukan menculik.

"Hei... itu White yang bilang." Kata Bright bangun lalu mengusap sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulan dari Kong.

"Kau percaya padanya ?"

"Tidak tahu. Aku ingin percaya tapi juga tak ingin percaya." Perkataan Bright makin memicu amarah Kongpop.

"Jika kau percaya pada perkataan White, lalu buat apa kau disini ?" Bentak Kongpop kesal.

"Dengar, aku tahu mungkin kau tak percaya padaku. Tapi aku melakukan itu tanpa sadar. Tubuhku bergerak sendiri setelah White mengatakan hal itu padaku. Makanya aku ingin membuktikan sendiri apakah perkataan White itu benar atau tidak." Jelas Bright.

"Aku tak percaya kau." Kata Kongpop sinis.

"Terserah, aku juga tak butuh kepercayaanmu. Arthit temanku. Walau dia suka mengesalkan tapi dia tetap temanku. Aku juga tak ingin dia terluka. Aku ingin tahu kebenarannya." Teriak Bright.

Kita pergi bersama.

"Siapa kau ?" Tanya Bright curiga pada sesosok wanita transparan itu.

Pree. Ibu Arthit.

"Ibu Arthit ? Tak mungkin." Kata Bright. Setahu Bright, Arthit tak punya siapapun di dunia ini kecuali master. Tapi sekarang master juga sudah tiada.

"Kau percaya atau tidak, itu urusanmu. Kami akan tetap pergi mencari Arthit." Kata Kongpop tegas.

"Apa kau sudah mengetahui keberadaan Arthit ?" Tanya Bright.

Aku bisa mendeteksinya. Ia berada di dalam hutan.

"Good. Kita pergi sekarang." Kata Bright yang memanggil soulnya bersiap-siap untuk terbang.

"Tunggu. Kita naik Seiryu. Tak kubiarkan kau jalan sendiri. Aku tak tahu kapan kau akan berkhianat."

"Terserah." Kata Bright santai mengangkat bahunya.

***

"Ibu, sampai kapan kita menahan Arthit." Tanya Green. Ia hanya melakukan perintah ibunya. Tapi ia tak mengetahui rencana sesungguhnya.

"Kita tunggu sampai soulnya keluar."

"Maksud ibu ? Soul Arthit itu Oon. Dan kita sudah melilitnya tadi." Tanya Green bingung. Di desa ini setiap orang hanya mempunyai satu soul, tak pernah ada yang mempunyai dua soul.

"Oon hanya pelindung. Ia bukan soul Arthit sebenarnya." Jelas sang ibu.

"Jadi siapa soul Arthit sebenarnya ?"

"Ibu juga belum tahu. Kita akan memanggilnya saat Arthit tak sadar. Apa White sudah melaksanakan tugasnya ?"

"Sudah bu. Dari burung hantu yang White kirim mengabarkan bahwa sekarang para penduduk tak percaya dengan Arthit. Bahkan mereka juga berhati-hati dengan Kongpop."

"Bagus... bagus sekali..." seru sang ibu tersenyum. Rencana untuk menjadi penguasa desa ini akan berjalan dengan mulus. Sebentar lagi, sebentar lagi mereka akan mengetahui kekuatan dari Phoniex yang sebenarnya.

***

"Aku lapar...." Arthit terkurung dalam penjara. Entah dia berada dimana, tapi yang pasti perutnya sudah berseru minta diisi.

"Sang ular, aku lapar. Apa ada makanan ?" Tanya Arthit, awalnya ia takut sama ular itu tapi lama kelamaan Arthit merasa biasa saja. Toh dia yakin ular itu tak akan menyakitinya jika tidak disuruh.

"Bagaimana ini ? Oon tak ada ? Seiryu juga tak ada ? Bahkan Kong juga tak ada ? Siapa yang akan memberi Arthit makan ?" Arthit meremas perutnya mencoba menghilangkan rasa laparnya namun itu sia-sia belaka.

"Kapan Arthit dijemput ?" Monolog Arthit sambil menatap langit dari jendela kecil di atas sana. "Kong... katanya melindungi Arthit. Tapi Arthit tak juga di jemput." Arthit menangis lagi untuk kesekian kalinya hari ini.

"Kong pembohong... pembohong.... Arthit benci Kong..."

***

Seorang kakek merapalkan mantra di tempat Kongpop menghilang. Keluarga Suthiluck menyewa beberapa bodyguard untuk berjaga-jaga jika ada hal aneh yang terjadi. Mereka sudah berkemah 2 hari disini namun belum juga ada hasilnya.

Kakek itu masih berusaha mengucapkan mantra yang sama setiap hari namun tak ada hasil. Kakek itu meminta waktu 2 minggu untuk membuka jalan ke Soul city. Bagi Mrs. Suthiluck seaneh apapun itu akan ia lakukan demi menyelamatkan anaknya yang semata wayang. Tak akan ia biarkan anaknya hilang begitu saja.

Tew dan Aim juga menemai keluarga Suthiluck, selain penasaran mereka juga merasa bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Kongpop.

Hari demi hari berlalu sampai 1 minggu kemudian, tanah itu mulai bergerak dan mengeluarkan sinar yang menyilaukan mata. Selama beberapa detik sinar itu masih bersinar terang lalu lama kelamaan memudar berganti dengan awan gelap.

"Sepertinya ada kejadian buruk di dalam sana. Jalan ke Soul city sudah terbuka dengan sendirinya."

Keluarga Suthiluck, Aim, Tew dan para bodyguard bersiap-siap untuk menuju Soul city dan melihat apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana dan mencari Kongpop baik hidup atau mati.

7. THE SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang