Chapter 1

1.8K 259 47
                                    

"Masterr.... master....." ucap seorang pemuda yang imut dan manis itu lari tergopoh-gopoh menuju kuil yang menjadi tempat tinggal sekaligus tempat belajarnya.

BRAK....

Pintu yang tak berdosa dibuka paksa oleh pemuda manis itu.

"MASTER...." Teriaknya lebih kencang karena tak mendapat jawaban.

"Arthit... jangan teriak-teriak masih pagi." Ucap seseorang yang tinggi dan sudah tua. Rambut dan jenggotnya sudah memutih sesuai dengan usianya.

"Master, aku menemukan seseorang." Kata Arthit sambil mengatur nafasnya yang dari tadi berlari ngos-ngosan.

"Lalu ?"

"Orang itu lagi pingsan."

"Kenapa kau tak bawa orang itu kemari ?" Tanya masternya yang bingung dengan muridnya yang super duper unik ini.

"Aduhh master, dia itu besar, lebih besar dariku. Pasti berat. Mana kuat aku mengangkatnya. Lagian dia masih pingsan tak sadarkan diri." Ucap Arthit si pemuda manis yang merasa tak bedosa meninggalkan orang yang lagi pingsan disana. Sang masterpun hanya bisa mengeleng-geleng mendengar jawaban muridnya itu.

"Bangunkan dia Arthit."

"Sudah ketepuk-tepuk tapi tak mau bangun juga." Kata Arthit yang menekankan bahwa ia sudah berusaha semaksimal mungkin.

"Bangunkan dengan air."

"Ow iya kenapa aku tak kepikirannya. Aku pergi dulu master." Arthit sudah bersiap-siap ingin pergi balik ketempat tadi.

"Tunggu..." sang master menarik belakang baju Arthit. "Bawa dia kemari. Kalau dia terluka, kita harus mengobatinya."

"Oke..."

***

Arthit sudah sampai ketempat dimana ia menemukan orang yang pingsan tersebut. Bangunkan dengan air sesuai petunjuk master. Pikir Arthit.

Arthit menutup matanya dan memusatkan energinya hingga mengeluarkan bayangan putih yang mirip dengan dirinya. Oon. Soul Arthit.

( Soul disini maksudnya adalah semacam pelindung, bisa berbentuk orang, benda bahkan bintang tergantung dari sifat dan kekuatan hati sang pemiliknya. ).

Oon, cemplungin dia ke sungai. ( Zyzy : kayaknya maksud si master bukan gitu deh Arthit 😒😒).

Soul yang bernama Oon itu mengangkat tubuh orang yang pingsan dan dilempar ke sungai terdekat.

"Hua... hua... hua..." Orang yang pingsan itu berenang ke pinggiran dan mengatur nafas serta detak jantungnya yang kaget tiba-tiba tenggelam di sungai.

"Sudah sadar ?" Tanya Arthit kepada orang itu. Master memang pintar.

"Kau... kau siapa ?"

"Aku Arthit . Kau siapa ?"

"Kong... Kongpop."

"Apa kau terluka ?"

Kongpop hanya diam. Masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

"Ehmm.. sepertinya tidak." Arthit menjawab pertanyaannya sendiri.

"Kamukan sudah sadar, sana pulang nanti orang tuamu mencarimu." Kata Arthit memberi nasihat yang menurutnya sangat teramat bijak.

Kongpop memandang sekelilingnya, ini benar - benar tempat indah namum Kongpop tak tahu ini dimana. Dia terdampar di tempat asing. Sial.

"Tunggu. Ini dimana ?" Kata Kongpop menahan Arthit yang sudah mau pergi.

"Kota Soul."

"Soul ??"

"Iya. Soul " kata Arthit kesal mengulang kata-kata yang sama.

"Ini dimananya Thailand ?"

"Apa itu Thailand ?"

"Negara."

Arthit mengenyitkan dahinya sepertinya ia tak mengenal kata itu.

"Tak tahu. Sudah belum tanyanya. Aku mau balik pulang. " Oon ayo kita pulang.

Bayangan putih itu melewati Kongpop. Seketika Kongpop serasa mendapat serangan jantung akibat shock melihat manusia transparant.

"Apa... apa.. itu..?" Kata Kongpop yang menunjuk kearah manusia transparant itu.

"Itu soulku."

"Soul ?"

"Iya. Soul. Tuh kan aku mengulang kata yang sama kali. Kau ini bodoh amat. Aku mau pulang."

"Tunggu.. aku ikut kau pulang." Kata Kongpop merasa ngeri ditempat asing dan tempat ini menurutnya aneh.

"Tapi kau kan tak terluka. Kata master kalau luka baru dibawa pulang."

Otak cerdas Kongpop langsung berpikir cara agar ia ikut Arthit, pemuda manis itu. Daripada dia bermalam diluar.

"Ini kakiku terluka."

"Mana ? Ini luka kecil." Kata Arthit mengamati kakinya. Ada luka segaris kecil di ujung kaki Kongpop.

"Tetap saja sakit. Kau yang membuatku luka. Jadi kau harus bertanggung jawab."

"Apa itu tanggung jawab ? Jangan pakai kata-kata yang aneh." Ya Tuhan, sejak kapan kata tanggung jawab menjadi kata aneh. Kongpop tak habis pikir makhluk apa sih si Arthit sebenarnya.

"Maksudnya karena kau yang membuatku luka jadi kau harus mengobatiku."

"Ooo begitu." Kata Arthit seraya mengerti perkataan Kongpop. " Ya sudah ikut aku pulang, tapi jalan sendiri. Kekuatanku sudah habis saat melemparmu kesungai."

"WHATTT ?? jadi kau yang melemparku ke sungai ???"

"Iya."

"Kau..." Kongpop mengepalkan tangannya. Mau marah tapi ia tak berdaya. Ini tempat asing. Ia harus beradaptasi atau dia bisa dalam bahaya.

"Sudah ikut aku pulang. Jangan kebanyakan tanya."

***

Mr dan Mrs. Suthilcuk tergopoh-gopih berlari dilorong rumah sakit setelah mendengar bahwa anaknya terlibat dalam bencana alam.

"Aim...." kata Mrs. Suthiluck menghampiri Aim di unit gawat darurat.

"Bibi..."

"Dimana Kongpop ?" Tanya Mrs. Suthiluck tak sabaran.

"Itu...itu..." Aim menjadi ketakutan dan serba salah.

"Katakan padaku cepat. Jangan membuatku khawatir."

"Benar Aim, katakan saja pada paman dan bibi. Tak perlu takut."

"Kongpop.... dia... dia..."

"Dia kenapa ?"

"Dia ditelan bumi."

"APAAAAAAAA????"

7. THE SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang