Chapter 16

1.4K 245 39
                                    

"Turunkan dia disini." Perintah kakek itu agar Kongpop menurunkan tubuh Arthit ke tanah. Kongpop tetap menurutinya walau tak mengerti apa maksud dari perintah kakek itu.

"Kita tunggu dia." Kata kakek itu kepada Kongpop.

"Maksud kakek ?" Tanya Kongpop bingung.

"Kita tunggu soulnya kembali." Kongpop semakin tak mengerti apa yang dimaksud oleh kakek itu. Jika Kongpop saja tak mengerti apalagi yang lain, lebih tak mengerti.

"Hahaha....stop membuat wajah seperti anak hilang begitu." Canda sang kakek. Tak ada yang menanggapinya karena semua masih bingung. "Tak lucu ya..." lanjut kakek itu sedih.

"Tolong kakek jelaskan agar aku mengerti." Pinta Kongpop.

"Baiklah.. Arthit mempunyai soul yang lain."

"Mak.. maksud kakek ?"

"Kau lihat ada monster itu di badan Arthit bukan ?" Kongpop mengangguk. "Monster itu mengusir soul Arthit yang lain. Soul sesungguhnya."

"Tapi semua soul sudah pulang ke mother of soul." Kata Kongpop.

"Dia belum. Karena dia masih mempunyai tugas menyelamatkan pemiliknya. Kau tahu bukan bahwa Arthit mempunyai kekuatan pembangkit." Jelas kakek itu.

"Jadi.. jadi.. maksud kakek, Arthit bisa hidup kembali." Tanya Kongpop dengan penuh harap.

"Benar. Dia mempunyai kekuatan dari Phoniex yaitu bangkit dari kematian. Selama dia suci. Atau jangan bilang kau...."

"Aku belum menyentuhnya. Sungguh." Kata Kongpop segera memotong perkataan kakek. Kongpop sungguh tak pernah menyangka bahwa Kongpop akan berterima kasih kepada musuhnya yang selama ini menghalangi Kongpop untuk berbuat intim dengan Arthit.

"Baguslah kalau begitu. Kita akan menunggu soul Arthit kembali." Kongpop sungguh gembira, ada secercah harapan ia bisa kembali bersama Arthit. Bright juga senang dan berharap agar apa yang di katakan oleh kakek itu menjadi kenyataan.

"Bangun tenda." Perintah Mr. Suthiluck pada rombongannya. Ia tahu bahwa anaknya tak akan begerak sedikitpun sebelum bocah bernama Arthit itu bangkit dari kematiannya. Entah benar atau tidak, setidaknya Mr. Suthiluck sudah berusaha menunggu.

Sudah 2 hari dari sejak membangun tenda, tapi apa yang ditunggu tetap tidak datang. Walau Aim dan Tew sudah membujuk Kongpop tapi Kongpop tetap pada pendiriannya.

Malampun sudah tiba. Tubuh Arthit masih berbaring kaku sama seperti 2 hari yang lalu. Kongpop terkena flu karena selalu menemani Arthit diluar.

"Kong, tidurlah..." pinta Mae. Kongpop mengeleng.

"Kong, kamu sudah sakit flu. Nanti tambah parah." Bujuk Mae. Kongpop menatap Mae dengan berlinang.

"Arthit Mae...." Kongpop yang selama ini menahan tangis akhinya pecah juga di pelukan ibunya.

"Kalau kalian memang berjodoh, pasti Arthit akan kembali ke sisimu." Kongpop menyerah, ia menurut pada Maenya masuk ke dalam tenda. Tanap mereka ketahui ada seorang gadis yang mengintai.

Gadis itu mendekati Arthit setelah Kongpop pergi. Ini sudah hampir pagi, semua orang sudah terlelap tidur. Gadis itu menyentuh wajah Arthit dan mulai mengeluarkan api membakar tubuh Arthit. Semakin lama api tersebut semakin besar hingga membangunkan yang sedang tidur.

Kongpop keluar tenda tak percaya, tubuh Arthit terbakar. Baru saja 1 jam ia masuk ke dalam tenda. Kongpop pasti berlari ke tempat Arthit jika tidak dihalangi oleh para bodyguardnya.

"MINGGIR!!!" Bodyguard tak bergerak, tetap pada tempatnya.

"ARTHIT!!!

"TIDAK.... TIDAK..."

"ARTHIT!!!

"ARTHITTTTTTTT..."

"Tangkap dia" Perintah Mr. Suthiluck kepada gadis itu setelah membuat Arthit terbakar hingga hangus menjadi abu.

Kongpop baru sadar, dia gadis yang dulu tertangkap itu. Gadis yang mempunyai tiga titik api di punggungnya.

"Kenapa kau membakar Arthit ?" Kata Kongpop geram, ingin sekali memukul gadis itu jika tak di halangi oleh Aim dan Tew.

"Tunggu!!" Kata kakek. "Kenapa kau membakar Arthit ?" Tanya kakek itu menginterogasinya.

Agar dia bangkit kembali...

"Siapa kau ?" Tanya Bright.

Saeng ( Cahaya ). Soul Arthit.

"Maafkan aku. Aku kira kau.... Bukankah kau gadis yang waktu itu ?" Kongpop merasa lega karena Arthitnya akan bangkit walau tadi dia sempat ingin memukul gadis itu.

Tak apa. Aku memang tertangkap waktu itu tapi bukan aku yang menyalakan api. Itu perbuatan bibi Arthit.

"Tolong jelaskan semuanya." Gadis itu mengangguk.

Aku adalah Soul Arthit sejak ia lahir, namun soul monster Chichi menginginkan tubuh. Tubuh Arthit istimewa karena bisa menampungku. Sang pembangkit. Karena orang tua Arthit sudah tak ada, maka ia mengusirku dan menghisap setengah kekuatanku. Terciptalah master Shu yang kalian kenal. Sejak itu aku bersembunyi agar tak ada yang mengetahui kekuatan pembangkit atau ingin mencelakai Arthit tapi aku tetap mengawasi Arthit secara diam-diam. Pree ibu Arthit yang mengetahui ada soul lain di dalam tubuh Arthit, segera masuk ke dalam tubuh Arthit untuk menekan kekuatan monster itu muncul keluar. Pree berada disana untuk melindungi anaknya. Seiring berjalannya waktu kekuatan Pree makin melemah dan puncaknya Arthit terpisah dari Pree hingga monster itu dapat bangkit.

Kongpop mengangguk mengerti. Bright mengangguk setengah mengerti. Yang lain hanya diam.

Aku harus pergi. Tugasku sudah selesai.

"Terima kasih." Kongpop mengucapkan dengan sungguh-sungguh. "Kapan Arthit akan kembali hidup ?"

Segera. Jagalah dia dengan baik.

"Aku pasti menjaganya." Janji Kongpop. Setelah itu Saeng tersenyum dan menjadi cahaya pergi ke tempat mother of soul.

Abu yang tadi terjatuh ke tanah segera berkumpul keatas. Semakin lama semakin membentuk seseorang. Ada cahaya yang menyilaukan mata saat proses itu berlanjut hingga tak ada satu pun yang mengetahui bagaimana proses itu. Tak lama, terbentuk tubuh Arthit yang tertidur dan diturunkan ke atas permukaan bumi.

"Arthit..." Kongpop segera menghampirinya dan memeluknya. Thanks God, badannya hangat.

Arthit membuka mata perlahan. Berusaha mengenali siapa yang memeluknya.

"Kong....." kata Arthit pelan.

"Benar, ini Kong. Kong datang menjemput Arthit."

"Kong lama... hik... Arthit... Arthit.... hampir dimakan ular hua... hua..." Arthit menangis di pelukan Kongpop. Kongpop mengucapkan maaf berulang-ulang kali.

Aim dan Tew saling tukar pandang lalu mengangguk mengerti dan tertawa kecil. Di pikiran mereka, Kongpop yang selalu digilai oleh para wanita, sekarang mempunyai istri seorang laki-laki dan bersifat bocah.

Mr. & Mrs. Suthiluck akhirnya bisa bernafas lega.

"Aku pamit." Kata kakek tiba-tiba.

"Anda mau kemana tuan ?" Tanya Mr. Suthiluck.

"Tugasku sudah selesai. Soul city sudah hilang. Tubuh ini sudah saatnya menyatu dengan tanah. Aku ingin meninggal di samping kuburan istriku. Mea."

"Terima kasih atas segalanya. Maaf kami belum dapat membalas kebaikan anda."

"Jagalah dia dengan baik. Jangan menceritakan kejadian ini kepada siapapun, termasuk kepadanya." Semua mengangguk mengerti. Kakek itu berjalan pergi menjauh menuju Soul City.

"Kong... Arthit lapar.... hehehe..."

7. THE SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang