Chapter 11

1.3K 229 22
                                    

Arthit membongkar semua isi tasnya tanpa niat untuk merapikannya kembali. Ia memang tak ahli dalam mengurus pekerjaan rumah tangga. Untungnya ada Oon yang siap membantunya setiap saat.

"Hahh...." terdengar seseorang menghela nafas di depan pintu kamar yang dibelakangi oleh Arthit.

"Rapikan sedikit Arthit, jangan selalu menyuruh Oon." Kata Kongpop yang sambil memungut baju yang berserakan di lantai.

"Arthit kesal sama Kong." Kata Arthit melompat duduk di tempat tidur sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kenapa lagi ? Kong sudah memenuhi janji Kong. Arthit sudah naik Seiryu kan."

"Iya tapi cuma 5 detik lalu langsung sampai. Kurang lama....." Memang susah kalau punya istri seorang bocah.

"Arthit.... " belum sempat Kongpop bicara sepenuhnya dengan Arthit, ada panggilan dari luar rumahnya. Kongpop meninggalkan Arthit yang masih ngambek untuk membuka pintu.

Tak lama kemudian, Kongpop kembali lagi ke kamar.

"Arthit, Kong ada urusan. Kong pergi sebentar ya. Oon jaga Arthit. Seiryu kau juga." Perintah Kongpop. Kenapa perlu dua soul untum menjaga Arthit ? Karena kalau Oon sendiri, Oon selalu menuruti perintah Arthit baik perintah itu baik atau buruk. Jadi Kongpop menugaskan Seiryu untuk mengawasi mereka berdua, sekalian berjaga-jaga jika phoniex palsu itu kembali untuk merebut Arthit.

"Sana pergi... memangnya aku anak kecil yang perlu dijaga. Itu tidak benar kan Oon, Seiryu..." dua soul itu hanya tersenyum saja menjawab pertanyaan dari Arthit.

"Ciuman selamat jalannya mana ?" Pinta Kongpop.

"GAK. ADA." Arthit menarik selimutnya menutupi tubuhnya dari kepala sampai kaki.

***

Kongpop tergesa-gesa menuju kuil master, ada seseorang penduduk yang memberitahu Kongpop bahwa master terluka parah. Ada yang melihat kobaran api di belakang kuil.

"Master, apa kau tak apa-apa ?" Tanya Kongpop yang melihat master terbaring diatas futon.

"Kongpop...." Master mencoba berbicara dengan suara seraknya. Sambil mengerakan tangannya sebagai isyarat agar Kongpop mendekat. Kongpop mendekatkan telinganya ke bibir master untuk mendengar apa yang master katakan.

"Phoo... phoo.. phoniex tel.. telah kem.. bali.." itu kata-kata terakhir master sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Para penduduk menangis mengetahui master telah pergi untuk selamanya.

"Kongpop, kami mohon jagalah desa kami..." kata salah satu penduduk itu memohon karena Kongpop adalah sang penjaga.

"Aku.. akan berusaha menjaga desa ini." Kongpop berjanji harus memgusut tuntas siapa yang telah membunuh master.

***

Pergii... jangan ganggu dia...

Arthit terbangun dari tidurnya mendengar suara seperti orang bertengkar. Padahal menurut Arthit, tidak ada siapapun disana kecuali dirinya dan para soul.

Arthit bangkit berdiri menuju sumber suara itu.

Akan kulindungi dia dengan segenap kekuatanku. - Oon.

Oon ? Bicara dengan siapa - pikir Arthit.

Kau pikir bisa menghalangiku.

Suara siapa ini ?

Arthit membuka pintu dan menemukan seorang wanita cantik yang sedang bertengkar dengan Oon. Sedangkan Seiryu, Arthit tak tahu ia pergi kemana.

"Hai Arthit..." sapa wanita cantik itu yang tak memperdulikan tatapan tajam dari Oon.

Menjauh darinya - Oon.

Oon sudah berdiri dihadapan Arthit. Menghalangi wanita itu mendekati Arthit.

"Oon kau tak sopan." Kata Arthit yang mengeser Oon. " Green, ada apa ?"

"Ada hal yang penting yang aku ingin bicarakan padamu Arthit."

Dia berniat jahat Arthit. - Oon.

"Jangan berprasangka buruk Oon." Bisik Arthit. Tidak sopan menuduh wanita cantik sebagai orang jahat.

"Apa itu Green ?" Tanya Arthit dengan polosnya.

"Ini...." sekelebat ada yang bayangan putih yang berbentuk ular mengikat Arthit dan ular lain mengikat Oon.

"Greeennn apa ini ?" Tanya Arthit bingung. Badannta tak bisa bergerak. Nafasnya sesak. Ular itu mengikatnya dengan sangat kencang.

"Diam... bocah bodoh." Kata Green yang terkenal ramah menjadi jahat. " Bawa dia ke ibuku..." perintah Green kepada ular-ular itu.

"Tinggalkan soulnya." Perintah Green sekali lagi.

"Tidakk... tidak... Oonn.... tolong aku.... tidakkk.... seiryuuuu... Kongg...." teriakan Arthit yang meminta tolong pada semua yang ia kenal.

Arthittttt.... - Oon.

***

Bright berlari terburu-buru menuju kuil master, bukan karena ia mendengar bahwa master sudah meninggal tapi ada hal penting lain yang ia harus sampaikan kepada Kongpop.

"Kong...." teriak Bright yang menyerubu masuk.

"Ada apa Bright ?" Tanya Kongpop panik melihat wajah Bright. Para penduduk pun menahan nafas, pasti ada kejadian buruk lagi.

"Tolong, Arthit menculik Green..."

7. THE SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang