Nii

22.1K 2.1K 137
                                    

"Kamu

Hamil ya?"

-----

"Ma-maksud ibu apa?!" Tanya Donghyuck nampak sangat shock.

"Hmm, ciri-ciri kehamilan terlihat dari tubuh kamu"
Jawaban Ibu Irene lantas membuat pemuda manis itu menjadi patung sejenak.

"Ga-gak mungkin bu! Saya laki-laki gak punya rahim!" Bantah Donghyuck, keringat dingin mulai membasahinya.

Ibu Irene menghela nafas, "Gini, gimana kalau saya beri kamu testpack? Besok saat urin pertama kamu keluar kamu cek saat itu. Mau?"

Donghyuck menggeleng kepalanya pelan, sungguh ia tak punya rahim namun kenapa guru penjaga UKS nya itu tetap memaksanya. "Bu, gak mungkin, saya gak punya rahim buk..." lirihnya yang terdengar seperti bisikan tapi masih tetap bisa di dengar Ibu Irene.

"Saya mengerti, Nak. Alangkah baiknya kita tahu lebih awal. Saya orang kesehatan Donghyuck, saya ini pernah ikut akademi kebidanan. Jadi merasakan ciri-ciri kehamilan dari bentuk tubuh itu udah menjadi kebiasaan kami."

Anggukan pelan pun menjadi balasan pernyataan dari Ibu Irene.

"Nah jika begitu, ini." Guru itu pun menyodorkan bungkus kecil benda putih yang diterima oleh Donghyuck.

"B-bu.." panggilnya pelan.

"Iya?"

"Ibu, mau kan rahasiakan 'hal' ini? S-saya gak mau orang lain tau"

Guru cantik itu tersenyum, tangan lentiknya mengelus surai halus Donghyuck.
"Saya gak sejahat itu nak. Saya masih ingat akan kode etik kedokteran." jelas Ibu Irene sambil memandangin wajah pucat sang murid.

"Terimakasih bu..."

"Sama-sama, Donghyuck"

○●○

Pemuda manis itu terbujur lemah begitu pula dengan hatinya.
Namun hal yang sangat mengganggu adalah pembicaraan bersama gurunya tadi.

"Aku... Hamil?" Tanyanya entah kepada siapa. Tangannya segera menutup matanya yang mulai berair. Akhir-akhir ini dirinya begitu sensitif terhadap suatu hal.

'Tok tok'

"Hyuckie?"

Donghyuck segera bangkit dari ranjangnya kemudian berjalan ke arah pintu kamar lalu membukanya.

"Kenapa dad?" Tanya Donghyuck. Senyum mengembang di wajah gagah orang yang ia panggil itu.

"Hyuckie, ayo makan malam! Jangan belajar terus, mom sudah masak banyak makanan buat kita" pinta ayah Donghyuck.

"Iya, nanti Hyuck kesana. Dad duluan aja"

----

"Malam dad, malam mom!"

"Malam bear~"

Donghyuck terkekeh pelan saat sang ibu memanggilnya seperti.

"Mom masak apa?" Tanya pemuda manis itu kepada ibunya.

Sang ibu tersenyum, "kesukaan bearnya mom"

Donghyuck segera melirik ke meja makan tersebut, namun dari semakin mendekat indra penciumannya dapat mendeteksi bau menyengat yang ia tidak sukai.

"K-kare?" Tanyanya meyakinkan.

"Yup dear, itu salah satu kesukaan kamu kan sayang?"

Otak Donghyuck sedang memproses kejadian ini. Kenapa bisa makanan kesukaannya menjadi begitu menyengat di indra penciuman miliknya.

[END] Young MumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang