Pemuda Lee dan Huang berjalan bersama menuju rumah mereka yang searah.
Mata pemuda Huang mengedar sambil kakinya mendekati toko manisan kecil, diikuti oleh pemuda manis di belakangnya.
Setelahnya ia mengambil dua eskrim stik dan membayarnya di kasir.
"Mau?" Tawar Huang.
Si manis dengan senang hati mengangguk.
"Ada syarat Jaem" lanjutnya. Bibir si manis itu mengerucut.
"Apa?!" Tanyanya galak. Makin membuat gemas Huang tampan itu.
"Nilai tes kimiaku buruk minggu ini" -jelas si Huang sambil menjilat mesra eskrim-nya, membuat lawan bicara tambah kesal.
"Iya-iya aku ajarin besok!"
"Besok malam"
"Iya terserah dan berikan aku eskrim-nya Jeno Jam!"
Senyum tampan terkembang lalu menyerahkan eskrim yang membuat air liur Jaemin bergejolak sedari tadi.
•••
Sampainya di rumah, dua buah koper dan tas kecil didapati oleh jaemin.
"Hm udah mau pergi ya.." gumam Jaemin berjalan pelan menuju ke kamar orangtuanya.
Perlahan suara grasak-grusuk terdengar bahkan kecipak kulit juga semakin kuat.
Membuka pintu, "Ayah-"
Namun sekali lagi yang dilihat adalah sebuah pemandangan yang tak pantas dilihat oleh remaja seumurannya.
Tubuh polos sang ayah yang tengah menduduki paha sang papi yang telanjang dada saat ini.
Jaemin melototkan matanya. Dalam hati dia bersyukur bukan Jeje atau Jisung yang memergoki orangtua mereka yang lupa mengunci pintu.
"Permisi!" Teriak Jaemin. Diposisinya berada, dapat lihat laki-laki dewasa yang ia panggil papi sedari tadi asik memberikan bercak merah ke sekujur dada ayahnya berhenti lalu mencari sumber suara yang tak lain adalah dirinya.
Mata Mark membola, kalang kabut dirinya.
"Kalian sudah packing, tapi kenapa tidak segera bersiap-siap?" Tanya Jaemin sedikit emosi.
Papinya terkekeh sedangkan sang ayah makin mengeratkan pelukan leher dominannya. Menatap putranya saja malu saat ini.
"Maafkan papi dear, ayahmu sungguh menggoda" jawab Mark dengan muka memelasnya yang dibalas datar oleh Jaemin.
Mata pemuda itu beralih ke ayahnya, "Ayah Jaem lapar!" Pekiknya manja. Namun tak mendapat atensi.
"Panaskan makanan di kulkas, Jaem!" Respon sang ayah.
Setelah itu Jaemin pergi dari hadapan kedua orangtuanya dengan menutup pintu dengan kuat sehingga menimbulkan teriakan sang ayah.
"JAEM KAMU MELAWAN AYAH YA?!"
"ENGGAK AYAH"
•••
Keluarga kecil Lee berada dalam mobil milik sang kepala keluarga yang fokus mengendarai menuju bandara.
Nampak si sulung yang tengah terdiam sambil menatap lekat kedua pemandangan dari luar kaca mobil.
"Kalian bakal lama ya disana?"Donghyuck yang sedari tadi meladeni si bungsu menoleh kepada anak sulungnya yang angkat bicara.
"Iya, kan papi kamu sudah bilang sayang" jawab Donghyuck lembut seraya mengelus surai si bungsu yang terlelap.
Mark yang fokus juga masuk dalam pembicaraan, "memangnya kenapa Jaem? Bukannya itu sebuah kebahagiaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Young Mum
FanfictionMenjadi seorang 'ibu' di masa muda memang bukanlah hal mudah. Terlebih jika hanya seorang diri menjaga buah hati. Namun bagaimana hal itu terjadi pada jika seorang pemuda normal yang ternyata memiliki 'keistimewaan'? Ya, itulah yang terjadi pada se...