Hehe double up :'D
-------
"DONGHYUCK!" Panggil seorang perempuan dengan setelan rumahan serta jaket bulu kebesaran yang menutupi tubuh mungilnya.
"Kak Irene.." segera tubuh perempuan itu menubruk pemuda manis dengan mata sembab.
"Kamu kenapa? Mata kamu.. kamu nangis, Hyuck?"
Derai air mata pemuda itu mengalir deras, membuat Irene kelabakan.
"Jangan nangis, ada kakak disini-"
"Mom bilang hiks.. aku bukan lagi anak mom dan dad hikss"
Irene memeluk tubuh pemuda yang tengah berbadan dua itu. Ia elus surai berharap dapat mengalirkan kehangatan.
"Kakak ada buat kamu Hyuck." Ujarnya sembari menautkan senyuman tulus di wajah cantik itu.
Donghyuck semakin mengeratkan pelukannya."Udah ayo pulang ke tempat kakak"
Anggukan Donghyuck menjadi jawabannya.○●○
Tepat malam itu secara tidak langsung Donghyuck menjadi adik angkat Irene. Yah meski tak tertulis resmi.
Pemuda itu menjalani akhir masa sekolah menengah atasnya dengan drama buatan Tuhan yang berliku.
Mulai dari saling berbagi kasih dengan sang kekasih hingga diusir orangtuanya dan menjadi orangtua tunggal untuk jabang bayinya.Mata sang pemuda kini menatap miris melihat sang ayah biologis anaknya yang tertawa bersama teman sepantarannya. Bahkan tawa yang ia pandangi selalu itu diberikan untuk orang lain yang mengganti posisinya secara tiba-tiba.
Sungguh ia tak ingin apapun kecuali sang-mantan-kekasih datang menghampirinya memberi semangat dan janji selalu bersama.
Tangisnya perlahan muncul, sungguh ia tak sanggup lagi menahan emosinya."H-hyuck?" Panggil seseorang, segera Donghyuck mengusap matanya. Ia mendongak, mendapati teman baiknya.
"H-hyuckie!" Panggil Hina, temannya lalu menghujani Donghyuck dengan pelukan. Namun merasa ada yang janggal Hina langsung melepaskan pelukan mereka.
Pemuda itu meletakkan telunjuk di bibirnya mengisyaratkan Hina untuk diam. Hina mengangguk.
"Aku bakal jelasin, tapi gak disini" bisik Donghyuck, lalu melangkah pergi ke luar gedung yang bising dengan dentuman band khusus malam perpisahan angkatannya.
Langkah kaki Donghyuck berhenti kala lorong yang tak jauh dari gedung pesta nampak sepi.
"Hyuck" panggil Hina. Gadis itu sedang memikirkan hal yang mungkin terjadi terhadap sang teman.
Bagai cenayang, Donghyuck mengehela nafas- "Iya, yang kamu pikirikan sekarang benar. Aku seperti yang kamu pikir. Aku punya rahim, dan ada nyawa lain disini" -kali mengelus perutnya yang sedikit mulai terlihat.
"Kapan kamu tau Hyuck?"
"Kurang lebih dua bulan yang lalu. Seminggu setelah aku.. me-melakukannya, Hin"
"Jangan bilang kalau kak Min-"
"Iya" potong Donghyuck. Tanpa sadar kembali hormon kehamilan menguasai dirinya. Ia menangis membuat Hina memeluk tubuh Donghyuck yang hanya beda beberapa senti dengannya. Hina elus surai dan punggung sempit Donghyuck.
"Kenapa kamu gak bilang ke dia Donghyuck? Dia harus tau bukan? Dia harus tanggung jawab." Tanya sang teman, Donghyuck menggeleng kecil di bahu Hina.
"Aku takut... dia mempunyai seseorang disisinya hiks aku takut mengusik di-dia. Masa depannya terjamin jika aku tak mengganggunya, tidak seperti aku yang 'rusak ini Hina' "
Hina melepas pelukannya. "Tapi gak dengan menyiksa diri kamu Hyuck"
Donghyuck tersenyum nampak manis tapi begitu miris. Ia elus perutnya, "Aku gak bakal tersiksa, dia yang akan menjadi sumber kebahagiaan aku, Hin"
Hina mengangkat tangannya, ikut mengelus perut Donghyuck. "Aku harap, Hyuck. Hei, jagain Donghyuck-ku mengerti? Dia teman terbaikku, jangan terlalu menyiksa si bebal ini. Nanti kamu harus jagain Donghyuck ya? Karena aku gak bakal ada di dekat Donghyuck. Aku harus mengejar impianku, studi di Jerman."
Donghyuck yang memperhatikan Hina yang seolah berbicara dengan sang calon bayi tersenyum. Ia bahagia dengan permintaan sang teman kepada sang janin di perutnya namun jangan tinggalkan rasa sesalnya. Ia dan Hina sama-sama memiliki impian untuk belajar di luar negeri tapi kondisinya saat ini membuat impiannya ia telan pelan-pelan.
"Hyuck, aku izin mau pergi dulu. Penerbanganku dua jam lagi harus segera kesana. Kamu jangan patah semangat Hyuckie, aku yakin Tuhan akan memberikan keberkahan yan berlipat ganda untuk manusia sebaiknya Hyuck."
"Terimakasih Hin, kamu memang teman baikku. Aku juga berdoa yang terbaik untukmu."
"See you Hyuck!"
"See you too Hina!"
'Setidaknya aku memiliki penyemangat lagi, tapi Kak Minhyung aku harap kau juga menjadi salah satunya meski aku tau jika harapan ini hanyalah kabar burung belaka'
○●○
Donghyuck mencoba memulai hidup barunya. Lulus dari SMA membuat dia harus berpikir logis dan bekerja keras terlebih saat ini ia tetap melanjutkan pendidikan ke dunia perkuliahan dengan jurusan keperawatan dalam status berbadan dua.
Kerja part timenya di klinik pribadi Dokter Kim sebagai perawat membuat Donghyuck lagi-lagi harus pintar membagi waktu. Ia masih seorang laki-laki sehingga kekuatannya tetap terjaga.
Namun bulan keenam ia mulai berhenti melakukan aktivitas di luar ruangan. Hal itu adalah permintaan Irene. Kakak angkatnya itu tidak mau jika sang adiknya terlalu lelah, bahkan Irene meminta dispensasi untuk adiknya ke pihak universitas sambil menunjukkan bukti sebagai anggota kebidanan, dengan alasan logis yang ia rangkai menggunakan otak cerdas itu.
"Hyuck" panggil Irene dengan buah apel di bawanya.
"Siapa yang menolak" sambil tersenyum manis. Bahkan senyum pemuda itu lebih manis dari senyumnya- pikir Irene.
"Hyuck, kamu tau gak kalau postur orang hamil tu gak selalu buruk loh"
"Maksud kakak?"
"Tubuh berisi mereka terlihat seksi Hyuck."
Donghyuck membola matanya, "Maksud kakak aku seksi gitu?!"
"I-iya jangan ngegas gitu dong. Kamu terlihat seksi Hyuck untuk ukuran perempuan hamil tapi hehe. Tapi jujur kamu bahkan lebih cantik berkali lipat dengan tubuh kamu saat ini. Pinggul kamu juga Hyuck, kadang aku minder liatnya. Mana kamu manis" jelas Irene dengan tatapan menilai ke tubuh Donghyuck.
Dengan dada dan pantatnya yang sedikit membesar membuat Donghyuck terlihat begitu seperti perempuan. Perut yang mulai besar menambah kesan imut nan manis pemuda itu, bahkan sifat manjanya membuat Irene gemas setengah mati terhadap si manis itu.
"Aku yakin si sialan Lee M******* itu akan nyesalllll setengah mati!"
Donghyuck mendelik sebal. "Kakak apaan sih sok pake di sensor segala namanya"
"Ya nanti aku takut kamu baper Hyuck" balas Irene polos.
Tawa mengalun saat mendapati si manis yang mendecakkan lidahnya kesal.
-------
VOTE n COMMENT JUSEYO
[🐻🐯]←(°√°(←|→)°√°)→ [🐻🐯]
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Young Mum
FanficMenjadi seorang 'ibu' di masa muda memang bukanlah hal mudah. Terlebih jika hanya seorang diri menjaga buah hati. Namun bagaimana hal itu terjadi pada jika seorang pemuda normal yang ternyata memiliki 'keistimewaan'? Ya, itulah yang terjadi pada se...