Donghyuck tidak bisa tidur dengan nyenyak setelah menidurkan anak bungsunya. Hatinya gundah memikirkan tentang keadaan sang sulung.
Sang suami yang menyadari gerakan gelisah dari sisi ranjang sampingnya dan terbangun.
"Ada apa bear?" Tanya Mark sedikit menahan sabar karena waktu istirahatnya agak terganggu.
"Kak Mark.." lirih Donghyuck lalu memeluk tubuh sang suami.
"Kenapa sayang?" Tanya Mark mengelus punggung Donghyuck menetralkan rasa gelisah istrinya.
"Aku kepikiran Jaem kak.. aku takut"
"Takut kenapa sayang?"
"Entahlah aku hanya takut dia kenapa-kenapa kak"
Mark menghela nafas. Ini kekurangan Hyuck jika jauh dari anak-anaknya. Dia akan merasa khawatir terlalu berat.
"Tidak apa-apa Hyuck. Jaem pasti aman seperti Jeje."
"Tapi Jeje bersama daddy Jeff dan mommy Tae , kak. Jaem hanya sendirian di rumah"
"Tapi Jaem kita laki-laki kuat dan sangat pintar sayang ada apa-apa dia punya cara untuk menyelesaikan itu. Paling tidak dia akan menelpon kita atau nenek dan kakeknya"
Mendengar penjelasan Mark, Donghyuck bangkit menuju telepon genggamnya. Saat akan mendial nomor sang sulung harus terhenti karena sang suami yang memeluknya dari belakang lalu menjauhkan ponsel itu dari Hyuck.
"Jangan ganggu tidur nyenyak anak kita sayang. Lebih baik kita istirahat, kau sudah terlalu letih bukan hari ini?"
Donghyuck pun mengurungkan niatnya lalu mengikuti saran sang suami.
Dia tertidur dalam pelukan hangat Mark dan berharap kekhwatirannya hanya perasaan saja
•••
Beberapa hari setelah kejadian, hubungan kedua pemuda itu semakin dekat. Layaknya sepasang kekasih normal yang selalu menghabiskan waktu bersama bahkan seringkali mereka menginap untuk bersama terlelap di ranjang yang sama.
Bahkan di sekolah bila ada kesempatan Jeno selalu mencuri kecupan dan lumayan dari bibir merah muda manis itu.
Telepon Jaemin berbunyi, tak lain adalah dari sang ayah.
"Akhirnya kamu angkat telepon dari ayah!"
"Hehe maafin Jaem ayah"
"Jaem tau ayah khawatir padamu! Untung saja Jeje bisa ayah hubungi, jika tidak ayah akan benar-benar pulang mengecek keadaanmu dan menjemput Jeje!"
"Ayah, ayah.. kasihan nanti papi akan menangis jika ayah pulang haha"
"Kau sering bertemu dengan adikmu Jaem?"
"Tidak ayah. Dia keasikan bermain di rumah grandpa Jeff dan selalu berpergian dengan Tae grandma."
"Kasihan anak sulungku. Lalu bagaimana dengan kakek John? Kau sering kesana?"
"Dua kali ayah. Setiap kesana aku tidak akan kelaparan karena nenek Ten selalu memberikanku makan terus. Huft! Pantas kakek John badannya besar!"
Mereka tertawa dalam telepon. Hingga Jeno memanggil Jaemin karena makanan yang mereka pesan telah datang.
"Jaem makan!"
"Iya!"
Donghyuck yang penasaran pun bertanya, "ada siapa disana Jaem?"
Jaemin nampak gugup menjawab. Padahal biasanya dia tidak akan gugup jika ada Jeno yang menemaninya.
"Hm i-itu Jeno ayah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Young Mum
FanficMenjadi seorang 'ibu' di masa muda memang bukanlah hal mudah. Terlebih jika hanya seorang diri menjaga buah hati. Namun bagaimana hal itu terjadi pada jika seorang pemuda normal yang ternyata memiliki 'keistimewaan'? Ya, itulah yang terjadi pada se...