Juu

16.7K 1.6K 62
                                    

"Hyuckie?"

Saat ini keluarga kecil tersebut tengah berada di restoran cepat saji yang terdapat permainan untuk anak-anak di dalamnya.

"Iya kak?" Donghyuck yang sedari tadi menjatuhkan pandangannya kepada sang anak yang tengah asik bermain sekarang berpindah kepada laki-laki di hadapannya.

Tampak wajah serius Mark yang menambah kesan tampan berkali lipat.
"How about if we going to your parents home?"

"Y-yakin?" Tanya Donghyuck kembali. Ia cukup gugup akan pertanyaan yang dilemparkan Mark.

Mark mendesah pelan, menyesap americano yang mengepul panas.
"Yah, actually we should meet and have talk with our parents about our relation, Hyuck"

Donghyuck menunduk, "But I never meet up with my parents during I have Jaemin, kak.. then I..."

Mark menggenggam tangan Donghyuck, menatap mataharinya.

"I know dear, I know"

Tatapan keduanya bertemu.

"Jika mereka menolak bagaimana kak?" Donghyuck melemparkan pertanyaan yang ia pendam selama ini.

Smirk milik si tampan muncul, "Aku bisa pastikan they're never to reject that, bear"

Mata beruang Hyuck membola, "bagaimana bisa kakak seyakin-"

"We have Jaemin, dear. Jaemin is our son. Dia bisa menjadi bukti kesungguhan kita untuk meyakinkan orangtua kamu dan juga orang tua aku."

Mark membawa tangan Donghyuck, mengecup pelan tangan indah milik ibu dari anaknya.

"Aku pikir kita harus menemui orangtuamu Hyuck."

Donghyuck menatap lalu mengangguki pernyataan Mark.

"AYAH JAEM LAPAR!" Teriakan Jaemin sungguh agak merusak momen romantis kedua orangtuanya.

Mark menghela nafas sabar dan Donghyuck tersenyum manis sambil membawa Jaemin kepangkuannya.

○●○

Mobil Mark melaju membelah jalanan menuju tempat tinggal Donghyuck. Di sebelahnya terlihat Donghyuck yang tengah menanggapi sang anak yang berceloteh ria tentang apapun meski Donghyuck membalas 'iya??' 'Yahh..' 'benarkah?' 'Kenapa begitu?'.

"..iya yah! Masa iya bibi Lele takut ke gudang apartemen gara-gara Jaem bilang kalo ada hantu disana! Hahaha penakut sekali~" celoteh Jaemin.

Donghyuck mengusap keningnya, gen jahil anaknya memang asli diturunkan dari dirinya. Sedangkan Mark yang gemas mencubit pelan pipi Jaemin.

"Sakit papi!" Ujar Jaemin sambil mengelus pipinya. Tadi digigit sekarang dicubit, habis nanti pipinya -pikir Jaemin.

"Ya makanya! Jaem jangan jahil dong nak, udah tau bibi Lele orangnya parnoan sama hantu. Jaem masih aja jahilin. Ayah bilang kan jangan gitu sayang." Ceramah sang ayah. Jaemin semakin mengerucutkan bibir mungilnya.

"Yahh bibi Lele sih kadang bilang Jaem anak perempuannya. Jaem kan anak ayah! Jaem kan laki-laki bukan perempuan!" Balas sang anak memberi alasan.

"Itu tandanya bibi Lele sayang sama anak ayah yang manisnya melebihi anak perempuan ini tapi jahil~!" Donghyuck segera menyerbu anaknya dengan kecupan di seluruh kepala Jaemin.

"AYAH!" Teriak Jaem, ayahnya belum menghentikan kecupan itu.

"PAPI TOLONGIN JAEM!" yang hanya dibalas Mark dengan tawa kecil.

"Hyuck sudah" perintah Mark.

Donghyuck lalu berhenti dan memeluk erat anaknya.

"Jaem main adu~" ejek Donghyuck. Jaemin menjulurkan lidahnya menoleh kepada sang ayah berniat mengejek balik.

[END] Young MumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang