Beberapa bulan mereka berpisah. Hanya interaksi kecil yang terjalin. Apalagi Jeno yang sekarang kelas akhir sekolah menengah atas dia harus fokus untuk melanjutkan universitas impiannya.
Begitupula dengan Jaemin yang melanjutkan pendidikan di Kanada namun dengan home-schooling.
Dapat dihitung dengan jari berapa kali mereka berkomunikasi. Meski media semakin canggih tapi waktu sedikit tersisih.
"Kakak Jaem gimana kabar kakak?" Tanya gadis kecil di seberang ponsel milik Jaemin. Yang ditanyai tersenyum betapa dia merindukan kedua adiknya yang masih kecil itu.
"Baik! Jeje dan Icung sendiri gimana kabarnya?" Tanya balik Jaemin.
Di seberang sana dua bocah tersenyum seolah akan dilihat sang kakak.
"Baiklah! Jeje sama Icung makan masakan ayah terus, olahraga sama papa. Huft! Coba aja ada kak Jaem. Pasti rame, ya kan Icung?""Iya bakal rame!"
Jaemin jadi gemas jika membayangkan ekspresif sang adik.
"Oh ya kak Jaem. Hm... Ayah pernah bilang ada dede bayi di perut kakak. Itu beneran?!" —tanya si bungsu tiba-tiba.
"Beneran ya kak?" —yakin si tengah.
Jaemin menghela nafas panjang.
"Iya benar—""Kak Jeje kita bakal punya dede! Hore!"
"Eh bukan dede, Icung. Icung sama Jeje bakal jadi uncle dan aunty. Soalnya ini keponakan kalian"
Tampak kedua bocah di seberang ponsel Jaemin berbincang berdua tentang masalah panggilan untuk keponakan mereka. Berapa manis dan menggemaskan sekali bagi diri Jaemin.
"Kak Jaem!"
"Iya?"
"Hm siapa papa dari anak kakak?"
Jaemin berusaha mencerna pertanyaan tersebut.
"Apa Je?"
"Papa dari dede bayi-nya. Kata papi kan kalau ada dede bayi artinya ada papa dan mama. Mama kan mengandung lalu papa yang mencari uang untuk beli mainan. Jadi papa dari dede bayi kakak siapa?"
Pemuda manis itu cukup takjub. Bagaimana Jeje sang adik yang adalah remaja baru dapat analisis dari informasi yang didapat.
"Siapa ayo?"
"Hm.. gak ada petunjuk?"
"Okay. Papa dede bayi-nya adalah orang yang kalian kenal, teman dekat kakak"
"Hm siapa ya Icung..?"
"Kakak Jeno?" Jawab si bungsu dengan nada tanya.
"Correct. Papanya kakak Jeno"
Hening di sebrang sana.
"Jeje? Icung?"
"Kakak beneran?! Wah pasti dede bayi kakak Jaem tampan kayak kak Jeno kalau dedenya laki-laki!"
"Iya pasti! Nanti Icung ajak main bola"
Menggeleng kepala, "kalau perempuan gimana?"
"Icung ajarin main bola juga!"
"Eh Icung gak boleh gitu! Nanti biar Jeje ajak dia berpetualangan aja cari bunga cantik di kebun kakek John!"
Kedua bocah itu berselisih dan kembali mengabaikan Jaemin.
"Sudah jangan berantem. Nanti gantian aja ajakannya, paham?"
"Okay kakak!"
Setelah itu Donghyuck datang dan menyuruh kedua bocah itu untuk les bahasa Inggris serta mengambil alih ponsel Jeje.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Young Mum
FanficMenjadi seorang 'ibu' di masa muda memang bukanlah hal mudah. Terlebih jika hanya seorang diri menjaga buah hati. Namun bagaimana hal itu terjadi pada jika seorang pemuda normal yang ternyata memiliki 'keistimewaan'? Ya, itulah yang terjadi pada se...