Mereka berdua sampai di depan ruangan dokter kandungan. Irene mengetuk pelan ruangan si dokter.
"Masuk" pinta dokter itu dari dalam.
Ibu Irene segera membuka pintu dan berjalan menuju meja kerja dokter kandungan diikuti oleh Donghyuck.
"Irene? Ngapain kesini?" Tanya si dokter dengan logat informal.
"Ada urusan sama kamu." Jawab Irene seadanya.
Dokter itu pun mendapati orang lain di ruangannya, "siapa?"
"Muridku... yang aku bilang ke kamu itu"
Dokter itu mengangguk, "silahkan duduk dulu nak"
"I-iya" balas Donghyuck.
"Kamu juga Rene" pinta dokter itu dengan logat formal. Irene mengangguk sebagai balasan.
"Saya mau perkenalkan diri dulu, saya Doyoung Kim spesialis kandungan""Saya Donghyuck Lee, masih p-pelajar"
"Nah sebelum saya cek, saya mau bertanya kamu ada keluhan selama ini?"
Donghyuck mengangguk pelan, "Pinggul sama punggung saya kadang terasa nyeri, kepala saya pusing dan juga sering muntah pagi hari."
Sang dokter mengangguk sambil menulis yang dikatakan Donghyuck di catatannya.
"Sudah coba testpack?" Tanya sang dokter, yang diangguki Donghyuck."Ada berapa garis merah?"
"Du-dua"
Sejenak dokter itu mengalihkan pandangannya ke Irene yang hanya memperhatikan mereka sedari tadi.
"Oke, silahakan berbaring dulu di ranjang itu, nak Donghyuck"
————
Donghyuck makin mengeratkan pelukan kedua lututnya. Tubuhnya sudah bergetar dengan derai airmata yang membasahi wajah manisnya.
Dua orang dewasa yang berada tak jauh darinya melihat miris.
"Rene, aku gak nyangka kalau bisa ketemu laki-laki kayak Donghyuck seumur hidupku"
"Sama young, aku juga gak nyangka kalau bisa salah satu muridku yang begitu. Tapi aku miris, kenapa anak muda jaman sekarang ngelakuin hubungan intim sebelum waktunya?"
"Pengaruh hormon, Rene. Seenggaknya kita beruntung gak kayak mereka. Kita bisa jaga diri."
Irene mengangguk kecil, "tapi aku yakin young kalau sekarang Donghyuck mengartikan keadaan ini musibah, padahal ini adalah keberuntungan dia karena dia satu banding jutaan laki-laki yang beruntung"
"Selain itu orangtua dia."
Irene menoleh ke arah sahabatnya itu."Maksud kamu?"
Doyoung menghela nafas, "hampir seluruh orangtua bakal marah besar kecewa dan malu kalau tau anaknya hamil di luar nikah. Apalagi sekarang kasus anaknya laki-laki. Mereka pasti akan jadi bahan cacian masyarakat luas." Jelas Doyoung panjang lebar.
"Rene"
"Iya?"
Doyoung menatap sahabat baiknya itu lalu tersenyum kecil, "kalau misal orangtua dia gak nerima keadaan Donghyuck, kamu harus ambil alih peran untuk jadi orangtua sementara. Donghyuck itu anak yang baik aku yakin, dan sekarang dia sedang mendapat keberuntungan dalam bentuk musibah. Seenggaknya kamu bisa bantuin dia sebagai seorang guru yang baik."
Irene tersenyum kecil lalu menatap ke muridnya yang masih meringkuk.
"Hal itu... udah aku pikirkan Young. Donghyuck termasuk anak yang cerdas dan baik, gak mungkin aku gak bantu anak itu. Dia juga berharga, dia persis kayak mendiang adik aku.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Young Mum
FanfictionMenjadi seorang 'ibu' di masa muda memang bukanlah hal mudah. Terlebih jika hanya seorang diri menjaga buah hati. Namun bagaimana hal itu terjadi pada jika seorang pemuda normal yang ternyata memiliki 'keistimewaan'? Ya, itulah yang terjadi pada se...