"Kak Irene?"
"Iya Hyuck ada apa?"
"Hm aku boleh minta tolong?"
"Tentu Hyuck! Selama aku bisa akan kubantu. Kau seperti dengan siapa saja"
"Bisa jaga Jaemin-ku?"
"Maksudmu?"
"Dia membuat kesalahan fatal seperti yang pernah kualami kak"
•••
Pemuda tampan itu mengobati lukanya dengan obat merah yang di berikan oleh sang Ama.
Kejadian tadi masih membekas. Kejadian dimana dia melihat sisi terburuk dari sang Baba.
Flashback
Kepala keluarga Huang itu terduduk di hadapan sang anak.
Setelah pulang kerja dan membersihkan diri, Jeno memintanya untuk berbicara.
"Baba"
"Ada apa Jen? "
Jeno menghela nafas.
"A—"
"Jangan bilang kau terlibat tawuran antar sekolah hingga wajahmu lebam begitu"
Jeno tambah menatap takut kepada Renjun.
"Bukan begitu Baba. Jen mau bilang"
"Katakan"
"Jaemin hamil.. dan itu karena Jen, baba"
Otak Renjun mencoba merangsang kalimat itu.
"Jen?"
"Maafkan Jen baba"
Renjun berdiri menatap Jeno yang malah menunduk.
Kejadian selanjutnya bisa dipastikan adalah alasan kenapa Jeno membersihkan lukanya.
•••
Jaemin terbangun dari pingsannya.
Dia mengingat kejadian yang terjadi sebelum itu.Memeluk kedua lututnya seakan hanya itulah yang membuatnya nyaman.
Pintu kamar terbuka. Tangan kekar papinya menyembul sambil menenteng nampan susu dan cemilan kesukaan si sulung.
"Jaem" panggil Mark agak lembut.
Jaemin yang masih agak takut kepada sang papih menunduk karena hal itu.
Mark miris melihatnya. Bagaimana mungkin anak yang sangat disayanginya ketakutan karena melihat sisi keras Mark.
"Jaem? Sayang, lihat papi"
Perlahan Jaemin menatap sang papi dengan air wajah yang agak ketakutan.
Mark menghamburkan pelukan untuk sang sulung. Memeluk dengan penuh kehangatan.
Dirinya tersadar saat Jaemin pingsan. Amarah bukanlah hal yang baik dipancarkan saat seseorang yang disayang butuh bantuan. Karena hanya kasih sayang yang dapat menguatkan mental Jaemin saat ini. Bukanlah gertakan apalagi amarah setan yang biasa refleks diberikan bila berada di situasi Mark.
Mark menarik tangan Jaemin lalu mengelus pergelangan tangan Jaemin yang agak merah.
"Sakit?"
Jaemin mengangguk mengiyakan.
Mark mencium puncak kepala si sulung lalu mengelus pergelangan tangan Jaemin.
"Maafkan papi ya dear. Papi gak seharusnya membuat anak papi ketakutan kepada papinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Young Mum
FanficMenjadi seorang 'ibu' di masa muda memang bukanlah hal mudah. Terlebih jika hanya seorang diri menjaga buah hati. Namun bagaimana hal itu terjadi pada jika seorang pemuda normal yang ternyata memiliki 'keistimewaan'? Ya, itulah yang terjadi pada se...