10💦

18 11 1
                                    


Sesampainya di rumah, dia sudah melihat papanya menunggu di depan pintu rumah,"Dari mana aja? Apakah pantas seorang perempuan pulang jam segini? Terus kenapa gak ngabarin papa atau mama? Terus masih pake baju sekolah." Ucap papanya Kaila sambil menatap Kaila tajam,papanya tidak menyangka gadis itu akan seperti ini jika kembali ke Indonesia. Dia tidak mempermasalahkan jika Kaila bermain,tapi Kaila lupa waktu. Sudah hampir jam 10 malam dia baru pulang.
Kaila hanya menunduk. "Masuk kamar,jangan lupa bersih bersih. Terus makan. Jangan sampai maag kamu kambuh." Titah papanya. Kaila langsung memasuki kamarnya dengan lesu.

Kaila menghela nafas beratnya,mengusap wajahnya. Kenapa dia sampai lupa mengabari mama atau papanya. Ah,dia terlalu antusias pada Daffa. Siapa yang tidak bakalan antusias,orang yang dulu tiba tiba meninggalkannya beberapa tahun yang lalu. Kini kembali lagi,dengan ah tidak dapat dideskripsikan oleh Kaila.
Lain kali,Kaila akan berusaha mengabari mamanya. "Bego! Kenapa gue harus lupa sama mama sih? Kalo engga pasti ga gini jadinya." Umpat Kaila

"Kai,mama masuk yaa." Teriak mama Kaila
"Masuk aja ma,gak dikunci kok." Sahut Kaila

"Kai,ada apa?" Tanya mama Kaila
"Ma,maafin Kaila ya. Tadi Kaila ga sempet ngabarin mama kalo Kaila jalan dulu sama Daffa ma." Jawab Kaila
"Yaudah ga papa. Tapi lain kali,Kaila harus hubungi mama. Biar nanti papa sama mama gak khawatir." Ucap mama Kaila lembut. Kaila mengangguk,"Makasih ma." Mama Kaila tersenyum menanggapinya. Tidak apa apa Kaila begini,ia memakluminya. Semua orang juga pasti pernah berbuat kesalahan bukan? Ya Jangan seolah olah dia paling salah. Manusia,kadang lupa.

"Lo sekarang ganti baju,terus gue mau ambil dulu makanan buat lo ya."
"Iya ma,makasih ya."

Lalu Kaila bergegas membersihkan dirinya,ia begitu lelah hari ini. Belum lagi,ah sudahlah lagian untuk apa dia memikirkan laki laki itu. Kaila baru saja keluar dari kamar mandi tiba tiba ponselnya berdering,dia bingung. Prita menelponnya malam seperti ini.

"Hallo"

"Kai,lo dimana?"

"Di rumah"

"Hufftttt.... syukurlahhh,tau gak? Tadi gue di telpon sama si Raka,terus dia nanyain lo ke gue."

Kaila terkekeh mendengar ocehan teman barunya itu.

"Ye,somplak lo. Malah ketawa lagi."

"Ya,gue baik baik aja kok. Jangan khawatir gitu,lagian tadi gue cuma jalan sama Daffa. Gak lebih kok."

"Oh yaudah,kalo gitu udah dulu yeee. Gue ngantukkk...hoaammm"

"Yeeuu si kampret,jangan nguap di telpon kali. Lo belum gosok gigi ya? Bau banget,sampe kesini."

"Sialan lo. Yaudah,bye!"

Kaila menggelengkan kepalanya dan tersenyum setelah mengangkat telpon dari Prita. Karena dia baru saja pindah,tapi ia diperlakukan seolah sudah kenal lama. Tapi tidak apa,lebih baik seperti itu.
Kaila merebahkan dirinya di kasur,dan tidak sadar bahwa alam mimpi sudah menjemputnya.

***

Rizky melamun diatas kasur. Dia memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu,jauh di dalam lubuk hatinya ia merasakan sakit saat melihat Kaila berjalan bersama orang lain. Ada rasa tidak suka,tapi Rizky selalu menyangkalnya.
Rizky menghembuskan nafas beratnya. Lebih baik dia tidur daripada seperti ini.

"Ky! Mama udah pulanggg! Lihattt cobalahh kemarii siapa yang datang!" Seru mama Rizky,sambil menggedor pintu kamarnya.
Rizky mendengus,baru saja ia akan menyambut alam mimpinya. Harus dipending dulu karena ada gangguan.
Rizky membuka pintunya,dia terkejut. Disana ada 1 orang anak laki laki umur 3 smp,dan ada 1 orang anak perempuan 2 smp. Rizky menatap mama dan papanya bergantian seolah meminta penjelasan.

"Mereka akan menjadi adikmu Rizky."
Rizky terkejut. "Kenapa 2? Satu aja kali sih maa,tuh yang cewe ajaaa. Terus hanya 2? Kenapa gak 5 aja?" Kesal Rizky.

Rizky menginginkan hanya dia anak laki laki di keluarga ini. PapanyaRizky hanya menggeleng mendengar jawaban dari anak semata wayangnya itu. Memang ia juga tadi agak ragu saat istrinya itu membawa anak laki laki. Tetapi tidak apa,setidaknya anak berdua itu memiliki wajah yang sangat cantik dan ganteng serta menggemaskan.

"Yaudah deh tante,besok aku pulang ke panti." Ucap Dito
"Ehhh jangan sayang,kamu tinggal disini ya! Dan kalian jangan memanggil saya dengan tante. Panggil saya mama ya! Karena mulai sekarang kalian anak mama."
Kedua anak itu tersenyum,dan langsung memeluk mama Rizky.
Rizky pada awalnya kesal,tapi dia juga berpikir lagi,tidak ada salahnya dia menerima mereka. Toh,mereka berdua punya tampang yang bagus buat dipamerin. Dia terkekeh sedikit. Lantas langsung bergabung memeluk mamanya.

"Kalian panggil gue dengan abang aja."
Mereka mengangguk dan tersenyum. Dan langsung berhamburan kepelukan Rizky. Rizky mencium puncak kepala mereka. Ah rasanya dia sekarang tidak akan bebas begitu saja.

Fara dan Gerry tersenyum melihat ketiga anaknya. "Kalian besok sekolah,ingat waktu. Besok juga kalian ketemu." Kekeh Farah. Mereka tertawa mendengar itu. Dan mereka langsung memasuki kamar mereka masing masing.

Fara dan Gerry sengaja mengadopsi anak yang sudah remaja. Memang tujuan utama mereka agar Rizky ada teman di rumah,jika Fara dan Gerry sedang ada urusan.

***

"Morning mam." Seru Ghita
"Hai,morning sayang. Sekarang kalian sarapan ya." Titah Fara
Rizky baru saja turun dan bergabung sarapan dengan kedua adiknya dan orang tuanya.
"Dito,kamu bisa bawa motor?" Tanya Gerry saat sudah beres sarapan
"Tentu."
Gerry mengangguk dan memberikan satu kunci motor kepada Dito. Dito hanya meligat itu dengan tatapan bingung. Dan Rizky langsung menepuk bahunya Dito. Dan menatap seolah 'udah terima aja'.

"Ini buat Dito?"
"Tentu,kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami. Dan kami akan memberikan fasilitas bagimu Dito,dan jaga adikmu. Kalian akan satu sekolah." Jawaban dari Gerry sukses membuat Dito terkejut bukan main. Dan Ghita membuyarkan lamunan Dito. "Yaudah sih kak,terima ajaa. Dan papa,makaasih yaa!! Aku senang banget,ya meskipun bukan Ghita sih yang dikasihnya." Ucap Ghita sambil cengengesan dan langsung memeluk Gerry. Gerry tersenyum melihat tingkah laku anak anaknya seperti ini,meskipun Dito dan Ghita bukan anak kandungnya,tetapi dia akan tetap bersikap adil dan menyayangi ketiga anaknya itu.
"Yasudah,kalian berangkat sana! Telat."
Mereka semua terkekeh dengan kejadian pagi ini. Dito memeluk papanya dan berterimakasih.
L

alu mereka berpamitan untuk berangkat sekolah.

Mereka bersama-sama berangkat dari rumah. Tetapi,dipersimpangan mereka berpisah,karena sekolah mereka berbeda arahnya.

Selama diperjalanan Rizky tidak hentinya untuk bersikap biasa saja jika melihat Dhito ataupun Ghita diberi apapun oleh papanya. Toh dia juga sudah besar. Dia berdecak,untuk apa dia memikirkan itu,sangat tidak penting.

Setelah sampai di sekolah,Rizky langsung berjalan ke kelas. Rizky belum melihat 3kecebong itu. Dia berdecak,pasti mereka akan lebih siang daripada Rizky. Rizky memutuskan untuk membaca buku matematika. Dia mempersiapkan untuk olimpiade. Dia tidak ingin mengecewakan semua orang yang dia sayang.

***

Yeayy!!! Kangen gaa? Kangen gaa?:v
Ingatt!!! Jangan menunggu!!! Apalagi menunggu yang tidak pasti whawha:v
Eh apaaan sii:((

Yaudah dehhh:))
Salamm kenallll:) jangan lupa Vote and Comment!!!:)

Q & R (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang