14. Semakin Kritis

24 5 0
                                    

Hai hai haiiii!!!
Ketemu lagiiii heheheee:)
Hope you like this part!💙

Jangan lupa vote,komen dan share yaaa!!
Selamat membacaaa!!!

Enjoyyyy☄

***

Kanaya sangat tergesa gesa memasuki rumah sakit. Setelah dikabari oleh Vero,Kanaya dengan cepat ke rumah sakit. Jujur,ia juga sangat mengkhawatirkan Rizky. Kedua kalinya Rizky mengalami kejadian ini. Ia adalah sahabat Rizky dari kecil,tetapi ia dan Rizky tidak merasakan yang namanya cinta pada sahabat sendiri. Kanaya sangat menyayangi Rizky. Dan Rizky selalu melindungi Kanaya.

"Gimana keadaan Rizky?" Tanya Kanaya.
"Gak tau,kita disini juga dari tadi belum ada dokter yang ngasih tau gimana keadaan Rizky sekarang." Jawab Vero. Kanaya langsung memeluk Vero,dia sangat tidak ingin Rizky mengalami kejadian ini lagi. Kanaya juga melihat keadaan Raka sekarang,keadaan dia sangat berantakan. Itu semakin membuatnya menangis. Vero dengan sabar menenangkan Kanaya. "Ssst,udah yaa. Jangan nangis terus,kita berdoa sama sama agar Rizky sembuh dan gak ada luka yang parah." Kanaya mengangguk dan tangisnya pun mereda.
Vero memang tau kalau Rizky,Kanaya,dan Raka adalah sahabat dari kecil. Jika dulu semangatnya Rizky adalah Kanaya,tetapi sekarang entah kenapa menjadi sedikit berpindah.

Ponsel Kanaya berdering,ia mengabaikan itu. Ia sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun. Vero menghela nafasnya,ia mengangkat telponnya.
"Halo yaa,gue sama Kaila kok gak liat lo sih?" Tanya Prita

"Gue Vero,Kanaya ada sama gue."

"Oh syukurlah,btw kalian dimana?"

"Rumah sakit."

"Loh siapa yang sakit?"

Vero dengan cepat memutuskan panggilannya. Vero berdiri,ia sekarang akan ke sekolah untuk menjemput Kaila. Ia yakin,Rizky pasti bisa semangat.

"Kemana ro?" Tanya Billy
"Ada urusan bentar."
Vero menatap Kanaya,dia berbisik dan Kanaya mengangguk.
"Yaudah,kalo ada apa apa hubungi gue ya." Dan Billy mengangguk sebagai jawabannya.

Vero dengan cepat memacu motornya. Ia berharap Kaila dan Prita belum pulang.

***

Prita memandang ponselnya dengan heran,ada apa sebenarnya?
Kaila yang menyadari itu pun bertanya,"Ada apa ta?"
"Gue merasa ada sesuatu sama empat sekawan."  Jawab Prita
"Sesuatu apa?"
"Tadi waktu gue telpon Kanaya,yang ngangkat tuh kan Vero katanya dia lagi di rumah sakit."
"Oh,yaudah coba sekarang lo chat aja Kanaya di rumah sakit mana. Kita langsung kesana."
"Eh iya bener. Pinter juga lo,sekolah dimana?" Kaila mendengus kesal mendengar pertanyaan itu. Sudah jelas ia satu sekolah bersama Prita. Malah nanya.
"Sudah gaharu,cendana pula.
Sudah tahu,bertanya pula." Jawab Kaila.
Prita terkekeh geli mendengar gurindam dari Kaila.
"Dasar lo,anak buah pak Uus." Ledek Prita.
"Kalo lo ngebacot terus,kapan chat si Kanaya nya, cantik."
"Yooo kalem bro kalem,santai."

Belum sempat mengirim pesan pada Kanaya,kedua orang itu dikejutkan dengan kedatangan Vero yang kelihatan cape karena habis lari mungkin.
"Kenapa lo?" Tanya Prita
"Gawattt ayoo ikut gue lo berdua kalo mau tau." Jawab Vero sambil menarik tangan Kaila.
"Ehh itu temen gue pinter! Jangan main tarik gitu kasian nanti kesakitan." Kata Prita
"Uuuuuuuu perhatian banget siiii sahabat acuuu. Hemmm terhura aku terhura."
Prita dan Vero bergidik ngeri saat mendengar ucapan Kaila. Sedangkan Kaila tertawa melihat respon dari Vero dan Prita.
"Yaudah ayo! Katanya mau ngajak kita." Kata Prita.
"Tuh kannn gue jadi lupa! Ayooo cepatt!" Ajak Vero.

Ketiganya berjalan dengan cepat. Kaila dan Prita menggunakan motor Prita untuk sampai ke tempat yang dimaksud Vero. Setelah sampai di rumah sakit,Kaila dan Prita semakin penasaran. Sampai pertanyaan yang akan mereka tanyakan pun sudah terjawab ketika melihat Kanaya yang terlihat acak acakan,mata sembab,dan pandangannya terlihat kosong. Dann jangan tanyakan bagaimana keadaan Raka sekarang,yang pasti keadaan laki laki itu bisa dikatakan sedang sangat buruk. Kaila bingung melihat mereka yang seperti sedang ah sudahlah sulit dijelaskan.

Prita dan Kaila mendekat kearah Kanaya,mereka mengusap bahu Kanaya seolah memberikan semangat. Prita tahu,ini pasti terjadi sesuatu pada Rizky. Sedangkan Kaila dia hanya bisa diam,tanpa tahu siapa yang ada di ruangan ICU itu.

Kaila mendekat ke arah Raka,dia menepuk bahu Raka. Raka pun menoleh dan mengerinyit heran. Seolah bertanya "Apa?"
"Sebenarnya ini ada apaa? Siapa yang ada di ruangan itu?" Tanya Kaila. Raka tidak menjawab pertanyaan Kaila. Kaila berdecak,dia bangkit dari duduknya sambil berkata,"Buat apa gue disini? Sementara gue pun gatau siapa yang sakit dan ada apa sebenarnya."
Vero mendekat kearah Kaila,dan menyuruh Kaila untuk duduk lagi.
"Rizky. Dia kecelakaan,gue butuh lo sebagai penyemangat Rizky." Kata Vero.
"Kenapa harus gue? Gue bukan siapa siapanya dia. Dan gue juga baru kenal dia kan?"
"Karena gue melihat dimata Rizky lo adalah seseorang yang spesial." Jawab Vero. Kaila pun mematung mendengar jawaban dari Vero.

"Kenapa harus gue Ky? Gue rasanya gak percaya. Karena kita baru kenal,gue rasa itu gak mungkin." Teriak Batin Kaila.

"So,lo masuk. Gue harap lo bisa bersikap yang seharusnya. Dan gue harap lo kasih Rizky dukungan." Kata Vero. Kaila bangkit dari duduknya dan masuk ke ruangan ICU.

Mendekat dan semakin mendekat. Kaila melihat seseorang yang sedang tidur. Aneh! Mengapa rasanya Kaila ikut menangis? Apa mungkin.. Ah tidak! tidak! Kaila mengelak itu semua.
Perlahan tapi pasti,Kaila menyapa Rizky.
"Haii."
Tidak ada jawaban
"Gue.. kesini mau kasih lo support. Gue yakin lo cowok kuat,gue yakin itu. Lo harus bangun,lo harus sembuh. Lihat! Sahabat lo semuanya khawatir sama lo. Apalagi Kanaya,dia sampe mikirin lo terus. Sampe nangis. Gue yakin lo pasti sembuh. So,jangan pernah menyerah yaa." Oceh Kaila. Kaila menghela nafas,dia tidak tahu harus bercerita apalagi. Jujur! Kaila benar tidak tahu caranya bercerita dengan lawan jenis seperti ini. Rasanya kaku.

"Yaudah,gue mau keluar dulu ya. Gantian soalnya. Besok gue kesini lagi,inget yaa jangan pernah menyerah. Gue yakin lo kuat." Kata Kaila

Kaila keluar dari ruangan itu,dan sekarang yang masuk ke ruangan itu adalah Vero. Harusnya Raka,tapi Raka tidak mau melihat kondisi Rizky,dia malu. Dia terlihat lemah saat Rizky membutuhkan dia. Dia akan menjenguknya nanti,jika dia sudah siap melihat keadaan Rizky.

Belum sempat Vero masuk,tiba tiba suara dari ruangan itu. Pertanda kalau pasien yang didalamnya semakin kritis. Dan suster yang berjaga disana terlihat panik dan mencari dokter. Semuanya ikut panik,dan Kanaya kembali menangis. Kaila mendekat,dan mengusap tubuh Kanaya.

Tidak lama setelah itu,dokter keluar dari ruangan.
"Bagaimana kondisi anak saya dok?" Tanya Gerry
"Kondisinya semakin kritis,mungkin pasien harus dibawa ke rumah sakit yang lebih besar. Rumah sakit khusus."

Semua yang berada disana semakin khawatir. Kanaya semakin mengeratkan pelukannya pada Kaila. Raka juga yang tadinya berdoa,sekarang terlihat sangat sangat kacau. Dia menonjok tembok rumah sakit. Vero dan Billy segera memeluk Raka. Mereka tahu,Raka sedang butuh itu. Raka sedang butuh support. Butuh pelukan.

"Udah Ka! Kalo lo semakin kacau,hancur kayak gini. Yang ada Rizky kecewa sama lo! Sekarang kita berdoa dan berjuang bersama sama." Kata Billy

"Yasudah dok! Tolong siapkan semuanya. Saya akan membawa anak saya kemanapun asal dia bisa selamat. Dia bisa sembuh." Kata Gerry. Dia melihat kondisi Fara dan Ghita mereka menangis sejadi jadinya. Dito menenangkan keduanya.
Gerry merasa dia kurang menjaga anaknya.

***

Aku cuma mau bilangggggg

Selamat ketemu di part selanjutnyaaaa!!!!

Jangan lupa Vote,komen and sharee yaa!!!!

Q & R (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang