BAB 1

7K 408 40
                                    

Bell tanda istirahat terdengar begitu indah bagi telinga para pelajar di sekolah. Mereka yang selama beberapa jam, otak dan pikiran nya disuguhi berbagi materi pelajaran yang membuat kepala mereka cenat-cenut, akhirnya bisa mengendurkan urat saraf di otak mereka. Menikmati waktu istirahat.

Guru mapel sedang membersihkan mejanya dari tumpukan buku-buku pelajaran yang tebalnya membuat kepala pelajar pusing jika melihatnya, dan berlalu keluar meninggalkan ruang kelas. Sebagian pelajar lari tunggang-langgang menuju kantin sekolah. Hanya beberapa Siswa dan Siswi yang sengaja menghabiskan waktu istirahat hanya di dalam kelas.

"Wali, mau ke kantin enggak?" ajak Angga teman sebangku Wali.

"Enggak, di kelas aja." Wali menjawab sambil memasukkan beberapa buku pelajaran ke dalam tas miliknya.

"Oh, ya udah," sahut Angga singkat seraya berlalu meninggalkan Wali yang masih duduk di bangkunya.

Wali memang jarang sekali pergi keluar saat jam istirahat. Ia lebih suka menghabiskan waktu istirahat untuk membaca buku pelajaran di dalam kelas, atau sekedar duduk saja di bangkunya.

"Woy kutu buku."

Salah satu teman sekelas Wali datang menghampirinya sambil mendorong bagian punggung Wali. Dorongan yang disertai dengan tenaga membuat Wali sedikit tersungkup ke depan, terkejut tentu saja, lalu menoleh pada orang yang baru saja mendorong dirinya.

Namanya Yuza, salah sorang siswa yang terkenal ganteng namun bandel, dan paling usil di kelasnya. Yuza adalah ketua kumpulan dari kelompok anak berwajah tampan, juga memiliki status kedudukan sosial lebih tinggi dari siswa lain. Menyusul kemudian dua teman lainnya datang menghampiri, berniat untuk mengganggu Wali.

Sikap Wali yang pendiam dan selalu mengalah membuat Yuza serta kedua temanya, kerap kali menjadikan Wali sebagai pelampiasan kejahilan mereka.

"Eh keong!" Yuza selalu memanggil Wali semau mulutnya berucap.

Yuza, yang kini duduk di atas meja di hadapan Wali, mendekatkan wajahnya tepat pada wajah Wali yang putih dan bersih. Matanya menyipit menatap dan mengamati secara intens permukaan wajah Wali yang kalem. Jarak wajahnya sangat dekat hampir tidak ada celah. Mata Yuza memperhatikan bibir Wali yang tipis dan merah alami, membuat Wali merunduk ketakutan.

"Kamu laki-laki apa perempuan sih?" Ledek Yuza sambil mendorong, menjauhkan wajah Wali dan membuatnya berdebar-debar karna kedatangan tiga jagoan ganteng yang terkenal begal dan selalu mengganggunya itu.

Entah kejahilan apa lagi Yang akan mereka lakukan kali ini, Wali seperti biasa hanya diam.

Ejekan Yuza terhadap Wali mengundang gelak tawa Bojen dan juga Odi yang sedang duduk pada satu korsi di sebelah Wali.

Yuza, Bojen, dan Odi, mereka tiga anggota anak ganteng yang sering memanfaatkan harta dan kekuasaan orang tua untuk bertindak semau mereka. Dan Wali yang selalu jadi incaran.

"Eh, kunyuk!"

Tangan Bojen mengalung pada pundak Wali, dan menariknya hingga kepala Wali menempel pada dada Bojen yang bidang. Membuat dada Wali makin berdebar tak menentu. Napasnya memburu tak beraturan.

"Kita bertiga penasaran sama kamu?" Bojen yang masih merangkul Wali melanjutkan bicaranya. Dan Wali hanya bisa diam tak berkutik.

"Hampir semua cowok di kelas kita sudah punya pacar, Bahkan teman kamu si mata empat itu juga punya pacar." Mata empat yang di maksud Bojen adalah Angga teman sebangku Wali yang tak pernah lepas dari kacamatanya.

"Kita cuma pingin tau kamu doyan perempuan apa enggak?" Dodi yang sedang duduk satu korsi dengan Bojen berbicara seraya telapak tangannya merahi dagu Wali dan mencengkeram. Membuat bibir manis Wali terlihat mannyun.

A-P-G (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang