Bab 15

1.7K 92 1
                                    

Meski matanya fokus menatap layar komputer, akan tetapi pikiran Sandro melayang, membayangkan wajah Wali saat ia mengabaikan sapaan cowok itu tadi pagi. Sungguh, di dalam hati, pria itu tidak sampai hati melihat Wali murung. Tapi apa boleh buat, ia harus bersikap seperti ini agar cowok itu tidak berharap banyak padanya. Selain dari pada itu, ia juga tidak ingin mengkhianati atau menyakiti perasaan Sandra yang begitu menyayangi Wali.

Sandro menghela gusar lantas menyandarkan punggung pada sandaran kursi putarnya. Ia berharap semoga Wali bisa mengerti bahwa apa yang mereka lakukan, apa yang dirasakan olehnya, itu tidak benar dan segera membuang jauh-jauh perasaan itu. Tapi anehnya ia juga gelisah, pasalnya jauh dari lubuk hati yang paling dalam, ia seperti tidak ikhlas jika nantinya Wali benar-benar melupakan perasaan itu padanya. Tidak hanya itu, ia juga kepikiran dengan hubungan intim yang pernah ia lakukan dengan Wali. Malah, hatinya gelisah, libidonya naik dan ada hasrat ingin melakukannya lagi tiap kali hubungan intim itu melintas di benaknya.

Ketukan pintu dari luar sana mengagetkan Sandro. Pria itu ditarik paksa dari bayang-bayang indah saat menggagahi Wali.

Sandro mendesah. “Masuk,” ucap pria itu.

Pintu ruangan Sandro terbuka dan terlihat di sana berdiri seorang wanita memakai seragam formal. “Maaf pak, ada yang mau ketemu pak Sand—“

“Sandro.”

Kalimat Selvi— Sekretaris Sandro, terpotong oleh seorang wanita— memakai mini dress ketak yang menampilkan keindahan lekuk tubuhnya, nyelonong begitu saja sambil mendorong punggungnya.

“Maaf ya, aku ke sini sekarang, habis aku enggak sabar pengen ketemu kamu.”

Sandro tersenyum datar memandangi Anita. Mantan pacar yang tadi malam resmi menjadi pacarnya kembali.

***

“Kamu beneran, enggak bisa ikut?”

Meski tidak keberatan Wali tidak mau diajak ikut bersamanya, tapi Sandra masih saja berusaha dan ingin memastikan. Gadis itu kini sudah berdiri di dekat meja Wali dan melihat cowok itu sedang mengemasi buku-bukunya ke dalam tas.

“Iya, maaf ya,” jawab Wali. “Lain kali, aku usahakan.”

“Ya Udah enggak apa.” Secara refleks pandangan Sandra menoleh pada bangku di paling pojok. Perasaan gadis itu mendadak tidak enak melihat bagaimana Yuza dan dua temannya menatap Wali. “Aku duluan ya, bang Sandro udah nunggu di depan gerbang katanya.”

Wali mengangguk dan tersenyum. “Iya, salam buat bang Sandro, ya.”

“Iya, kamu hati-hati, ya.”

Menatap sekilas pada Yuza dan teman-temannya, Sandra lantas memutar tubuh dan berjalan keluar kelas.

Di posisinya Wali terdiam menatap punggung Sandra. Siswa itu baru beranjak dari duduk setelah Sandra keluar dari kelas. Tidak lama setelahnya Yuza, Bojen, dan Odi mengikuti langkah Wali.

***

Menggunakan punggung tangan Wali mengusap peluh di pelipis. Sorot mata hari masih begitu terik dan terasa menggigit kulit meski waktu sudah menjelang sore. Sesekali Wali dibuat meringis di sepanjang perjalanan pulang ke kosan nya.

Wali menghela napas. Baru kali ini ia merasa gelisah hingga tidak mampu menyerap semua pelajaran di sekolah. Bahkan rasa gelisah oleh kenakalan Yuza, Bojen, dan Odi tidak bisa mengalahkan rasa gelisah yang ia rasakan saat memikirkan Sandro. Setiap detik setelah ia berhubungan intim dengan Sandro dan laki-laki itu lantas mengabaikannya, yang ada di otaknya hanya tentang Sandro, Sandro dan Sandro. Ingin rasanya ia berteriak, memanggil nama Sandro dan berharap sampai pada pria itu.

Mobil sedan hitam yang tiba-tiba saja berhenti di sampingnya menghentikan langkah Wali. Cowok itu terdiam dan langsung tersentak melihat Odi dan Bojen keluar dari mobil dengan tergesa. Jantungnya berdebar tidak karuan ketika dua cowok berseragam SMA itu tiba-tiba menyeret pergelangannya.

“Mau ngapain kalian?” panik Wali sambil berusaha melepaskan tangan Bojen yang menarik pergelangannya.

“Diem, ayo ikut.”

“Enggak mau, lepas Bojen!”

Wali berusaha meronta dan berteriak. Namun telapak tangan Odi yang tiba-tiba membekap mulutnya dengan sapu tangan membuat ia lemah dan akhirnya tak sadarkan diri.

***

Pdf lengkap Wali sudah ready ya ges. Bisa beli di WA dan di Karyakarsa. Harganya 27.500

Dan mohon maaf, cerita Wali di Watppad cuma sampai di bab ini saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan mohon maaf, cerita Wali di Watppad cuma sampai di bab ini saja. Terima kasih ges ya...

A-P-G (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang