"Mau enggak jadi pacarku?" Wali berkata sangat pelan.
"Apa?" Sandra belum mendengar dengan jelas kata-kata Wali.
"Sandra mau enggak jadi pacarku?" Akhirnya Wali mampu menaikkan nada suaranya meski sangat gugup.
Tentu saja Sandra terkejut. Akan tetapi cewek itu belum yakin dengan apa yang ia dengar. Cewek itu menyelipkan anak rambut di belakang telinga. Ia kemudian mendekatkan telinganya pada mulut Wali, ingin memastikan kembali kata-kata yang baru saja didengar olehnya.
"Maaf Wali bisa kamu ulangi sekali lagi, Aku masih belum jelas?"
Manik mata Wali melirik telinga Sandra yang kini jaraknya hanya beberapa senti dari bibirnya. Lantas entah kekuatan apa yang masuk dalam tubuh Wali, atau entah ia mendapat kiriman energi dari mana hingga mengusir semua rasa gugup dan takut pada dirinya. Sehingga kedua tangan Wali berani memegang pundak Sandra, dan menempatkan tubuh cewek itu berhadapan dan bertatapan dengannya. Lalu dengan tegas dan lantang Wali si anak cupu berkata.
"SANDRA MAU ENGGAK JADI PACARKU!?"
Suara lantang Wali mengundang perhatian semua siswa yang masih berada di ruang kelas. Hingga membuat tiga jagoan itu bengong dan terkejut. Mereka seakan tak percaya seorang Wali yang menurut mereka mempunyai kepribadian ganda mampu mengungkapkan cinta pada Sandra, sang primadona.
Kini, semua mata tertuju pada Wali.
Suasana kelas mendadak hening. Rasa penasaran menyelimuti para siswa. Mereka ingin tau lebih lanjut apa yang akan terjadi setelah Wali menyatakan cintanya pada Sandra. Gadis paling anggun di sekolah itu.
Sandra menyingkirkan kedua tangan Wali yang masih memegang pundaknya. Mata indahnya menatap tak percaya wajah polos Wali. Ia juga melihat kekhawatiran dan cemas pada wajah cowok itu. Ia tidak tahu, Wali menembak dirinya bukan dari hati, melainkan karna tantangan yang diberikan oleh tiga jagoan di kelasnya.
Cewek itu tersenyum menatap wajah innocent Wali. Kemudian ia memegang pergelangan tangan Wali, menuntunnya berjalan hingga sampai di depan papan tulis.
Kepala Wali merunduk. Rasa malu, cemas, dan takut menyatu menyerang dirinya, membuat jantungnya berdebar lebih kencang. Wali merasa sepertinya Sandra akan mempermalukan dirinya di depan teman-teman. Bagaimana mungkin gadis secantik Sandra, akan menerima si anak kuper dan miskin seperti dirinya. Ia pun sadar akan status sosialnya yang jauh di bawah teman-teman sekelasnya karna orang tua Wali yang cuma sebagai buruh tani. Ia bisa masuk sekolah favorit itu juga melalui jalur beasiswa. Karna hanya orang-orang berduit yang mampu menyekolahkan anaknya di sekolah bertaraf International itu.
Mungkin itu sala satu penyebab yang membuat Wali merasa minder. Jadi Wali yakin sekali Sandra tidak akan menerimanya. Meski sebenarnya Wali tidak menyukai Sandara bahkan semua makhluk yang berjenis kelamin wanita. Wali tidak tertarik.
"Bodoh,” Wali berbicara dalam hati. “Kenapa aku bisa masuk perangkap mereka lagi.” Wali merutuki dirinya sendiri.
"Teman-teman!” Kedua telapak tangan Sandra meja yang berada paling depan. Membuat para siswa mengalihkan perhatiannya padanya termasuk para siswa, dan siswi yang baru masuk kelas.
Jumlah siswa di kelas semakin ramai lantaran hampir semua masuk karna jam istirahat sudah hampir usai. Termasuk Angga teman sebangku Wali yang baru masuk ruangan kelas nampak terlihat bingung dibuatnya.
Wali semakin malu hingga palanya semakin dalam merunduk.
"Kalian tadi denger enggak?" Sandra menyebarkan pertanyaan ke semua siswa. "Aku ditembak sama Wali."
Siswa satu sekelas hanya diam, makin penasaran apa yang akan dilakukan Sandara terhadap Wali. Pun dengan tiga jagoan itu, mereka yakin sekali bahwa Sandra akan mempermalukan Wali.
Sandra melipat kedua tangannya di depan perut lalau berjalan perlahan mendekati Wali sambil menatap teduh Wali. Cewek itu berputar mengelilingi Wali yang masih berdiri dengan segala kecemasannya. Manik mata Sandra mengamati secara intens tubuh Wali dari ujung kepala sampai ujung kaki. Saat ia berada di hadapan Wali. Kedua tangannya terulur meraih tangan Wali dan menatapnya dalam.
"Wali apa enggak punya cara yang lebih romantis buat nembak cewek?" Suara Sandra terdengar begitu lembut bersama dengan senyuman yang memikat hati. "Apa kamu yakin, nembak aku?" Sandra mencoba meyakinkan Wali.
Wali masih belum berani menatap gadis berkulit kuning langsat itu. Ia tetap merunduk menatap kedua tangannya dalam genggaman Sandra.
Sandra melangkah dan berdiri di samping Wali, ia menyentuh pundak cowok itu hingga membuatnya merinding dengan sentuhan Sandra pada pundaknya.
"Teman-teman, mulai hari ini aku sama Wali adalah pacaran." Sandra berbicara dengan tegas sambil menyebar pandangan pada siswa yang masih bengong.
Pernyataan Sandara tentu membuat Wali tersentak hingga refleks menatap Sandra yang sedang menyebar senyuman pada teman-teman.
Berbagai macam ekspresi muncul dari wajah teman-teman kelasnya. Ada yang terharu, ada yang bahagia, ada banyak juga yang kecewa. Mereka bagi para lelaki tentu saja kecewa atas keputusan Sandra. Harapan mereka untuk mendapatkan gadis itu seakan sirna di hari itu.
Kini ruang kelas semakin ramai ketika tepuk tangan yang kemudian disusul pukulan meja bahkan berteriak, meresmikan hubungan Sandra dan Wali. Namun ditengah keriuhan itu, ada tatapan emosi dan dendam dari Yuza, Bojen, dan Odi. Tentu saja tiga cowok nakal itu tidak akan menepati janji— berhenti mengganggu Wali. Malah keputusan Sandra menambah kebenciannya pada Wali.
Secara refleks Wali menoleh ke arah tiga cowok ganteng itu dan perasaan tidak enak langsung ia rasakan ketika melihat wajah bengis mereka. Namun saat mengalihkan perhatiannya pada Sandra ia tersenyum melihat cewek itu begitu bahagia. Akan tetapi seketika senyumnya memudar saat tersadar ia sama sekali tidak mencintai Sandra. Seandainya ia cowok normal pasti ia akan bahagia. Ya, laki-laki mana yang tidak akan bahagia bisa mendapatkan cewek seperti Sandra.
Sayang sekali Wali tidak merasakan seperti yang laki-laki normal itu rasakan. Wali bingung apa yang akan ia lakukan setelah ini. Membayangkan berkencan dengan perempuan ia malah bergidik merinding.
Cast Yuza
KAMU SEDANG MEMBACA
A-P-G (End)
RandomGambar Cover by; @LikikChia desain By; @Oikhoe69 Pindah ke Karyakarsa