Fâmily Prinçëss

= 13 =

                     
                       

"Cerita ini memang sudah tamat,
tapi dimohon untuk meninggalkan jejak
sebagai pembaca yang budiman.
Terima kasih."

-Yuu-
            
               

🔸
🔸
🔸
🔸
🔸

"Family Princess"

🔸
🔸
🔸

written by:
@yona_fitria

🔸
🔸
🔸

♥ jangan lupa VOTE sebagai apresiasi ♥
♥ butuh komentar, bukan hanya NEXT ♥
♥ mohon maaf untuk kata-kata kasar ♥
                    

Latar, alur, dan penokohan
dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka.
Sengaja dibuat/ditulis untuk kebutuhan cerita,
tanpa ada maksud untuk menyinggung
atau menyakiti pihak manapun.
             
        
              

Happy Reading

🔸
🔸
🔸
🔸
🔸
           
           

[Flashback On]
              

"Ma, Pa."

Chanyeol dengan nafasnya yang tersengal membungkukkan badannya dengan kedua tangan yang menopang pada lututnya, dia menuju ke rumah sakit secepatnya, setelah mendapat kabar kalau adiknya ditemukan pingsan di sekolah.

"Eunha kenapa?"

Dua yang lebih tua saling bertukar pandang, dua pasang mata itu terlihat memancarkan kemarahan. Tapi sama-sama merasa enggan untuk meluapkannya, mereka tahu ini bukan salah anak sulungnya.

"Adik kamu, ternyata dia sering di-bully di sekolah."

Tetesan airmata berlomba turun, wanita paruh baya yang dipanggil Chanyeol dengan panggilan Mama itu merasa telah menjadi ibu yang buruk kar'na tidak tahu kalau putri kecilnya tersakiti selama ini.

Seragam yang berbau amis, sepatu yang sering hilang, baju olahraga yang robek, buku-bukunya yang rusak, bahkan akhir-akhir ini ada lebam di kaki dan tangannya.

Tapi bodohnya dia selalu percaya pada setiap alasan yang diberi sang putri, tanpa ada rasa curiga sedikit pun.

"Tuan Park, saya perlu bicara dengan anda."

Kedatangan dokter membuat Chanyeol menelan kembali kata-kata yang sudah berada di ujung lidahnya, ia menahan semua rasa kagetnya dan mengangguk pelan saat sang ayah memintanya untuk menjaga adiknya.

Kedua mata Chanyeol membola saat ia melihat keadaan adiknya yang jauh dari kata baik, satu kakinya dibalut gibs. Perban putih mengelilingi kepalanya, dan pergelangan tangan kanannya juga dibalut perban.

Perhatian Chanyeol langsung teralihkan kar'na suara isakan. Di sana, dia melihat sahabat adik perempuannya menangkup wajahnya, bahunya tampak bergetar.

"Dahyun?"

Chanyeol meraih pundak gadis itu, dan saat sang gadis mengangkat kepalanya dia justru menangis semakin kencang.