= 53 =

6.2K 592 73
                                    

_________________________
___________________________________

Jika kamu mencintai takdirmu apa adanya dan berpikir positif, maka
bahkan tanpa berpikir memanfaatkan teman untuk memperbaiki dirimu,
kamu bisa mengatasi keterbatasan dan menjadi orang yang hebat.
Itu adalah gagasan Ubermensch.”

-Woo Joo-
(Sky Castle)
___________________________________
_________________________

°
°
°

♡ Family Princess ♡

°
°
°

written by:
@yona_fitria

°
°
°

Happy Reading

°
°
°

Thank you for always supporting Me!

°
°
°
°
°°°°°°°°°°
     

(Author POV)
    

"Mata mereka bisa keluar dari tempatnya kalo kayak gitu." cibir Lisa.

Kris terkekeh, merangkul pundak Lisa dan menariknya mendekat.

"Mereka kagum sama lo." goda Kris.

"Ck! Emang gua artis."

"Lebih cantik dari artis." Kris mencolek dagu Lisa. "Plus gemesin...." lalu mencubit gemas sebelah pipi Lisa.

Lisa mendesis, menepis tangan Kris dari pipinya. "Gua udah bisa ngehajar orang loh, mau jadi yang pertama?!" ucapnya sambil mengacungkan kepalan tangan pada Kris.

"Jangan galak-galak, gak cocok sama look lo yang sekarang." seloroh Kris.

"What's wrong with my look?" heran Lisa.

Kris mengangkat kedua bahunya acuh. "You really look like a barbie, and barbie is not fierce."

Lisa memutar malas bola matanya, tidak ingin menanggapi ucapan Kris yang sekarang tengah terkikik sendiri seperti orang tidak waras.

Lagipula, Lisa sudah cukup kebal mendengar orang lain menyebutnya seperti boneka barbie atau bahkan memanggilnya barbie.

Ya, Lisa memang mewarnai rambutnya sebelum masuk sekolah. Dan warna rambutnya sekarang ini Jessica yang memilihkan, dan Lisa hanya bisa pasrah kar'na sang Mommy mengancam akan membatalkan izinnya untuk mengizinkan Lisa kembali sekolah. Meski Lisa tau ancaman itu tidak serius, tapi Lisa berpikir tidak ada salahnya menuruti keinginan Mommy-nya itu.

Bersyukurlah peraturan dilarang mewarnai rambut disekolahnya sudah dihapus sejak dua tahun yang lalu, itu kar'na Kris yang memintanya pada sang kakek. Kar'na pemuda tinggi itu sangat suka mewarnai rambut, dalam setahun bisa tiga hingga empat kali Kris mengganti warna rambutnya.

Lisa sedikit mempercepat langkahnya, meninggalkan Kris yang masih sibuk terkikik tidak jelas. Mengabaikan panggilan sang kakak yang menyerukan namanya, Lisa berjalan lurus sambil sesekali membenarkan poninya yang tertiup angin.

 Mengabaikan panggilan sang kakak yang menyerukan namanya, Lisa berjalan lurus sambil sesekali membenarkan poninya yang tertiup angin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fâmily PrinçëssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang