Chapter 12

25 6 4
                                    

Langit malam membuat suasana asrama tenggelam dalam keadaan yang gelap. Udara dingin menusuk badan, membuat Autumn menarik jaketnya berkali-kali. Tak henti-hentinya Autumn berkeling kamarnya. Hazalea yang melihat Autumn, merasa terganggu dengan kegiatan kakaknya.

"Ya,,,eunni! Berhentilah melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat! Aku sedang fokus belajar!" Protes Hazalea seraya menaikkan nada bicaranya.

"Ya! Kau tidak sopan, aku lebih tua darimu, walau kita hanya berbeda beberapa bulan. Lebih sopanlah! Lagi pula,, tumben kau belajar? Biasanya kau selalu meminjam handphone ku untuk teriak-teriak tidak jelas!" Balas Autumn.

"Tidak apa-apa,,,, mulai sekarang aku akan menjadi anak kebanggaan ayah!" Ucapan Hazalea yang terdengar sombong. Autumn hanya memutar bola matanya.

"Eunni,, tapi, kau terlihat menunggu seseorang. Apa aku benar?" Tebak Hazalea.

"Iya, aku sedang menunggu Harcel yang belum pulang dari sore ini." Jelas Autumn sambil berkeliling tidak jelas. Hazalea hanya mengangguk.

Tak lama kemudian, terdengar seperti suara pintu terbuka. Dengan cepat Autumn menuju pintu. Seperti orang yang menyambut tamu, itulah yang Autumn lakukan pada Harcel. Ternyata Harcel datang dengan beberapa kantong makanan ditangan sebelah kanannya.

Bukannya bertanya atau berbicara sepatah katapun, Autumn langsung menarik tangan kanannya Harcel.

"Eunni! Kau tau dari mana kalau Harcel akan membawa bulgogi?" Tanya Hazalea yang kagum. Mendengar pertanyaan Hazalea, Autumn hanya menarik senyum percaya diri.

Beberapa menit kemudian, Winter keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit dikepalanya. Karena melihat adik-adiknya yang heboh, ia langsung menuju keributan itu.

"Aigo, kalian dapat bulgogi dari mana?" Tanya Winter yang antusias. Autumn dan Hazalea mengarahkan jari telunjuknya ke Harcel bersamaan.

"Hmmm,,,, tapi, yang membeli itu bukan aku, tapi, Sanha. Ceritanya tidak terlalu panjang,,," Jawab Harcel dengan jujur. Harcel berusaha memutar kembali ingatannya.

20 menit yang lalu,,,,,
"Ya! Harcel! Tunggu!" Panggil Sanha saat Harcel ingin menuju asrama. Mendengar panggilan itu, Harcel langsung membalikan badannya.

"Tolong berikan ini pada saudara-saudara mu! Terutama Autumn, aku kasihan melihat si pendek itu terlalu bekerja keras." Kata Sanha, seraya menyodorkan sekantong makanan. Sanha memberinya seperti tidak iklas, ia memberinya tanpa senyuman.

"Kau iklas?" Tanya Harcel meyakinkan.

"Kenapa bertanya? Sudah ambil saja!" Balas Sanha.

",,,,,,,begitu ceritanya,,," cerita Harcel. Mendengar cerita Harcel, Autumn merasa selera makannya hilang. Ia meletakkan sumpitnya, lalu berjalan kekamar mandi.

"Ya! Kau tidak ingin makan ini lagi? Kau yakin?" Tanya Winter.

"Mendengar nama pemberi nya membuat perutku mual. Aku yakin! Aku sudah berpikir 1000 kali." Balas Autumn. Kata-kata Autumn membuat Winter dan Hazalea semakin semangat melahap makanan yang ada dihadapan.

Sesekali Autumn melirik Winter dan Hazalea menyantap makanannya dengan serius. Autumn terus membasahi dan menggigit bibirnya bagian bawah. Terlukis wajah kesal karena menyesal. Sesungguhnya ia sangat ingin makan bulgogi itu, tapi dia tidak ingin terlihat membutuhkan makanan pemberian si manusia tiang.

"Autumn,, aku, Harcel, dan Hazalea ingin mencari minuman segar, hanya beberapa menit,,,,tolong jaga tempat ini!" Pesan Winter kepada Autumn, sambil memperbaiki bentuk rambutnya, dan menarik jaket hitamnya diatas meja belajar. Sementara Autumn membelakangi Winter yang sedang berbicara

Uncertain LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang