Chapter 20

9 4 2
                                    


"Eunni!" Sapa keempat gadis  pada penjaga toko lukisan.

"ya!" Seru wanita itu.

"Eunni, maaf kami tidak ke tempat ini sabtu kemarin,,," kata Winter.

"Tidak apa-apa, memangnya apa yang terjadi sabtu kemarin?" Tanya wanita itu.

"Kemarin kami banyak masalah,," jawab Autumn.

"Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi. Oh, ya! Ini uang hasil lukisanmu,,," ucap wanita itu sambil menyerahkan selembar amplop pada Harcel.

"Terimakasih eunni! Aku membawa dua lukisan lagi."

"Ya! Kau tidak penasaran siapa yang membeli lukisanmu?" Tanya wanita itu pada Harcel.

"Kenapa harus penasaran? Bukannya yang membeli tidak hanya satu orang?" Balas Autumn.

"Iya,,, tapi ada seorang wanita paruh baya akhir-akhir ini tidak pernah lupa untuk membeli lukisanmu. Tampaknya ia mirip dengan Harcel dan Hazalea,,"

"Hahaha,,,,eunni bisa saja!" Jawab Autumn.

"Sudah lupakan saja. Oh! Aku tadi baru dari supermarket dan membeli beberapa makanan. Aku juga membelikan untuk kalian ambil saja disana,,," kata wanita itu, seraya mengarah kan dagunya ke arah meja sudut ruangan.

Autumn dengan semangat mengarah ke meja sudut ruangan, dan mengambil sekantong makanan.

"Terimakasih eunni!" Ucap keempat gadis itu.

"Tidak apa-apa. Lanjutkan saja kegiatan kalian yang lain." Balas wanita itu.

Keempat gadis itu pun pergi seraya mengucapkan terimakasih. Ya, wanita yang mereka temui di toko lukisan namanya Chaeyeon. Wanita itu sangat baik pada mereka, Chaeyeon tahu hidup yang mereka rasakan.

.

"Ayo kita makan-makan!" Saran Autumn.

"Ayo!" Jawab mereka bersamaan.

.

Jalan menuju tempat makan tidak terlalu jauh dari toko  lukisan. Keempat gadis itu masih membayangkan jika mereka makan makanan lezat. Sudah lama mereka tidak makan makanan lezat, karena sudah setengah bulan ayah siwon tidak mengirim mereka uang. Namun, rencana mereka tidak berjalan mulus. Tiba-tiba saja seorang pria bertopi dan jaket hitam membuat Harcel terjatuh dan mengambil amplop dari tangan Harcel.

"Ya! Berhenti!" Seru Autumn sambil berlari mengejar sang pencuri, diikuti dengan Hazalea.

Pria itu terus berlari, hingga akhirnya Autumn dan Hazalea menyerah untuk mengejar pencuri. Mereka tidak kuat lagi harus berlari secepat kilat seperti pencuri itu.

"Harcel-i! Kau tidak apa-apa?" Tanya Winter.

"Eunni,,, aku minta maaf karena aku kalian tidak jadi makan-makan,,,," keluh Harcel.

"Jangan khawatir,,, yang penting kau tidak apa-apa!" Winter merasa kasihan dengan saudari-saudarinya, seharusnya mereka bisa berlibur dengan senang, tapi yang ada hanya bencana.

"Sepertinya,,, perasaanku yang tidak tenang karena akan terjadi hal seperti ini,," gumam Autumn.

"Lebih baik kita lembali saja ke asrama, kasihan Harcel!" Saran Winter.

"Baiklah,,," balas Autumn dan Hazalea dengan wajah lemas.

Ketika keempat bersaudara itu beranjak akan kembali ke asrama, seorang pria menghentikan langkah mereka.

"Maaf,,, permisi, ini milik kalian,,,," kata si pria yang membuat keempat bersaudara itu berbalik badan.

"Harcel bukannya itu uang mu?" Tanya Winter.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uncertain LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang