Chapter 19

5 3 0
                                    


~~~

"Ya! Tunggu aku! Kau akan pergi ke sekolah tanpa mandi?" Seru Autumn sambil mengejar Harcel yang sudah memakai seragam sekolah. Autumn hanya mengikuti tingkah aneh Harcel.

"Tidak. Kenapa mengikutiku."

"Jangan pedulikan aku. Lalu? Kau mau kemana?"

"Mencari tempat nyaman!"

"Nyaman apanya? Bagaimana kita ke ruang kerja ayah? Disana kamar mandi lebih bersih dan harum." Saran Autumn. Harcel hanya tersenyum. Menandakan Harcel setuju dengan saran Autumn.

Ruangan kerja pemilik sekolah sangat luas. Di ruangan, lemari buku memenuhi sebagian ruang. Sebenarnya, ruangan ini sangat jarang digunakan, tetapi pembersihan dilakukan setiap hari.

7 : 00

"Bagaimana ini? Pasti gerbang sudah ditutup!" Harcel sibuk merapikan barang-barangnya. Autumn hanya tertawa mendengar alasan Harcel. Harcel pun membalas dengan mengkerutkan keningnya.

"Kau lupa kita dimana? Kita sudah di sekolah." Harcel tidak menanggapi perkataan Autumn.

Setelah Autumn dan Harcel selesai, mereka keluar dari ruangan dengan hati-hati. Jika ada seorang siswa yg melihat akan menjadi masalah besar, walaupun ruangan ini terletak di lantai tertinggi gedung.

Mereka pun sampai di lantai dasar, dengan perasaan tenang. Namun, rasa tenang itu hilang seketika melihat Sanha dan Jinjin datang menghampiri mereka.

"Lempar tasnya!" Bisik Autumn pada Harcel.

"Apa?"

"Sudah lempar saja!"

Harcel pun menuruti perintah Autumn. Ia melempar tasnya dan tas milik Autumn ke arah rerumputan lebat.

"Kenapa kalian disini? Tidak masuk kelas?" Tanya Sanha.

"Apa kalian terlambat?" Tanya Jinjin.

Sebelum Autumn menjawab pertanyaan Sanha, Jinjin mulai menambah pertanyaan.

"Tidak! Kami tidak terlambat! Lihat! Kami tidak menyandang tas kan? Itu berarti kami tidak terlambat. Lagi pula kalian melihat kami terlambat di gerbang? Tidak kan?" Kebohongan  Autumn membuat Sanha dan Jinjin tidak curiga.

"Lalu kenapa kalian masih disini?" Tanya Jinjin. Mendengar itu, Autumn menyenggol lengan Harcel.

"Memangnya kami tidak boleh mengunjungi ruangan kerja ayah kami?" Kebohongan kedua dari Harcel. Sanha dan Jinjin mengangguk.

"Kalau begitu kalian ke kelas sekarang!" Perintah Jinjin.

Harcel dan Autumn tertawa. Sanha pun menunjuk kelas dengan dagunya. Autumn membalas dengan membuat tangannya seperti nempersilahkan kedua pria itu untuk terlebuh dahulu. Jinjin dan Sanha pun jalan terlebih dahulu.

"Bukankah itu terlihat mencurigakan?" Gumam Jinjin.

Autumn segera mengambil tasnya dan milik Harcel. Mereka pun berlari ke kelas dengan kencang.

Karena guru belum memasuki kelas, kedua wanita itu pun semakin cepat berlari sebelum Jinjin dan Sanha melihat. Namun, semua itu sia-sia, Sanha dan Jinjin sudah berada di depan pintu.

"Baiklah, dua kebohongan." Ucap Jinjin.

"Kami akan jelaskan!"

Dari dalam kelas semua mata siswa tertuju pada Autumn dan Harcel.

"Eunni! Mereka terlambat." Seru Hazalea seraya menunjuk dengan jari telunjuknya.

"Ya ampun! Apa yang mereka lakukan!" Keluh Winter.

Uncertain LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang