Press 🌟 n comment yaw ^^
Happy reading
***
Udara malam yang dingin bukan hambatan untuk menikmati suasana di penghujung hari. Meski langit polos tak berbintang, cahaya lampu jalan dan pemukiman menjadi penerang yang patut dikagumi.
Tatapan Alfan tak lepas memandang wajah Nalindra dari samping. Gadis itu sedikit lebih anggun dengan balutan dress hijau tosca dengan tali kecil yang melingkari pinggangnya. Riasan Nalindra tak begitu berbeda dengan kesehariannya. Mungkin hanya memakai lip balm yang sedikit lebih berwarna meski bibir Nalindra sudah pink alami.
Hari ini berjalan lancar dan sukses. Alfan dan yang lainnya pura-pura lupa dengan ulang tahun Hesti. Mereka sibuk sendiri dan cenderung mengalihkan topik ketika Hesti memancing mengenai hari kelahirannya. Ibu dua anak itu tampak bahagia sekaligus haru mendapat perayaan ulang tahun yang begitu berkesan.
"Antisipasi. Gue gak mau disalahin kalo lo masuk angin." Alfan menyampirkan jas miliknya di pundak Nalindra.
Sedikit bingung ketika Nalindra tiba-tiba meminta berhenti di atas jembatan menuju perjalan untuk mengantar gadis itu pulang. Terlebih mereka tak melakukan apa-apa selain memandang lampu-lampu kota yang menghiasi gelap malam.
"Tinggal dua minggu, 'kan?"
Alfan mengernyit. "Apa?"
"Perjanjian konyol kita." Nalindra terkekeh.
Lain dengan Alfan yang terdiam. Semua akan berakhir dalam hitungan hari. Harusnya Alfan merasa baik-baik saja dan melanjutkan kehidupannya seperti semula. Tetapi, dihadapkan pada kenyataan bahwa kebersamaannya bersama Nalindra hanya sesaat, menghadirkan ketidakrelaan di sudut hati Alfan. Rasanya sulit melepaskan Nalindra seperti rencana awal.
"Kenapa? Lo pengin lama-lama deket sama gue, ya?"
Alfan berupaya mengendalikan diri. Ia tak ingin menjilat ludah sendiri jika menuruti keinginannya untuk memaksa Nalindra tetap tinggal di sisinya. Alfan salah mengira. Berpikir bahwa perasaannya terhadap gadis itu akan pudar dalam waktu singkat. Nyatanya berbanding terbalik. Rasa itu semakin tumbuh dan berkembang hingga sulit Alfan kendalikan.
"Justru gue ingin mengakhirinya cepat-cepat. Keuntungan apa yang lo dapat dari ini semua? Tiap hari gitu-gitu aja. Gue nemenin lo sampe sore terus melakulan pekerjaan remeh." Nalindra memutar badannya. Menghadap Alfan.
"Perjanjian bodoh itu hanya alasan untuk mendapatkan lo kembali. Bukannya hari itu gue bilang lo bakal jadi milik gue lagi."
"Hari itu?" tanya Nalindra.
"Waktu gue ngebuang sepatu lo di halaman belakang sekolah."
Nalindra berdecak. Seolah dipaksa mengingat kejadian yang menyebalkan. "Tunggu, maksud dari kata 'jadi milik gue' apa?
"Niat awalnya gue cuma pengin jadiin lo boneka gue lagi, kayak dulu. Sialnya gue malah jatuh hati sama orang yang hendak gue jadiin tumbal."
Alur hidup memang tidak bisa tebak. Sedetik ke depan pun tidak bisa diperkirakan akan seperti apa. Perasaan dan hati seorang dapat berubah tanpa disangka-sangka. Semuanya tunduk dihadapan takdir dan kehendak-Nya tanpa syarat.
"Kenapa lo ingin segera mengakhiri perjanjian kita?" Alfan bersidekap dada.
Logika dan hatinya berbenturan. Suara di kepalanya menyuruhnya berhenti. Membiarkan Nalindra pergi. Dengan begitu akan lebih mudah bagi Alfan untuk melupakan gadis itu serta menghapus perasaan bodoh yang seharusnya tidak ia biarkan tumbuh. Tapi, hatinya menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Troublemaker
Teen Fiction⚠ RE-MAKE STORY!!! SILAKAN FOLLOW SEBELUM BACA. ⚠Highest rank #1 in pretty #1 in jirayu #1 in kao #2 in VS #2 in Mario *** Dend...