📌 Bicara

1.9K 305 5
                                    

Chanyeol bingung bagaimana cara untuk mengembalikan wujud Wendy menjadi sebuah bidak catur lagi. Bahkan Chanyeol mengganggap kejadian itu adalah sebuah kecelakaan.

Wendy masih menatap Chanyeol, tetapi dia berusaha untuk tidak marah kepada Chanyeol. Akhirnya Wendy menenangkan dirinya dengan cara duduk di ujung ranjang. Chanyeol pun menghampirinya dan duduk berdampingan.

Mereka berdua duduk di ujung ranjang dengan pandangan mereka mengarah ke arah jendela.

"Apa salju pertama sudah turun?" tanya Wendy yang melihat malam sudah mulai semakin gelap dari jendela.

"Sudah" jawab Chanyeol dengan singkat.

"Kenapa kamu tidak membangkitkanku saat akan turun salju pertama?" tanya Wendy yang melihat ke arah Chanyeol.

"Mana ku tahu kamu akan berubah menjadi seorang manusia" jawab Chanyeol yang melihat ke arah Wendy.

"Jika kamu tahu aku akan berubah, kamu akan membangunkanku lebih cepat?" tanya Wendy dengan penuh harapan.

"Tidak akan, aku akan membuang bidak rook itu. Dan kamu tidak akan pernah berwujud seperti ini" seketika harapan Wendy langsung Chanyeol bantingkan ke dasar jurang yang sedasar-dasarnya.

"Jahat!" Wendy langsung cemberut dan melipatkan kedua tangannya.

"Maaf" Chanyeol terkekeh kecil melihat Wendy seperti itu.

"Apa kamu tidak dingin? Ini musim dingin, hari ini 5°celcius. Secara kamu memakai gaun sependek itu" Chanyeol melihat prediksi besaran suhu di ponselnya kemudian melihat pakaian Wendy yang terlihat sangat pendek.

"Emmm,, sebenarnya itu karena kamu sudah menyalakan pemanas. Tetapi aku dingin juga, karena pakaian ini. Dan aku berusaha menahan, karena malu berkata bahwa aku kedinginan" tuturnya yang memperhatikan pakaian yang digunakan.

"Bahkan kamu tidak ingin menganggapku teman" lanjut Wendy yang tertunduk.

Chanyeol berdiri dan mengambil selimut kecil dari lemari nya. Kemudian Chan menutupkan selimut kecil itu di atas paha Wendy.

"Kenapa tidak bicara sejak tadi?" tanya Chanyeol yang berjongkok di depan Wendy. Chanyeol mendongakkan kepalanya untuk bisa menatap Wendy.

"Sudah ku bilang, bahwa kamu tidak ingin menganggapku teman sama sekali" ulang Wendy dengan ekspresi marah. Chanyeol menatap wajah Wendy lebih serius.

"Kenapa kamu marah? Aku tidak takut sama sekali. Kamu terlihat menggemaskan ketika marah" ujar Chanyeol yang tertawa kecil, dengan refleks Wendy menendang Chanyeol dan berhasil mengenai perutnya.

"Hey! Sakit" rintih Chanyeol yang memegang perutnya, hingga dia duduk di lantai yang sebelumnya dia berjongkok.

Wendy tidak peduli, Wendy marah kepada Chanyeol. Pokoknya marah, tidak ingin berbaikan rasanya. Karena Chanyeol terlihat menjengkelkan.

"Jangan jadi pemarah, kamu ingin tua sebelum waktunya? Ingin tidak cantik lagi?" tanya Chanyeol yang duduk tepat di depan kaki Wendy.

"Tidak mau" lirih Wendy, Chanyeol tersenyum.

Chanyeol meraih kaki Wendy dan melepaskan sepatu tinggi yang Wendy kenakan. Mulai dai melepaskan sepatu kiri, dan beralih melepas sepatu kanan.

Chanyeol mengganti sepatu tinggi itu dengan sendal tidur yang ada di laci ranjangnya.

"Kakimu akan sakit jika terlalu lama menggunakan heels. Jadi gunakan sandal ini ketika dirumah" kata Chanyeol yang memasangkan sandal tidur.

"Ini punya siapa?" tanya Wendy.

[✔] the pawn chess and princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang