📌 menyakiti

984 180 1
                                    

Tjieee.. Penonton kecewa..

Padahal belum tahu gimana kesananya.. Aeeelaaahhhhh..

Nanti aku kasih surprise kok :v

Joohyun disini Irene yaww..

Happy reading, jangan lupa klik tombol bintang diujung kiri dan komen 💙💙💙💖💖💖


Joohyun melihat Wendy yang sedari tadi duduk di sofa ruang tamu, matanya terus menjelajahi langit-langit ruangan. Joohyun tidak berani bertanya, ya itu karena dia tidak mengenal seperti apa Wendy. Orang yang tiba-tiba Chanyeol titipkan.

"Joohyun, bolehkah aku minta makan?" tanyanya dengan polos.

Joohyun terkejut, dan melihat Wendy memegang perutnya.

"Ingin apa?" tanya Joohyun.

"Aku ingin nasi dan ikan" jawabnya.

Joohyun menggangguk dan segera menggoreng ikan untuk Wendy. Karena Joohyun suka memasak, otomatis akan banyak sekali bahan yang bisa dimasak.

Tidak lama setelah itu, Wendy menghampiri Joohyun dan duduk di kursi yang ada di dapur.

"Lapar" keluhnya.

"Apa Chanyeol tidak memberimu makan?" tanya Joohyun.

Wendy menggelengkan kepala "aku tidak makan nasi tadi"

Joohyun hanya mengendus sebal, ini sudah hampir larut malam. Tapi Chanyeol tidak memberi nasi, kucing saja pasti sudah kelaparan. Apalagi manusia.

"Apa masih lama?" tanya Wendy yang terus melihat Joohyun sibuk dengan alat dapurnya.

"Aku sedang memindahkan nasi, tunggu sebentar" kata Joohyun. Wendy hanya mengangguk mengerti.

Setelah itu Joohyun menjamu dengan beberapa hasil masakannya.

💫💫💫

"Tuan Chanyeol" panggil Jinyoung.

Chanyeol terlihat lelah hari ini, dia hanya diam berdiri di balkon apartemennya. Menikmati pemandangan malam dengan terangnya sinar-sinar gedung pencakar langit di kota Seoul.

"Kenapa?" tanya Chanyeol.

"Ingin pergi ke sauna?" tanya Jinyoung.

Ketika Chanyeol merasa dirinya tertekan, dia selalu ingin diam di sauna atau pergi ke kedai kue beras yang jauh dari apertemennya.

"Tidak" jawabnya.

"Nona Wendy dimana?" tanya Jinyoung.

Chanyeol berbalik, dia berhadapan dengan Jinyoung.

"Dia sudah ku amankan di rumah Joohyun, jangan katakan apapun dan kepada siapapun tentang dia" ujar Chanyeol yang pergi dan menepuk bahu Jinyoung.

Jinyoung mengekori Chanyeol "Tuan, hari ini terlihat begitu pucat. Apa besok masih ingin pergi bekerja?" tanya Jinyoung.

"Jika aku sehat besok pagi. Aku akan bekerja" kata Chanyeol yang masuk ke kamarnya.

Jinyoung heran, tidak seperti biasanya Chanyeol terlihat lelah seperti ini dan tanpa ada gairah hidup.

"Tuan, jika butuh apa-apa. Hubungi saya, saya izin pulang!" teriak Jinyoung dari luar kamar Chanyeol.

"Ya, pulang saja. Ini sudah larut malam!" teriak Chanyeol dari dalam.

Jinyoung pun pulang ke rumahnya, kini tinggal Chanyeol sendiri di rumah. Besok adalah hari keempat Wendy tinggal di rumahnya.

Jika Chanyeol menikmati harinya dengan Wendy. Maka waktu akan berlalu dengan cepat, Chanyeol tidak ingin. Dan dia masih ingat ketika Wendy berkata bahwa selamanya dia ingin bersama Chanyeol.

Tubuh Chanyeol sudah di selimuti oleh selimut tebal, tatapannya mengarah ke jendela kamarnya. Dia berfikir tentang apa yang Wendy lakukan di rumah Joohyun.

Tidak lama setelah itu, ponsel Chanyeol bergetar. Ada 2 pesan masuk.

Joohyun
Chan, Wendy terus merengek ingin pulang ke rumahmu. Bagaimana ini?

Somin
Aku akan memberitahu ayah, untuk menyegerakan pernikahan kita!

Chanyeol hanya mengendus, dia menaruh kembali ponselnya tanpa membalas pesannya.

"Harusnya, jika aku akan menikah dengan Somin. Lebih baik 14 hari lagi kan? Saat Wendy sudah tak ada" ujarnya.

"Karena aku tidak ingin melukai hatinya" lanjut Chanyeol.

💫💫💫

Chanyeol kembali bekerja seperti biasa, tujuan utamanya supaya beban pikiran dia terlupakan karena sibuk nya pekerjaan.

"Pak Chanyeol, saya butuh tanda tangan bapak untuk menyetujui pembelian beberapa bahan. Karena Ibu Seo sudah mendesain pakaian baru" ujar Manager Pemasaran.

Chanyeol hanya mengangguk dan melakukan apa yang manager itu inginkan. Setelah melakukan beberapa pekerjaan seperti menandatangani, survey, memeriksa para pekerja, dan sebagainya. Chanyeol pergi ke atap perusahaan.

Sendirian.

Dia tak ingin diganggu siapapun, termasuk Jinyoung.

"Boleh rindu?" tanya Chanyeol yang berdiri sendiri di atap, dan pastinya dia bermonolog.

"Tidak, dia bukan siapa siapa"

"Tapi racun apa yang sudah dia berikan? Sejahat apa karakternya? Hingga 1 hari tanpanya, kenapa aku rindu? Apa yang membuatku candu terhadap dia?" tanya Chanyeol pada dirinya sendiri.

"Dia jahat, dia membuat rindu" ujar Chanyeol.

"Rindu Wendy ya?" tanya Baekhyun yang tiba-tiba muncul.

Chanyeol menoleh sekilas, lalu Baekhyun menghampirinya.

"Bawa saja dia kesini" ujar Baekhyun.

"Sama saja dengan bunuh diri" pungkas Chanyeol.

"Bunuh diri? Bukankah rindu juga nama lain dari menyakiti diri sendiri?" tanya Baekhyun.

Chanyeol hanya membuang nafas kasar, Baekhyun benar. Maklum, Baekhyun terkenal dengan bucinnya. Jadi dia lebih mengerti.

"Bahkan kamu tidak membalas pesan Joohyun" kata Baekhyun. "Semalaman aku ditelepon dia untuk menenangkan Wendy yang merengek"

"Bernarkah?" tanya Chanyeol.

Baekhyun mendekat "lihat saja riwayat teleponku" Baekhyun menunjukkan ponselnya.

Dan ternyata selayar ponsel Baekhyun penuh dengan panggilan masuk dari Joohyun.

"Jika dia meneleponmu, katakan aku rindu pada Wendy" ujar Chanyeol.

[✔] the pawn chess and princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang